:: see more gadget at the bottom of the page ::

Thursday, October 22, 2009

"Well done is better than well said"
Benjamin Franklin

Yeah, rite. I found it's very difficult to do as what I've wrote on my previous postings...:p.

Gak mudah menghilangkan pikiran2 negatif kalo badan lagi sakit, gak mudah mengerti kalo jalan terbaik dari Tuhan adalah 'mengambil' orang tua yang kita sayang, gak mudah untuk mengangkat badan ini dari tempat tidur dan menikmati sejuknya udara pagi....

Hidup ini memang proses belajar ya....ada teori ada praktek. Dua item penting yang harus berjalan selaras gak boleh berat sebelah.

Hope I'm not talk too much....:p

Saturday, October 17, 2009

Good Morning....

"Early to bed and early to rise makes a man healthy, wealthy and wise"
Benjamin Franklin


Seperti biasa, seperti pagi2 yang lain, aku terbangun jam 4.30 am (kadang2 sih lebih subuh) oleh alarm rengekan si kecil yang mulai kelaparan pertanda minta 'ngedot' :p.

Biasanya gak pernah perhatiin langit, karena sementara nungguin Rainer minum susu, aku merem. Lumayan kan bobo2 ayam 5 menit :). Dan begitu urusan susu menyusui kelar aku tidur lagi stengah jam. Baru bener2 bangun jam 6 pagi.

Matiin lampu2, menggeser gordyn dan menyangkutkan tali kaitnya, buka pintu depan, melakukan apa yang biasa dilakukan oleh ibu2 rumah tangga. That's it. Boro2 menikmati suasana baru pagi hari, melihat2 aja lebih dari 1 menit gak sempet a.k.a gak pernah disempet2in :p.

Melihat dari jendela kamar juga gak pernah. Mau lagi di rumah atau di hotel selalu begitu apalagi gordyn kamar selalu kita tutup.

Tapi kali ini berbeda. Gordyn kamar hotel gak kita tutup. Entah lupa, entah kecapean, entah karena semalam masih asyik lihat keramaian kota Bandung dari kamar atau karena letak kamar kita yang berada di lantai 10 hotel Novotel, jadi kita pikir gak mungkin lah ada orang iseng ngintip2,...atau mungkin juga karena ketika tiba di Bandung kemaren sore kita udah dihebohkan dengan berita ada gempa (lagi) yang pusatnya di Banten dengan kekuatan 6.4 SR, jadinya sempet serem gitu, berpikir bahwa kalau ada apa2 kita bisa loncat, eh...enggalah, make sure dengan ngintip ke luar kamar hotel :D *mmm...mungkin gak sih sempet2in ngintip keluar jendela kalo gempa bener2 terjadi. Kayaknya gak mungkin...:)*

Pastinya sih karena gordyn kamar gak ditutup aku jadi bisa lihat perubahan warna langit dari mulai jam 5am. Cantik banget. Langit yang semula gelap perlahan2 bergradasi dengan warna abu2 muda dan biru muda. "Lihat deh Ry, langit mulai terang. Udah pagi nih," kataku pada Ryan yang ikut2an terbangun. Terlihat satu sisi langit mulai berwarna kuning lembut. Tanda matahari akan segera menampakkan diri. Aku melirik jam tangan yang kuletakkan di meja nakas samping tempat tidur. Benar dugaanku, udah jam 6.

Rasanya udah lama banget aku gak melihat dan menikmati pagi seperti ini. Walaupun hanya dari dalam kamar, tapi suasananya 'dapet'. Mungkin karena kamar kita diatas juga, jadi terasa dekat dengan langit *lebay deh :p*.

Aku jadi inget dulu waktu masih remaja gitu, mami selalu mengajak aku untuk bangun pagi, libur atau gak libur. Kata mami udara pagi bagus untuk paru2. Segar. Bersih. Bebas polusi. Selain tentunya untuk kasih tau aku kalau orang tuh gak boleh jadi pemalas. Bangun siang buat mami identik dengan pemalas. Mami selalu ngatain "bonto" kalo aku bangun siang, yang sampe sekarang aku gak inget juga artinya apa. Pokoknya kalo suka bangun siang ya sebutannya 'bonto' :p.

Walau begitu tetep aja aku lebih suka dan lebih sering berada di tempat tidur, menghangatkan diri dalam balutan selimut. Enak banget, nyaman sekali....

Tapi, belakangan aku mulai suka menikmati indahnya pagi hari. Dalam keheningan aku seperti dapat merasakan kehadiran Tuhan. Dan secara otomatis bersyukur atas keberadaanku.

Ngga terhitung udah berapa banyak pagi yang aku buang karena kemalasan dan keenggananku meninggalkan tempat tidur. Tetapi, betapa aku sangat bersyukur karena masih bisa diberi kesempatan merasakan nikmat hidup ini melalui terbitnya pagi.

Thank you Lord :).

Friday, October 16, 2009

A Year Has Passed By...

Bersiap2 ke Bandung. Kebaktian satu tahun meninggalnya mami papi.

Setelah pro dan kontra mau diadakan atau tidak, akhirnya kakak aku dari Manado datang dan mengkoordinir acaranya.

Lega deh.

Padahal mami papi udah gak di dunia ini lagi. Mereka gak tau kita bikin kebaktian buat mereka atau tidak. Mereka juga nggak tau kita berkunjung ke makam mereka, membawa bunga yang cantik2 atau gak. Mereka gak peduli lagi bahkan walau mereka mau. Mereka gak bisa dengar kata, "i love you mom, i love you pap," yang sering aku desahkan pelan...atau kenceng juga. Mereka gak tau aku punya blog ini yang aku buat setelah mereka 'pergi', yang sebagian besar isinya adalah ungkapan perasaan aku untuk mereka.

Mereka udah berupa jasad. Gak tau apa-apa lagi.

Tapi, anehnya...aku senang kalo setiap nyekar bawa bunga warna kuning, warna kesukaan mami. Bunga2 yang harganya agak mahal, yang ketika dia hidup rasa2nya blum pernah aku berikan. Aku puas kalo bisa menyiapkan konsumsi untuk acara2 peringatan meninggalnya mami papi dengan baik. Aku merasa bersalah kalau tidak ada kebaktian dan itu sebabnya sekarang aku lega karena kebaktian satu tahun jadi diadakan.

Malam ini akan menjadi hari pertama aku menginjakkan kaki lagi di rumah mami papi sejak November 2008.

Gak mau ngebayangin bagaimana rasanya berada di rumah peninggalan mami papi. Walaupun kenangan di rumah itu gak terlalu banyak karena dulu kita sering berpindah2 kota dan rumah, tapi itu rumah terakhir mereka ketika masih hidup. Rumah yang dibeli dan direnovasi dari hasil keringat papi selama ini. Rumah kebanggaan mami papi. Yang sengaja mereka bangun dengan jumlah kamar sesuai jumlah anak2nya, supaya ketika mereka pensiun nanti anak2 bisa tetap kumpul disana. Rumah yang berada di kota Bandung, kota pilihan anak2 mereka. Bukan kota Manado, tempat lahir papi atau kota Tegal tempat lahir mami. Tetapi, yang ternyata mereka dapati sepi karena semua anaknya tinggal terpisah dan beberapa berada di kota lain...sigh.

Semoga nanti aku gak terlalu sedih. Semoga nanti kesedihanku berganti dengan sukacita. Semoga penyesalanku bisa berkurang. Semoga.....

Dalam suatu persekutuan doa yang aku ikuti, Pendetanya bertanya: hal apa yang paling kita syukuri kita miliki dalam hidup kita? Aku berpikir. Dan aku menemukan jawabannya adalah.....orangtuaku.

Ya, orangtuaku. Mereka adalah hal yang paling aku syukuri aku miliki di dunia ini. Tanpa mereka aku gak mungkin ada. Tanpa kasih sayang mereka aku gak akan bertumbuh menjadi aku sekarang. Tanpa kesabaran mereka aku gak akan pernah selesai belajar menjadi manusia. Tanpa pengertian mereka aku tidak akan pernah bisa mengerti orang lain. Tanpa didikan mereka aku akan selalu menganggap kejahatan harus dibalas dengan kejahatan. Menyesal, aku baru menyadari dan mengakuinya sekarang.

Ampun deh...kenapa juga penyesalan harus datang belakangan yaaah....

Buat yang masih punya orang tua, apapun keadaan mereka, kekurangan mereka, mereka cuma manusia biasa sama seperti kita. Terimalah mereka apa adanya. Sayangi mereka, terlebih saat mereka tua. Karena kita pun kalau diberi umur panjang akan mencapai masa tua itu. Masa yang membuat kita letih karena kekuatan tubuh kita melemah, kemampuan organ2 tubuh kita berkurang, kemampuan berpikir dan mengerti yang sudah mencapai batas maksimum sebagai orangtua *sehingga bukan tidak mungkin kita akan dibuat bingung melihat tingkah anak muda generasi berikutnya, sama seperti kebingungan yang kita buat pada orang2tua kita sekarang ini*, semangat yang memudar, dan apa lagi...you name it.

Tapi pleasee.....mereka, orang2 tua, bukannya tidak punya semangat lagi. Kitalah yang sering mematahkan semangat mereka. Mengatakan mereka sudah tua, sebaiknya tidak usah begini tidak usah begitu. Mentertawakan bila mereka mempunyai mimpi. Mengurung mereka di rumah dengan tugas menjaga cucu. Mencegah mereka bepergian dengan alasan rumah adalah tempat teraman buat mereka. Membuat mereka menjadi orang tua seperti 'cetakan' / steorotip yang udah ada selama ini. Tubuh mereka memang lemah, tapi jiwa mereka gak pernah berubah. Jiwa mereka akan mati kalau anak2 mereka tidak mencintai, menunjukkan rasa hormat dan penghargaan yang layak buat mereka.

.............

Semoga dosa2ku diampuni.

Thursday, October 15, 2009

Never think delay...

"You may delay, but time will not"
Benjamin Franklin


Belakangan lagi sering terlambat anter Ryan ekskur.

Entah, keenakan karena bulan ini dia masuk shift siang, sehingga separuh pagi hari bisa aku gunakan untuk browsing internet, sekedar santai aja atau praktekkin resep masakan Ny. Liem (yang menurut aku dari sekian banyak buku2 resep masakan, buku resep milik Ny. Liem adalah yang paling 'bener'. Hasil rasa masakannya 'gak bo'ong' buat aku yang masih *juga* belajar masak. Enak dan pas. Dibandingkan buku resep masakan lainnya, yang udah capek2 dipraktekkin ternyata rasanya....huuu...jauh banget. Bikin bete aja :p).

Aku pikir aku bisa atur waktu. Bersiap2 mandi, dll 30 menit sebelum batas waktu maksimum untuk nganter Ryan tiba. Dengan gerakku yang gesit aku pasti bisa mengungguli gerak si jarum panjang yang terlihat bergeser pelan per satu kali detakan.....tek.

Seperti di film2 action tuh. Bom yang tinggal beberapa menit lagi meledak tetap masih bisa dijinakkan, padahal sebelumnya si tokoh utama masih harus beradu otot dulu alias fight sama bad guys-nya atau apalah situasi kritisnya yang disuguhkan oleh produser, oleh the movie maker. Sepertinya waktu menunggu 'banrol'nya (istilah jadul untuk si jagoan, tokoh utama, tapi gak tau spell-nya gimana ;p). Seolah memberi kesempatan pada si patriot berjubah putih untuk menyelesaikan pertarungannya dan menjinakkan bom. And at the end, as you can guess, good guys always win :).

Pikiran yang amat sangat bodoh, berkiblat pada film2, karena pada kenyataannya aku gak pernah berhasil mematahkan waktu yang hanya setengah jam. Aku butuh lebih dari 30 menit, karena selalu saja ada godaan untuk melakukan hal2 lain sebelum mandi dan bersiap2, misalnya: buka fb, baca update status temen2, nimbrung isi kolom komentar, etc, etc. Kalo udah begini ceritanya jadi paaaanjaaaang dan laaamaaaaa.....:p

Hasil akhirnya ya udah ketebak: terbirit2 masuk mobil.

Rencana pengen sayang2 mobil dengan tidak kebut2an jadi hanya tinggal rencana, karena mau gak mau gas harus dikencengin demi untuk bisa meminimize jam terlambat Ryan sampe di sekolah, heheheee....:p.

Manfaatkan waktu.

Seharusnya 24 jam itu bisa diisi dengan banyak hal, asal kita gak menunda2 kerjaan.

Berdoa, baca Alkitab, baca renungan pagi.....hal2 yang sering banget aku abaikan dan kalo ingetpun dilakukan sambil nyambi.....*hehee, biar Tuhan dan aku aja yang tau :p*.

Yah, semoga seringnya aku keteteran dengan waktu bulan ini bisa aku perbaiki. Start from today! Okeh, ngeblognya udahan dulu ya....

Wednesday, October 14, 2009

merah, kuning, hijau.....

Enak juga rasanya pake baju dengan warna yang lebih cerah: pink, orange, kuning....:). Rasanya lebih fresh dan lebih 'hidup' setelah bertahun2 lebih suka dengan outfit warna netral.

Waktu kerja dulu pernah juga sih, sekali, pake baju warna pink ungu gitu, dan hasilnya.....sepanjang hari itu teman2 kerja ngeledek, bertanya2 'ada apa gerangan' dan wondering hari itu hari spesial aku dengan seseorang. Huh. Hehehee...:p.

So, balik lagi deh ke warna2 aman, warna2 netral. Warna yang rasanya lebih cocok buat aku yang gak terlalu suka diperhatiin orang :p.

Apalagi ketika setahun lalu mami papi meninggal. Semakin banyak aja deh tuh koleksi baju2 aku berwarna hitam. Yang karena gak ada pilihan, mau pergi kemana2 juga pasti ada warna hitamnya :).

Sampai suatu hari kakak iparku komentar, "kalo ke rumah sakit sebaiknya pake warna2 cerah, supaya aura negatif yang ada dirumah sakit bisa diminimize."

Ya, okelah, bukan ide yang buruk, jadinya setiap kali mau ke rumah sakit aku berusaha mengingatkan diriku sendiri untuk gak pake baju2 warna hitam. Alhasil pilihan aku jatuh ke warna abu2, putih, biru dan coklat, karena memang cuman warna2 itu yang aku punya selain hitam :).

Tapi, sekarang koleksi baju aku udah lebih berwarna sedikit. Awalnya, karena mami mertua yang bawa'in oleh2 kaos Giordano dari Singapore untuk suami tapi kekecilan. Karena sayang gak dipake, aku pikir buat aku aja. Tadinya sempat mikir2 juga sih, karena warnanya kog kuning ya. Tapi, pikir2 lagi, gak apa2 lah. Cuman dipake waktu antar jemput anak sekolah ini :p.

Ternyata oh ternyata, kaos itu cukup sering juga aku pake dan gak cuman waktu antar jemput anak sekolah aja.

Aku suka perasaan yang timbul waktu lagi make atasan warna pink, orange, kuning.....rasanya lebih bersemangat dan 'sehat'.

Lain kali mau coba juga ah beli warna merah, hijau dan ungu :).

Wednesday, September 30, 2009

Help Me....

Gak kerasa udah satu tahun berlalu sejak mami meninggal (26 Sept).

Tapi,bicara perasaan gak banyak yang berubah.

Sedih.....masih.
Kehilangan....masih.
Kecewa.....masih.

Masih juga berharap kalo semua ini hanya mimpi. Bahwa, mami (dan papi) hanya pergi keluar kota dan akan segera kembali membawa oleh2 dengan cerita2 yang remeh dan detil khas mami. Yang dulu paling sebal aku dengar karena menurut aku terlalu bertele2. Tapi, sekarang.....kalo bisa.....seandainya dengan aku berjanji akan berubah dan bersumpah akan lebih sayang sama mami, Tuhan mau menghidupkan mereka kembali.....aku gak keberatan untuk mendengarkan detil cerita kisah2 harian mami. Beneran.

.........

Tapi, ada juga yang aneh.

Kalo diinget2...dalam setahun ini sejak mereka pergi, kenapa ya...aku kog, justru lebih sering inget sama mami daripada sama papi. Padahal sewaktu mereka masih hidup bisa dibilang aku ini 'anak' papi.

Terlalu besarkah penyesalan itu...rasa bersalah karena kurang dekat dan baiknya hubungan aku dengan mami...sehingga sampe terserap ke alam bawah sadarku dan membuat aku seringkali terkenang sama mami, menjadi sedih dan termehek2....

Aku akui, aku memang menyesal. Rasa bersalah itu terlalu dalam. Rasanya, sepanjang umurku perasaan ini gak akan pernah hilang dan akan terus menghantui sisa hidup aku.

I need help. Yes.

Bukan untuk menghilangkan kenangan aku sama mami, tapi untuk membuat perasaan sedih, kehilangan dan menyesal ini membantu aku untuk hidup lebih baik.

Help me, pleaseeeeeee.................

Tuesday, September 08, 2009

Life is short....

"Life is too short and so F*** unfair".

Sebaris kalimat yang aku baca di status facebook salah seorang teman yang kebetulan sepupu suami aku, Shinta.

Membaca itu aku jadi sedih. Bukan karena kalimatnya yang terdengar kasar, tapi karena aku ngerti banget alasan dibalik tulisan itu. Aku sangat mengerti perasaan amarah, kekecewaan, kesedihan, kegalauan dan emosi2 lain yang timbul di hati Shinta karena kehilangan satu2nya adik yang dia miliki.

Adik Shinta, Gita meninggal pertengahan bulan Agustus '09 kemarin. Dirawat di ICU dalam keadaan sadar sampai perlahan2 kehilangan kesadaran, sebelum akhirnya tertidur untuk selamanya. Menyerah kalah karena obat yang diberikan dokter udah gak bisa mengobati bakteri yang ada di paru2 Gita yang fungsinya sejak awal dirawat hanya tinggal 20% akibat penyakit bronchopneumonia (infeksi paru2). Penyakit yang menurut dokter gak terjadi secara tiba2. Tetapi yang gak mungkin juga disangka2 dan mengajukan pemeriksaan secara menyeluruh di tahun2 sebelumnya, kalo Gita sendiri gak pernah merasa sakit yang lebih serius, selain batuk yang kemudian sembuh hanya dengan minum obat batuk biasa.

Siapa yang menyangka?

Sebelumnya Gita adalah seorang wanita muda yang sehat, enerjik, gaul, cantik *banget* dengan pekerjaan dan karir yang oke. Tinggal di Bali, sebuah pulau yang disebut pulau dewata, pulau eksotis yang masih menjadi number one choice tempat favorit liburan hampir semua orang termasuk aku, anak2 dan suami. Semua sempurna, sampai tiba2 Gita mengeluh batuk, panas, dua penyakit yang umum tapi lalu diikuti rasa sesak nafas, and then.....that's it. Perjalanan hidup dia harus berhenti sampai disitu aja.

Siapa yang gak shock?!

Shock banget. Sebuah pukulan besar yang dirasakan keluarga besar termasuk aku yang hanya sepupu ipar. Terlebih karena aku ada di dalam ruang ICU itu pada saat detik2 terakhir dokter memeriksa dan menyatakan semua sudah selesai. Melihat sinyal2 di layar monitor yang semuanya telah flat. Mendengar jerit tangis keluarga dan sahabat dekat Gita yang ikut masuk dalam ruang ICU. Suasana yang mirip sekali dengan dua pengalaman aku terdahulu ketika menemani seorang teman lama yang ibunya udah koma dan ketika mendampingi papi aku di rumah sakit.

Life is short? Yes. We'll never know what will happen next. Seperti gempa yang terjadi tanggal 2 September kemarin, tidak bisa diprediksi, tidak bisa diduga. Itu sebabnya BMG gak pernah bisa kasih informasi yang akurat dan pasti. Karena semua terjadi secara tiba2. Siap atau gak siap.

Life is unfair? Yes. Begitu jawaban aku ketika baru kehilangan kedua orang tuaku hampir setahun yang lalu. Usia mereka masih tergolong muda untuk orang2 tua seangkatan mereka. Tanpa penyakit yang berat kecuali papi yang memang sudah mulai sakit2an. Tapi, masih oke lah.

Sepasang suami istri tetangga papi mami aku di Bandung, dengan umur yang lebih tua dan sudah tidak berdaya karena penglihatan yang kabur, kaki yang sudah tidak bisa menopang tubuh mereka sehingga hanya bisa duduk dan tidur. Berjalan, mandi dan makan harus dibantu orang lain, tetapi sampai saat ini masih hidup. Padahal menurut mereka, mereka sangat berharap untuk bisa 'mati' saja karena sangat tidak nyamannya keadaan tubuh mereka sekarang.

Aku bukan berharap mereka mati, tetapi kenapa orang lain dengan kondisi seperti itu bisa hidup lebih lama sedangkan kedua orang tuaku tidak? Yes, life is truly unfair.

Tetapi....

Kalo pertanyaan itu diulang sekarang ini,....aku gak bisa jawab. Aku hanya bisa percaya dan menyerahkan semua pada Tuhan. Aku belajar untuk menerima kehilangan ini, karena yang punya hidup kita adalah Tuhan. Aku gak berani menggugat otoritas Tuhan. Rencana Dia bukan rencana kita manusia. Jalan2 Tuhan bukan jalan kita. Semuanya misteri, tetapi Tuhan minta kita untuk percaya aja, percaya yang tanpa batas dan menurut sama Dia.

Yang pasti, dengan kesadaran bahwa hidup ini singkat aku berharap aku bisa lebih menghargai dan mensyukuri setiap tarikan nafas yang membuat aku masih hidup saat ini dengan mengumpulkan lebih banyak lagi bekal2 rohani....Karena cuman itu satu2nya harta yang bisa aku bawa nanti pada saat aku pamit dari dunia ini.

after a long time break....

Setelah sempat 'takut' mati karena selesai operasi usus buntu akhir Mei lalu, pergelangan kaki aku keseleo. Belum sembuh udah ketularan cacar air. Sempet juga sakit gigi. Terus, badan seperti gak mau kompromi dengan kegiatan2 baru aku *jadi sopir anak*. Otot2 mulai dari pergelangan kaki, betis, paha, pinggang, bahu dan lengan yang semuanya sebelah kiri sakit semua, ngilu, pegel. Rasanya gak enak banget deh. Takut, kalo ini gejala mau stroke. Baru tenang, setelah kakak iparku bilang kalo stroke itu gak ada gejala. Stroke ya stroke aja...Akhirnya aku bisa juga main2 ke blog aku ini dan bikin postingan baru :).

What a relief.

Stress gak sih? Stress banget.

Tapi, aku belajar merubah pola pikir aku yang tadinya udah pesimis banget. Meng-up grade iman aku. 'Kacamata' aku ganti. Dan, hasilnya lumayan. Aku sekarang lebih sehat. Lebih bergembira dan lebih bersemangat. Seperti pemazmur bilang, "hati yang gembira adalah obat, tapi semangat yang patah mengeringkan tulang."

Usaha juga donk. Periksa ke dokter spesialis syaraf, terapi dan pijet di tempat spa yang awalnya smua itu aku lakukan karena takut, tapi kemudian dengan niat baik untuk lebih sehat, lebih aware sama kesehatan diri aku sendiri, supaya aktivitas aku sebagai teman main anak-anak (dan suami juga) gak terganggu ^_^.

Tapi, satu yang pasti berkat kesehatan, berkat kekuatan dan berkat2 lain semuanya dari Tuhan. Amin deh...:)

"God heals, and the doctor takes the fees"
Benjamin Franklin

Thursday, June 25, 2009

"Religion is for those who are afraid of hell. Spiritually is for those who have been through hell."

If you are afraid of compassion, care, simplicity, self sacrifices, love, and sense (think) it as a hell, then you don't need God at all. What you need is called "Religion".

Thursday, June 04, 2009

Reconsider.....

"Take it from Richard, poor and lame, what's begun in anger ends in shame"
Benjamin Franklin

Aku ingat, dulu setiap kali marah sama suami dan merasa unek-unek aku belom tersampaikan semua, aku sering banget tergoda untuk melampiaskannya lagi, melanjutkan ke ronde berikutnya dengan mengirim sms.

Tapi, ada satu nasehat yang aku lupa dengar atau baca dimana - kalo gak salah inget sih, sepertinya aku baca di sebuah buku renungan harian - yang katanya, kalo mo marah melalui surat sebaiknya surat itu di simpan dulu, jangan langsung dikirim pada saat kita masih marah. Nanti, setelah kemarahan kita reda kita baca2 lagi surat itu dan pertimbangkan apakah penyampaian kita udah benar dan bisa dimengerti, jangan sampe karena semangat melampiaskan emosi, kata2 yang kita gunakan gak tepat, salah atau kasar sehingga bukannya si penerima menangkap maksud inti surat kita dan masalah dapat diselesaikan, malahan kita dapat masalah baru.

Merasa nasehat itu benar, jadinya setiap kali aku mau kirim sms unek2, aku suka keep dulu. Aku simpan dulu di draft message, baca lagi berulang2, mengkoreksi beberapa kalimat supaya jangan sampe timbul salah pengertian, dan baru deh aku kirim.....Walopun sebenarnya sms itu lebih sering batal dikirim juga sih, soalnya sementara baca2 lagi emosi aku ikutan jadi reda. Bisa ditebak, sms itu lebih sering tersimpan aman di draft message henfon aku daripada terkirim :). *Kalo sekarang dibaca2 lagi aku jadi suka ketawa-tawa, senyum2 sendiri karena udah lupa2 ingat kalo pernah ada suatu kejadian yang bikin aku jengkel dan ketik sms itu :).*

Thanks God, gak jadi pecah perang yang gak perlu. Gak perlu bikin orang jadi sakit hati, karena kata2 yang kita ucapkan selagi emosi yang kemungkinan besar dan udah terbukti akan bikin kita nyesel belakangan.

Sunday, May 31, 2009

Thank You....


Berbuat baik, yes. Mengharap balasan, jangan deh.

Kebanyakan orang udah tau rule yang simple ini, tapi tetep aja aku masih suka dengar keluhan dari beberapa orang yang merasa perbuatan baik mereka gak mendapat balasan yang setimpal atau mungkin lebih tepatnya gak sesuai dengan ekspetasi mereka.

Seorang teman, sebut aja A pernah telfon,
A : "Lo udah tau blom si B udah ngelahirin?"
Aku : "Blom. Eh, emang udah ya? Udah pada nengok blom?"
A : "Belom. Biarin deh, nanti aja kapan2."
Aku : "Lho? Kenapa?"
A : "Males ah. Waktu itu aja anak gue masuk rumah sakit, temen2 gak ada yang datang nengok."

Aku cuman membalas dengan ketawa kecil sambil mesem2, karena aku termasuk salah seorang yang absen visit ke rumah sakit walopun sebenarnya aku ke rumah dia juga setelah anaknya keluar dari rumah sakit :).

Pernah juga ada seseorang yang nyeletuk ketika dia sakit, katanya, "Yang datang nengok pasti banyak nih, keterlaluan aja kalo engga, karena aku kan anggota tim visitasi, aku suka nengokkin mereka2 juga."

Kedengaran agak nuntut ya, tapi masih wajar.

Dan sebenarnya memang ada kog, ganjaran untuk setiap perbuatan baik kita. Gak selalu dari orang yang kita pikir 'akan' membalas kebaikan kita sama dia. Orang itu bisa siapa aja dan darimana aja, tapi intinya kita menerima balasan atas perbuatan baik kita.

Emang sih, kadang2 kepikir juga kalo misalnya kita lagi sakit, lagi berduka atau lagi senang baru punya bayi trus teman kita gak bisa datang menghibur, berbagi duka atau suka dengan kita, sebenarnya mereka bisa telfon atau minimal sms kan?! Supaya kita tau mereka care, sama seperti kita udah care sama mereka.

However, aku gak pernah maksa orang untuk baik sama aku. Gak mau nuntut juga, "eh, lo dateng donk nengok gue, kemaren waktu lo sakit kan gue nengok juga." Bebas2 aja, santai2 aja, jangan jadi beban.

Aku juga berusaha kalo baik sama orang itu bukan karena terpaksa, tapi karena aku mau dan tulus melakukannya.

And, to those who had shown their care to me, i'd like to say thank you. That's really highly appreciated. May God bless you all abundantly :).

Friday, May 29, 2009

RR's Birthday....

Dua minggu lalu tanggal 17 Mei 2009, kita ngeraya'in ulang tahun Ryan - Rainer di Mc Donalds Alam Sutera, Serpong.

Waktu milih tempat yang masih di daerang Tangerang dekat dengan rumah, tapi jauh dari rumah beberapa kerabat dan teman, aku sempat mikir2 gitu. Berdasarkan pengalaman, ada yang mengeluh gak bisa datang karena lokasi jauh. Padahal sih, kalo niat, jauh dekat juga pasti diusahakan dateng ya :). Kita juga suka dapet undangan dari Cinere, Cibubur, Kelapa Gading, Bekasi, tapi kalo kita niat ya kita dateng. Berdasarkan pemikiran itu, akhirnya aku memutuskan untuk bikin pestanya di daerah sekitar Tangerang aja deh. Kalo suamiku gak usah ditanya2 lagi, karena dia bukan orang yang suka mikir pikiran/pendapat orang lain (emang bener sih, ngapain repot ya :)), dia berpendapat, kalo tamunya gak bisa datang dengan alasan jauh, ya itu urusan dia, hehe...

Oke, jadi Tempat, Hari dan Tanggal udah confirmed. Paket untuk anak2 dan pilihan menu2 untuk orang tua juga udah. Kue tart dan Badut karakter Grimmache udah dipesan. Kartu undangan udah dicetak, sebagian udah dikirim via e-mail sebagian lagi titip teman dan saudara. Tinggal goody bag aja nih yang perlu disiapin.

Walopun sempat terganggu dengan nyeri di perut bawah dan 2 kali pemeriksaan appendix ke Siloam Hospital minggu itu, aku kuat2-in untuk cari souvenir di ITC BSD. Tadinya mau ke pasar pagi, tapi kawatir gak kuat muter2 disana, kejauhan dan nanti malah sakit pas hari H, jadi belanjanya ke ITC BSD dan Hypermart aja deh. Mungkin agak mahal sedikit, tapi biar gimana kesehatan aku lebih penting kan...:).

Sempet kawatir juga karena hari Jumat malam aku meriang, pusing dan muntah2, tapi puji Tuhan hari Sabtu aku udah sembuh dan sampe hari Minggu aku baik2 aja. Praise The Lord.

Ternyata juga kekawatiran aku soal enggaknya datangnya tamu2 karena pemilihan lokasi gak terlalu terbukti. Memang sih yang bilang jauh dan gak bisa datang ada, tapi akhirnya cuman satu keluarga doang yang gak bisa datang karena alasan jauh itu. Beberapa yang lain, gak bisa datang karena punya acara lain yang gak bisa dicancel dan atau anaknya sakit.

Seru, rame dan berjubel karena selain tamu2 kita, ada customer2 Mc Donald lain juga yang makan disitu.

Dan yang pasti, yang paling penting, Ryan & Rainer were happy. Hip! Hip! Hooray!

Here are some of the pictures:
Sebagian orang tuaSebagian anak-anakSebagian bantal souvenirSebagian kantong snack Ben 10/Batman/Transformer untuk cowo dan Strawberry/Hello Kitty untuk cewe.

Monday, May 25, 2009

Semoga ini yang pertama dan terakhir....

Selasa, 12 Mei lalu aku masih bimbang antara pengen di operasi dan engga. Maunya sih kalo bisa jauh2 dari pisau operasi tapi, apa daya perutnya masih suka sakit. Hilang timbul hilang timbul memang, tapi jadi merusak pikiran: sakit - operasi - gak sakit - gak operasi. Begitu aja terus siklusnya berulang, sampe kebingungan sendiri.

Sempat terpikir juga kalo (mungkin) sakit yang beberapa kali timbul belakangan setelah mastiin appendicitis ke dokter ini cuman sugesti doang. Oke, aku tau dari hasil USG memang ada doughnut sign di area appendix aku, tapi apakah appendicitis harus selalu dioperasi? Engga juga kan?! Ada yang bilang pernah didiagnosa appendicitis tapi gak pernah dioperasi sampe skarang.

Tapi, menurut kakak dan suaminya, dalam kasus aku, aku udah sering mengeluh sakit. Walopun gak sampe kelojotan, tapi itu udah menunjukkan kalo ada peradangan di appendix aku. Ujung2nya harus dioperasi juga. Memang sih sakitnya bisa dikurangi dengan pemberian antibiotik, tapi menurut mereka lagi antibiotik ini gak menghentikan peradangan appendix itu sendiri. Proses peradangan itu tetap ada. Mereka juga tidak menyarankan aku untuk menunggu sampe sakitnya terasa banget seperti beberapa orang lain, karena setelah sakit yang seperti itu kita gak akan tahu berapa lama dari situ appendix-nya akan pecah. Terbukti ada beberapa kenalan yang dalam 4-8 jam setelah kesakitan yang teramat sangat harus segera dioperasi. Saran mereka tanpa bermaksud menakut-nakuti, daripada aku terburu2 harus dilarikan ke rumah sakit mendingan aku rencanakan untuk operasi. Dengan terencana, aku jadi bisa telpon mertua untuk nginep di rumah temenin anak2. Bisa ngatur pendelegasian tugas2 rumah tangga ke pekerja di rumah dan suami aku bisa mengajukan cuti untuk temenin aku selama operasi.

Masuk akal sih...

Okelah, setelah menimbang2 cerita pengalaman beberapa teman dan pendapat serta saran kakak diatas, juga mengingat2 keluhan appendix ini gak cuman sekali aku rasa, aku setuju untuk operasi setelah pesta ulang tahun anak-anak, yang diadakan Minggu 17 Mei 2009.

Senin, 18 Mei 2009, aku bulatkan tekad untuk operasi hari Rabu, 20 Mei 2009, jam 9 wib.

Gak mungkin mundur lagi skarang, walopun hati ini bimbangnya setengah ampun :). Bahkan sampe udah di ruang operasi pun masih aja ragu-ragu, karena hari itu sakitnya hilang. Nah lho!

Ya sudahlah, pasrah aja. Soalnya, setelah operasi appendicitis ini rencananya aku mau fokus sama natural treatment untuk ngilangin batu empedu aku dan lebih rutin lagi olahraga, which is (olahraganya) gak bisa aku laku'in kalo masih sakit usus buntu.

Dengan cantik dan tenang, hehe, aku dilepas masuk ruang persiapan operasi sama my hubby, mami, auntie Lena, ka' cindy, Yuli, Pdt. Joram, Pdm. Janes, (Ko' James dan kak Mayke juga datang setelah aku masuk ruang operasi).

Beruntung, suster2 di ruang operasi baik2. Perhatian dan bikin tenang. Mereka tanya apakah ini operasi pertama aku, aku bilang Ya dan semoga juga sekali ini aja aku ngerasa'in dioperasi, doaku dalam hati.

Suster meminta aku melepas seluruh baju sampe daleman juga dan menggantinya dengan selembar baju rumah sakit yang lebih sering cuman seperti asal tempel aja karena tali pengikat di bagian belakang baju sering lepas. Menyuruh aku berbaring dan kemudian meminta ijin untuk memasang infus di tangan kiri aku. Suster yang lain mengajukan beberapa pertanyaan isian formulir. Dan suster yang lain lagi bertanya apakah aku mau nonton atau dengar musik. Setelah semuanya selese, aku balik tanya, "Boleh ke belakang gak? Aku pengen pipis..." :)

Hehe..., ke belakang sampe dua kali. Nervous banget. Apalagi waktu kemudian ada yang menegur aku yang harusnya puasa total malah minum setengah gelas air putih pagi sebelum ke rumah sakit (belakangan aku tau dia dokter anestesi), katanya, "Ibu niat operasi gak sih?! Kenapa ibu minum? Ibu tau, kenapa orang yang mau dioperasi harus puasa? Supaya pada saat operasi ibu tidak muntah." Awalnya dia bicara dengan nada agak tinggi tapi lalu menjelaskan lebih jauh dengan nada lebih rendah. Ow, ow, aku juga gak tau mo bilang apa. Aku memang salah, aku gugup, trus gimana?! Apa ini pertanda supaya operasi batal? Hehehe...ternyata engga, karena salah seorang suster kemudian datang menyuntikkan satu cairan lewat infusan aku yang katanya harus diberikan karena kasus minum itu. Oh dear...

Ketika kemudian aku masuk ruang operasi aku semakin pasrah. Aku diminta untuk memiringkan badan karena mereka akan memberikan suntikan bius di punggung aku. Tangan kiri aku diletakkan disebuah papan dan diikat, begitu juga tangan kanan dengan tambahan alat pengukur tensi kalo gak salah. Aku merasa seperti disalib dan gak bisa berontak, oh, oh. Gak lama setelah itu aku gak bisa merasakan kaki dan perut aku lagi. Udah pasti sayatan operasi gak akan terasa, tapi....aduh! Aku gak bisa engga merasakan suhu ruangan yang dingiiiin banget! Please deh. Aku gak kuat, aku mendingan dibius total tadi daripada gemetaran seperti ini. Bener2 dingin, walopun mereka udah nambahin kain2 lagi buat menghangatkan badan aku, tetep aja...dinginnya ampun-ampun deh. Aku bisikkin suster untuk bikin aku tidur, dan sepertinya dia masukkin cairan lagi lewat infusan aku. Tapi,kenapa dingin masih terasa ya...

Lega, ketika akhirnya aku mendengar dokter anestesinya berbisik, "Operasinya sudah selesai ya bu..." Rasanya pengen teriak, "Ya udah, ayo cepetan keluarin aku dari freezer ini!".

Harusnya, aku masih di ruang persiapan operasi lagi, tapi karena aku mengeluh dingin mereka putuskan untuk membawa aku ke ruang perawatan aja. Beruntung, aku gak merasa mual, muntah setelahnya.

Aku gak tau jam berapa operasinya waktu itu selesai, juga gak nanya2. Yang aku tau waktu aku digiring masuk ke ruang operasi jam di dinding menunjukkan pk 09.20. Logikanya kalo operasinya cuman 45 menit ++ persiapan atau kurang mustinya waktu selesai operasi tadi kira2 jam 10.30 donk ya...Masuk kamar kira2 jam 11. Trus, jam 13.30 mulai deh rasa sakit yang menyayat-nyayat terasa di bagian perut. Rupanya, efek biusnya udah mulai hilang. Sebelnya, bagian kaki masih baal, jadi niat mengurangi rasa sakit di perut dengan mengangkat kaki atau muter badan dikiiit aja, ga bisa. Huhuhuuuu, pengen nangis. Tapi, malu...

Bahkan, kedatangan anak2 untuk bezuk gak bikin rasa perih, sakit, dan ngilunya berkurang. Aku cuman bisa meringis dan senyum2. Kasian anak2...Abis, gimana lagi. Aku juga gak nyangka kalo sakitnya seperti ini. Aku pikir aku kuat, karena dulu waktu selese melahirkan anak2 dengan cara normal aku udah bisa bebas bergerak. Aku menyesal dulu sempat pernah berpikir mau melahirkan dengan cara caesar. Ternyata, dimana2 lebih enak normal, walopun ada proses jahit karena episiotomy, tapi tetep aja gak sesakit ini, malah proses sembuhnya lebih cepet juga. Gak harus puasa, dan gak harus tunggu buang angin dulu baru bisa makan pasca operasi, hehe :). Untungnya, jam 7.30 malam aku udah dibolehin makan walopun belum buang angin. Aku bilang perut aku udah kriuk2, waktu dokter jaga yang meriksa bilang perut aku blum ada bunyinya. Syukur dia percaya, walopun aku memang ngomong jujur tapi siapa tau aja dia pengen bukti kan...:).

Setelah dua hari di Siloam Hospital, aku boleh pulang. Sempet sedih juga, karena Rainer minta gendong tapi aku gak bisa, yang ada dia lari masuk kamar, tengkurap di lantai sambil menangis tersedu2. Ya ampun, Rainer...maafin mami deh :(.

Praise The Lord aku bisa melewati semua itu. Sekarang, rasanya udah lebih mendingan. Udah bisa duduk, cek e-mail, buka fb dan blogging :).

Bener2 suatu pengalaman baru yang gak akan aku lupa'in. Yang gak akan juga aku rekomendasikan sama orang2 kecuali memang operasi adalah HARUS, jalan satu2nya dan yang terbaik :).

Thanks God...

Monday, May 18, 2009

Nyekar...


Nyekar, 10 Mei 2009.


Added on 29th May' 09:
Dapat sms dari salah seorang tanteku yang nyekar 28/5, katanya pot2 bunga ini udah gak ada lagi alias udah hilang. Gak tau diambil siapa...Tapi kira2 udah jelas siapa yang bertanggung jawab. Sedih deh :(.

Wednesday, May 13, 2009

Dapet Bonus.....

USG @ Siloam Hospital buat masti'in Appendicitis.

Ternyata positif.

Plus, dapat bonus: batu empedu. Auwh!

Tuesday, May 12, 2009

Appendicitis

Sakit perut sejak semalam. Tepatnya di bagian kanan bawah perut. Ngga sakit banget sih (istilahnya sakit tumpul), tapi terasa...dan rasanya teruuus ada sampe pagi tadi (seingat aku, 1 bulan lalu aku pernah juga sakit begini. Waktu itu malah lebih sakit dan terasa dari pinggang belakang sampe perut kanan bawah).

Telpon kakak. Kasih tau keluhan aku dan kakak kasih analisa diagnosanya.

"kamu usus buntu kronis. Sama kayak Andrew. Sakitnya ilang timbul-ilang timbul."
"Jadi gimana donk. Periksa ke dokter siapa?"
"Dokter Rudi aja."
"Dokter bedah?"
"Iya. Soalnya kamu pasti usus buntu tuh."

Gak berharap sakit ini lebih buruk dari usus buntu jadi ya udahlah, ikutin saran kakak ke dokter bedah.

*Kenapa gak ke internis? Karena, ternyata usus buntu tuh emang bagian dari bedah bukan internis. Kalo dari bedah trus baru mau periksa ke internis, artinya turun tangga. Kata kakak, "prosedurnya jadi terbalik."*

Setelah me-reschedule agenda hari ini (cieee...kesannya deh, sok sibuk :p) aku ke Siloam Hospital. Hasilnya, diagnosa dr Rudy sama dengan diagnosa kakak: radang usus buntu (appendicitis).

"Ini dikasih antibiotik juga sakitnya bisa berkurang, tapi pasti akan kambuh lagi. Jadi, saya sarankan sebaiknya kalo udah ada waktu dioperasi aja."
"Gitu ya....Iya, mungkin nanti aja deh soalnya minggu ini saya gak bisa, mo pesta ulang tahun anak2."
"Oh, kapan?"
"Hari Minggu."
"Gak masalah, selama sakitnya gak bertambah. Kan, repot juga kalo sakitnya malah tambah berasa justru pas hari Minggu," kata dokter.

He-eh, iya sih, gak lucu banget kalo begitu :p.

Besok aku di USG. Tadi, gak sempet (alias kelupaan :p), karena pengen buru2 pulang, istirahat dan banyak minum air putih. Anyway, kalo hasil USG harus cepet dioperasi, mungkin aku akan langsung masuk ruang operasi. Katanya kalo mo recovery-nya lebih cepat pembedahannya bukan pembedahan seperti biasa secara terbuka, tapi dengan pembedahan semi-tertutup (Laparascopy).

Aku belum tau mau yang mana. Pastinya sih liat hasil USG besok. Kalo urgent, ya udah terpaksa Laparoscopy, supaya cepet sembuh, karena aku masih harus beresin beberapa hal untuk persiapan pesta ulang tahun Ryan-Rainer hari Minggu ini di Mc Donald's, Alam Sutera, Serpong.

Bukannya mo dirasa-rasa, tapi....sakitnya emang masih kerasa nih. Ya udah, mo rebahan dulu sambil ngintip serial korea "Again, My Love", main gak hari ini di KBS channel. Perasaan, dulu tiap serial baru tayang di prime time hari Selasa sampe Kamis, tapi belakangan kog cuman tayang dua hari ya, Rabu & Kamis doang...:)


image taken from fotosearch.com

Saturday, May 09, 2009

Pintu oh pintu...


Ternyata, kalo ganti pintu walopun itu cuman pintu kamar mandi ribet juga ya...

Aku sampe udah 2 hari ini harus menunda beberapa urusan ke luar rumah karena 'merasa' harus perhatiin tukang bongkar pasang kusen-pintu yang feeling aku bakal gak beres ngerjain urusan bongkar dan pasang ini. Dan, ternyata bener banget. Huhuuu....

Padahal kata tukang kusennya, bongkar pasang kusen sehari doang, hari berikutnya tinggal pasang pintu. Ternyata gak bener tuh! Hehe...

Dia juga bilang, "ibu tinggal tau beres". Ternyata, belakangan setelah kasih dp alias down payment aku masih harus keluarin biaya lagi untuk handle dan grendle pintu juga plitur!

Buat pengalaman deh, kalo mau ganti pintu pake pintu kayu, pada saat ke tukang kusen / pintu nih dia hal2 yang harus ditanyakan supaya gak nyesel belakangan dan gak over budget:

- apakah biayanya udah termasuk tukang bongkar dan pasang kusen?
Karena, ternyata buat si penjual kerjaan mereka cuman bikin kusen dan pintu, dianter ke customer, pasang pintu trus udah. Untuk bongkar dan pasang kusen kita harus cari tukang yang lain.

- handle pintu. Apakah udah sekalian dari mereka atau harus kita yang siapkan as well as grendel pintu.
Karena menurut si tukang kusen dua alat ini harus kita siapkan sendiri.

- pintu udah diplitur ato belom.
Ini yang paling fatal, karena kalo sampe ketahuan belakangan seperti aku gini, mau di p-h-k kan gak bisa juga, selain udah kasih d/p tukangnya juga udah kerja bongkar dan pasang kusen. Tanggung mo disuruh brenti. Yang ada tinggal segunung kekesalan karena merasa 'tertipu' dan musti keluarin uang lagi untuk ongkos plitur dan tukang plitur pintu!

Belum lagi, setelah ganti pintu dan kusen masalah ternyata masih belum selesai, karena masih ada tembok2 sekitar pintu yang harus dicat ulang karena kotor kena acian semen dan cap tangan si tukang. Nah, itu dia, kenapa juga si tukang musti tinggalin cap tangan segala. Dan kenapa juga musti tinggalin 'kenang2an' sekotak keramik di tembok yang pecah setengahnya? Bener2 rugi bandar nih.

Ini udah hari ke-4. Janjinya si tukang kusen semuanya mo diberesin hari ini, tapi apa bisa? Pintu belum terpasang...., acian semen di kusen rontok sebagian...., pintu blum diplitur....

Oh dear, masa harus tahan2 gak b-a-b lagi? :)

Wednesday, May 06, 2009

Sorry Mam...

Harusnya Sabtu kemaren kita nyekar ke kuburan mami papi. Kebetulan mami ulang tahun tgl 3 Mei yang jatuhnya pas hari Minggu. Walaupun dia udah gak 'disini', tapi aku pengen aja gitu bisa ke kuburannya hari itu :).

Sayang, pagi jam 1 gitu Rainer panas. Jam 2.30 am baru dia mau minum obat.

Wah, kalo anak sakit begini sih udah pasti bakal batal pergi. Gak mungkin kan maksa bawa anak yang lagi sakit untuk pergi ke luar kota buat nyekar pula. Jadi ya udahlah, walaupun panasnya udah agak turun aku tetap gak berani maksa'in pergi.

Sedih juga, karena ternyata sampe mami udah gak ada juga aku tetap gak bisa nyenengin dia, gak bisa dateng pas dia ulang tahun...*what a silly thought :)*

Sempet kepikiran juga sih apa kuburannya dipindahin ke yang deket2 aja? Kalo di Jawa gini kan repot. Jauh. Minimal 6 jam perjalanan darat baru sampe. Tapi, ada temen yang bilang kalo orang udah meninggal dan dikubur ya udah aja biarin disitu. Selain gak baik juga dipindah2in, trus apakah generasi setelah kita bakal seperhatian itu sama kuburan buyutnya?

"Paling juga cuman 3 generasi yang masih liatin (nyekar) kuburan kita", kata temen aku lagi.

Iya, bener juga sih...

Apa boleh buat, karena jaraknya jauh, untuk nyekar ke kuburan mami papi mungkin aku cuman bisa 2 kali dalam setahun. Syukur2 kalo bisa lebih.

"Mother is the name for God in the lips and hearts of little children."
William Makepeace Thackeray

Wednesday, April 29, 2009

Sibuk lagi nih...


Mau cek tempat untuk birthday party Ryan & Rainer.
Masih ada yang available gak ya? Secara waktunya cuman 12 hari lagi...

Udah sempet cek ke:
- Timezone Supermall Karawaci. Tapi, ruang untuk partynya lagi mau direnovasi, jadi sementara ini gak dibuka untuk party dulu.

- Speedy junction deket rumah. Tapi, minimal order makanan untuk orang dewasa 100 orang. Weleh! Emang, orang dewasanya bakal sebanyak itu?.....Iya, kalo diundang semua :).

- Wendy's Summarecon Mall Serpong. Tapi, fully booked. Ada sih, jam 13. Tapi, tanggung gak ya jam segitu...

Mentok2 raya'in di rumah aja deh :).
Minggu lalu udah sempet juga sih telpon2 tempat penyewaan tenda, dll.
We'll see aja deh. Yang jelas, hari ini masih mo hunting tempat party yang lain lagi dulu :).


Image from www.fotosearch.com

Ryan's 6th Birthday


Thanks God, karena kemaren Ryan ulang tahun ke-6. Kadang masih suka gak percaya punya anak dari bayi trus tau-tau udah gede.

Dulu kalo masih balita, nakal dimaklumin. Dianggap belom ngerti, jadi harus sabar ngajarin anak. Skarang, kalo nakal....aduh, kog ya jadi pusing, bingung ngedidiknya gimana. Kan, katanya gak boleh pake kekerasan, bahkan walopun itu cuman ngomel doang, sebaiknya hindari kata2 verbal yang bisa membuat anak merasa down, dilecehkan.

Tapi, kalo ditegur dengan lemah lembut kog, anak 'sperti' jadi ngelunjak ya? Seperti tau kalo maminya marah cuman acting doang supaya keliatan sok galak :).

Gimana donk caranya handle a grown up boy?

Ya, well, think about it later ajalah. Kemaren hari yang spesial buat Ryan, jadi santai ajalah. Kata my dear hubby jangan marah, jangan ngomel, ikutin aja maunya Ryan karena dia lagi ulang tahun :).

Enak ya? Ternyata kalo hari spesial tuh selain ada kue tart, dapet kado, dinyanyiin lagu wajib 'Happy Birthday To You', juga hari yang bebas mo ngapa2in, hari suka-suka hati karena pasti gak akan ditegur / diomelin :).

Kemaren, Ten sengaja pulang sore, supaya kita bisa have a family dinner. Hmmm...

Happy Birthday to our sweetest boy. May your birthday be happy and grand. We Love You!


Image from www.fotosearch.com

Pusing-pusing


Maksudnya keliling2 terus.
Sampe akhirnya tepar jg hari Senin kemaren.
Tiduuuur terus sampe siang.
Tapi, untung juga karena sakitnya sehari setelah acara yang aku koordinatorin selese.
Dan thank God jg, karena sorenya badan udah lebih enak jadi bisa ke Hypermart beli snacks untuk isi goody bag buat ulang taun Ryan yg dirayain besok di skolah (note: krn postingan baru buat hari ini jadi bacanya kemaren: Selasa :)).


Image from www.fotosearch.com

Friday, April 17, 2009

I'll Try My Best

Dapat tugas khotbah di gereja *phiiiuuuh...*.

Parah. Karena udah coba tolak tapi Pendeta yang sekarang sepertinya gak suka menerima penolakan :). Apalagi program gereja minggu ini adalah program departemen aku.

Lebih parah lagi, karena bahan khotbah yang dikasih sebagai referensi gak bisa masuk2 juga di kepala. Duuuh...mendadak jadi pengen banget bisa punya kuasa untuk membuat satu hari menjadi lebih dari 24 jam, supaya bisa punya lebih banyak waktu untuk mempersiapkan khotbahnya *Iya, beneran, kalo udah last minute gini kelebihan waktunya pasti dipake buat mempelajari bahan khotbah kog. Beneran, bukan buat jadi lebih lama muter2 di Mangga Dua sama Lucia, hehehe...:D*.

Tapi, serius, sekarang ini aku perlu banget tambahan waktu soalnya aku masih harus packing baju2 untuk besok nginep di Ancol *dadakan emang*. Belum lagi gangguan2 kecil yang sepertinya masih enggan menjauh :).

Anyway, semoga, besok semua berjalan lancar. Semoga besok, aku bisa bawa'in tugas aku dengan baik. All the glory only for Jesus Christ!

Monday, April 13, 2009

What Family is...

FAMILY
Father And Mother, I Love You

WHY does a man want to have a WIFE?
Because:
W-Washing
I-Ironing
F-Food
E-Entertainment

WHY does a woman want to have a HUSBAND?
Because:
H-Housing
U-Understanding
S-Sharing
B-Buying
A-And
N-Never
D-Demanding

Do you know that a simple "HELLO" can be a sweet one?
Especially from our loved ones. The word HELLO means:
H-How are you?
E-Everything all right?
L-Like to hear from you
L-Love to see you soon!
O-Obviously, I miss you ..... so, HELLO! Good day!


Taken from here.

Kehilangan lagi...:(

Jumat, 10 April' 09, 21.55 pm, dapat kabar Oom Hartono meninggal :(.

Sedih banget, karena Oom (dan istrinya, Tante Vera) adalah salah satu dari sekian banyak senior di gereja yang aku segani. Oom Hartono gak pernah sungkan menyapa aku yang lebih muda dan secara keanggotaan di gereja masih sangat sangat baru. Ngobrol sama Oom Hartono tuh, beneran ngobrol - normal, 2 arah - seperti ngobrol ke temen aja. Padahal bisa aja dia mendominasi obrolan karena kan beliau umurnya lebih tua, udah pasti pengetahuan dan pengalamannya lebih banyak, yang bisa dishare juga lebih banyak.

Tapi, Oom Hartono gak mau sok pinter. Dia adalah sosok yang rendah hati yang mau dengerin pendapat / curhat kita. Dia selalu merespons dengan kata2 seperti, "Oh ya?" atau "Lho, kog bisa begitu?" atau "Menurut kamu bagaimana?", yang artinya omongan kita tuh gak asal masuk di telinga kiri dan keluar di telinga kanan dia.

Jadi sedih banget kehilangan salah satu orang baik lagi *padahal, baru beberapa minggu lalu seorang senior lainnya, tante Anita, yang juga aku segani dan hormati dipanggil Tuhan juga*.

Tadi aku ikut nganterin Oom ke tempat peristirahatannya yang terakhir di San Diego Hills, Krawang. Tempatnya bagus, lokasinya berbukit2 gitu *kalo udah rapi mungkin lebih terlihat seperti padang golf daripada cemetery*. Ada danau buatan yang bikin viewnya tambah oke. Pastinya bukan jenis kuburan yang bikin kita bergidik, saking seremnya...:).

Selamat jalan Oom...

"Father in heaven, thank you that Jesus Christ came and died on Calvary's cross and entered into a cruel tomb. But thank you that death could not hold Him, that He rose from the dead and is alive, that He has the keys of death, that as we put our lives in His hands, we need not fear death. Thank you that we can live with You forever. In Christ's name, Amen."

Wednesday, April 08, 2009

Contreng yah bukan coblos :)

Besok Pemilu euy!

Masih bimbang antara 2 pilihan.

Yang mana ya...?

Ah, gimana besok aja deh. Sekarang ngantuk. Gak bisa mikir, hehe...:)


Added on 13th April' 09:
Akhirnya contreng partai nomor...hehe, rahasia :). Sayang, partai pilihan aku gak masuk 5 besar walaupun masih masuk dalam 10 besar :)).

Wednesday, March 25, 2009

Do it now!

"Jika mempunyai niat baik lakukanlah segera, jangan ditunda-tunda. Tetapi jika mempunyai niat tidak baik tundalah melaksanakannya. Apabila bisa tundalah sampai akhir zaman."

Wow! Tulisan yang ada di T-shirt Joger yang dipake oleh gak tau siapa yang sama2 sedang antri di kantor BCA kemaren bikin aku sempet flash back, menjadi 'lagi-lagi' menyesal *karena banyak banget niat baik di tahun kemaren yang aku tunda2* dan berpikir2 .

Lumayan juga deh, karena berpikir2 itu jadi sempet 'mati rasa' beberapa saat menjalani antrian yang panjaaang banget...:p

Ya deh, aku janji, tahun ini aku akan berusaha untuk gak pake banyak pertimbangan kalo mau berbuat baik. Lagian, mau berbuat baik aja kog ya banyak mikirnya toh?! :)

Monday, March 16, 2009

Happines is....

"Kamu mau beli jam juga?" tanya suamiku ketika aku terlihat agak sedih gitu saat berkomentar betapa bagusnya hadiah ulang tahun jam (tangan) dari kita buat mami (mertua). Ya ampuuun...jadi gak enak hati :p, aku kan cuman komentar dan lagi apa gak kebangetan kalo aku masih pengen punya jam tangan lagi pdhal udah punya beberapa (cieee...Ya emang sih yang rantainya gold blom punya :p, hehehe). Tapi..., bukan itu yang bikin aku terlihat agak sedih. Bukan karena iri atau pengen beli buat diriku sendiri tapi karena nyesel! Tahun lalu aku juga pengen banget beli jam tangan for my mom as her birthday's gift, tapi ditunda2 terus sampe akhirnya, skarang, mo beli barang sebagus dan semahal apapun juga udah gak guna :(.

Di saat yang lain,

"Ntar kamu papi beli'in bb (blackberry) juga deh, yg ada tombolnya," kata suamiku yang kayaknya gerah mendengar keluhanku tiap kali pake bb dia. Weeeks! Yg kepengen punya bb tuh siapa? Dia pikir sungut2 aku tiap kali pake bb dia tuh karena pengen punya juga. Pdhal aku hanya sebel selalu kesulitan pake bb dia yg model touch screen gitu, soalnya tangan aku kan sering keringetan...:p (yg kata orang2 pertanda sakit jantung :)).

Suamiku emang gitu, suka menawarkan aku sesuatu kalau melihat aku seperti 'kesal'. Berpikir bahwa ia bisa meredam 'kekesalanku' dengan uang/materi.

Walaupun aku tau niatnya baik untuk nyenengin aku, tapi tetap aja (kadang2) aku tersinggung. Yang sebenarnya, kalo dipikir2 lucu juga ya kenapa harus tersinggung, karena jujur aku suka uang :). Tapi di lain pihak aku mati2an menjaga diriku agar engga materialistis, hehehe...*Mungkin, karena adanya anggapan bahwa menyukai uang agak2 amoral. Gak pantes. Dan bisa2 dicoret dari daftar calon menantu :)*. Lucu, karena aku berusaha menganggap uang gak penting, tapi di saat yang sama aku cemas kalo saldo di rekening bank-ku berkurang :p.

Ya,...kalo dibandingin sama orang lain sih mungkin kecemasanku soal uang gak seberapa. Ada seorang tante yang kebingungan karena aku gak kerja lagi. Ucapan pertamanya waktu aku bilang udah brenti kerja, "hari gini mana cukup?". Well, terus terang aja kalo ngomong soal cukup gak cukup itu kan relatif. Ya, buktinya dia yang udah kaya begitu masih merasa belum cukup juga :).

Tapi, anyway, siapa sih yang gak suka uang? Aku gak mau munafik, aku suka uang tapi bukan gila uang (setidaknya sepanjang ingatanku aku berusaha untuk begitu :p). Uang bukan segala-galanya tapi tetap aja uang dibutuhkan, karena zaman sekarang sistem barternya pake uang. Kalo bisa tukar susu bayi atau uang sekolah anak pake singkong sih mau banget :p, aku pasti akan tanam singkong banyak2 dan meminta suamiku gak usah kerja kantor lagi supaya kita bisa punya gak cuman kualitas waktu bareng keluarga tapi juga kuantitas waktu .

Buat yang masih single...mungkin bolehlah gak terlalu peduli sama uang, tapi buat yang udah menikah dan punya anak uang bisa menjadi salah satu sumber keamanan, kenyamanan dan kebahagiaan. Sebuah buku yang aku baca mengatakan: "satu keluarga yang memiliki anak 75% lebih mungkin terlambat membayar tagihan kartu kredit dan menurut penelitian yang dilakukan Elizabeth Warren dan Amelia Warren dari Harvard satu-satunya prediktor terpenting bahwa seorang perempuan akan berakhir dalam kehancuran keuangan adalah lahirnya seorang anak." Duh, aku sih gak berpikir sampe kesitu walopun aku akui pengeluaran buat anak tuh emang cukup sangat besar :p. Seorang teman pernah bilang anak dibiarin gitu aja dikasih makan seadanya juga akan tumbuh besar, gak diliat-liat juga tau2 udah besar, hehehe...pendapat yang aneh, gak salah tapi aneh :).

Aku memang suka uang, tapi aku berharap aku bisa belajar untuk lebih bijak mengendalikan uang dan ngga menggantungkan kebahagiaanku pada uang.

"Kebahagiaan adalah menginginkan apa yang kau miliki, bukan memiliki apa yang kau inginkan." ~Mark Twain~

Tuesday, March 10, 2009

Congratulations....

Congratulation to mami Merry yang tanggal 2 Maret kemarin ulang tahun. Happy belated Birthday! Biasanya kalo hari ultah jatuh pada hari biasa, acara makan2 keluarga diada'in Sabtu ato Minggu *Maklum 2 anak mami tinggal di Tangerang, dengan pertimbangan macet dan hari kerja jadinya kita lebih prefer kumpul2nya tuh pas week end supaya lebih santai dan waktunya lebih panjang :)* tapi, hari Senin kemaren kita, *anak2, mantu2 dan cucu2* kompakkan, rame2 kumpul di Grand Indonesia kejutin mami yang seolah2 diajak dinner sm Stevens dan Patty doang :). Horeee...mami surprise! Apalagi, my hubby dateng bawa tart Harvest, mami semangat banget mau tiup lilin :) *Ya...ya...ya, semua juga seneng tiup lilin walopun umur udah jauh dari 17 :)* Happy Birthday Mom!

Congratulation to Stevens and Patty yang finally tied their knot tanggal 8 Maret kemarin. Two people in love and end it as husband and wife. Congratulation once again. May all good things be yours. Have a wonderful life! :).

Congratulation to my brother and sister in law, Billy and Jeni yang finally menerbitkan buku rohani pertama mereka.

Tulisan yang enak dibaca, ringan tapi 'kena' banget. Slamat ya...semoga sukses dan cepat menerbitkan buku2 yang lain lagi :).

Tuesday, February 24, 2009

Cherish The Memory

Rainer suka banget liat album foto keluarga. Kalo dia udah nyebut, "opa...opa..." *maksudnya opa Daniel, papi aku* sambil nunjuk2 album foto, itu berarti dia mau liat foto opanya :). Sedih juga karena 'sebenarnya' Rainer belum ngerti banget kan, secara umurnya masih 1 th 5 bln waktu opa Daniel meninggal :(.

Terakhir mami, papi nginep di rumah *Juli 2008* Rainer tuh lengket banget sama mereka. Padahal untuk orang yang jarang ketemu apalagi anak kecil biasanya kan suka malu2 gitu, jaga jarak untuk di observasi dulu dari jauh walopun itu keluarga mereka sendiri. Tapi, thanks God banget, Ryan & Rainer gak pernah nolak atau merasa canggung tiap kali dipeluk atau dicium oleh opa omanya, padahal intens pertemuan mereka bisa dihitung jari *ternyata anak kecil tuh misteri besar ya...Kita gak bisa bilang mereka gak ngerti karena kenyataannya mereka ngerti :)*.

Emang sih kasih sayang dari opa oma rasanya beda. Mereka lebih ngemong, sabar dan cenderung memanjakan cucunya. Mungkin itu sebabnya chemistry antara cucu dan opa omanya gak susah didapet :p.

Beruntung banget mereka yang masih punya opa oma, apalagi kalo bisa diajak bertukar pikiran dan berbagi pengalaman hidup. Hmmm...

Aku sendiri udah lama banget gak punya opa oma dari pihak papi. Opa Yan, biasa dipanggil opa Loa *kebiasaan orang2 di Manado mengubah/menyingkat nama orang supaya lebih mudah dipanggil atau diingat. Seperti misalnya William jadi Welem, Victor jadi Ito, Franky jadi Angky* udah meninggal waktu aku masih berumur 6 th. Gak banyak yang aku ingat dari opa Loa kecuali bahwa dia memang udah tua banget saat itu tapi masih kuat merokok dan minum kopi :p. Opa juga tinggi dan berkulit putih serta terlihat agak kebule2-an yang sayangnya gak nurun ke aku, hihihi...:p. Sedangkan oma Hellena *biasa dipanggil oma Ele* juga udah meninggal ketika aku kelas 6 SD. Mereka yang tinggal di Manado dan kami yang berpindah2 kota mengikut kerjaa'an papi membuat kami jadi gak bisa ketemu setiap saat.

Dari pihak mami, aku cuma ingat Oma Hanna. Soalnya opa udah meninggal lama ketika mamiku masih remaja.

Biasa deh, seperti kebanyakan oma dari Jawa, busana hari2 oma Hanna tuh kebaya dan kain dengan rambut yang disisir semuanya ke belakang dan dicepol sederhana. Padahal rambutnya mulai banyak yang rontok, tapi tetep aja dibiarin panjang. Mungkin oma lebih pede dengan model rambut cepol daripada model rambut pendek, lebih sesuai dengan gayanya berbusana kebaya kali ya. Aku perhatiin setiap helai rontokan rambut oma dikumpulin dan dimasukkin ke dalam sebuah plastik. Waktu aku tanya kenapa disimpan, katanya buat dijual, hahaha :D.

Oma Hanna memang lucu sekali. Dia punya sense of humor yang tinggi padahal aku tahu gak mudah bagi oma untuk menjadi janda dan menghidupi serta membesarkan kelima anaknya sendirian. Tapi, itulah oma. Selalu bercanda, tersenyum dan tertawa di tengah kerasnya hidup.

Suatu kali ketika sedang libur semester aku mengunjunginya untuk menginap beberapa hari. Ia mengajakku ke sebuah toko mas. Aku gak minta apa2 tapi ia memaksa membelikanku sebuah gelang kaki. Bener2 seorang perempuan berumur dengan hati seorang oma :).

Oma Hanna meninggal tahun 2000 dalam damai. Tidur seperti biasa dan keesokkan harinya gak bangun lagi. Oma ditemukan masih dalam posisi tidur miring dan sedang memeluk guling. Damai banget...

Banyak deh kenangan manis yang mereka tinggalkan. Bahkan walaupun itu dari opa Loa dan oma Ele yang hanya sebentar saja . Tapi, kepergian semuanya sama2 meninggalkan satu hal,.....kenangan manis.

What children need most are the essentials that grandparents provide in abundance. They give unconditional love, kindness, patience, humor, comfort, lessons in life. And, most importantly, cookies. ~Rudolph Giuliani

Sunday, February 22, 2009

Horreee....Sekeluarga ke Dokter!

Selasa, 17 Feb: antar suami periksa ke dokter UGD di Siloam. Sebenarnya ada dokter langganan (Spesialis Gastro), tapi cuman praktek Senin, Rabu, Jumat.

Jumat, 20 Feb: temenin suami cek darah ke lab di Siloam dan kontrol ke dokter Spesialis Gastro, sayang...gak keburu krn dokternya udah selesai praktek jam 10.30. Skalian juga kita bawa anak2 (both of them) periksa ke dr. Erickan SpAK. Soalnya sejak Rabu kemaren suhu badan mereka masih naik turun juga. Masih sumeng.

Sabtu, 21 Feb: ke Siloam lagi. This time terpaksa membawa diriku sendiri periksa ke dokter kulit :p. Kalo besok, takut engga ada dokter spesialis yg praktek. Ternyata kulit wajahku masih sensitif juga. Kira'in udah lebih baik :(. Duuuh...sedih deh liat nih muka jd merah2 dan bengkak2 kecil gitu seperti digigit serangga. Kering dan menebal seperti kulit gosong. Padahal sebentar lagi keluarga mo ngada'in hajatan besar gak mungkin banget kan pergi pesta dengan kulit wajah seperti ini? Makanya dibela-bela'in deh ke dokter sebelum tambah ancuuur! Hehehe...:p

Thursday, February 19, 2009

It's My Dad b'day

Tahun lalu mami bikin kebaktian di rumah mereka di Bandung, sebagai ucapan syukur atas bertambahnya umur papi menjadi 66 thn dan karena papi sudah bisa keluar dari RS Borromeus setelah dirawat selama 14 hari disana (4 hari di ruang ICCU dan 10 hari di ruang Utama).

Aku sekeluarga bela-bela'in datang dari Tangerang walaupun hari itu hari Rabu, yang artinya suamiku harus ijin gak masuk kerja dan Ryan ijin gak masuk sekolah :). Karena kita pengin jalan dari pagi supaya siang udah sampe di Bandung dan bisa leyeh-leyeh dulu. Maklum, bawa anak-anak :)

Semua udah siap, waktu kemudian listrik mati sesaat sebelum kebaktian dimulai. "Telpon PLN deh mi, tanya kenapa," saranku pada mami. Kebiasaan kalo di rumahku mati lampu kita suka telpon Town Management atau PLN-nya langsung.

"Gak usahlah. Biasanya gak lama kog," kata mami. Ya udah, berharap sebentar lagi listrik nyala acara kita lanjutkan dibantu dengan cahaya dari lilin2 kecil. Kenyataannya, sampai acara selesai listrik masih mati dan baru menyala persis beberapa saat setelah para tamu bubar jalan! Duh! Ini kan kebaktian ulang tahun bukan kebaktian Natal?!

Apakah itu suatu pertanda? Gak tau juga. Bukan kebiasaan dalam keluargaku percaya mitos atau mengartikan suatu kejadian sebagai tanda. Mungkin, itu sebabnya aku begitu tolol tidak menyadari kalo mami papi akan segera 'pergi' akhir tahun 2008 kemarin.

Apakah jari telunjuk kanan aku yang terluka sangat dalam akibat goresan kaleng kornet 2 minggu sebelum mami meninggal adalah suatu pertanda? Apakah tiga telpon papi pagi itu, di hari dia meninggal, yang menyuruhku segera ke RS adalah suatu pertanda? *Saat papi dirawat di RS Immanuel, aku sekeluarga menginap di hotel terdekat: Hotel Grand Pasundan*.

Aku gak tau! Bener-bener gak tau!

.....

Happy Birthday Pap...I love you always :)

Ternyata menular ya...?

Kemarin, Ryan & Rainer panas.

Sedih deh. Apalagi aku sedang di Mangga Dua waktu mbak Wati telpon kasih tau Ryan panas. Kira'in cuman Ryan makanya kaget banget, waktu sampe rumah ternyata Rainer juga panas dan pilek :(. Suami langsung shock gitu gak nyangka penyakitnya bisa menular ke anak2.

Syukurlah...setelah beberapa kali dikasih Tempra, hari ini Ryan & Rainer udah gak panas lagi.

Malahan, Ryan minta mandi. Katanya gatel. Boleh kali ya...kan pake air panas :p

Tuesday, February 17, 2009

Ten sakit sejak hari Minggu. Gak biasanya panas, jadinya kawatir banget deh...:(

Tuesday, February 10, 2009

Enaknya di rumah...

Ada enaknya juga being a stay home mom...:p. Kalo kurang tidur tinggal tidur lagi terserah mau jam berapa, hahaha.

Bayangin aja kalo punya balita dengan pola tidur masing2, ada yang suka nangis tiap beberapa jam, ada yang gelisah tidurnya bolak/ik sebentar2 kepalanya udah dibawah atau sebaliknya, yang kalo gak kita benerin posisinya takut jatuh dari tempat tidur. Hahaha, gimana kita bisa tidur pulas kalo begitu? Belum lagi setiap hari harus bangun jam 5 untuk beresin keperluan suami yang mau kerja dan anak yang mau sekolah. Sementara malemnya baru bisa tidur diatas jam 12 pm? Bisa dipastikan deh, kalo kerja kantoran pasti di kantor gak bisa konsen, kepala sakit dan akhirnya produktivitas kerja menurun.

Itu sebabnya waktu ada babysitter yang ngomongin majikannya yang katanya gak mau tidur sekamar dengan anak, aku maklum. Aku ngerti beban ibu bekerja. Dia butuh energi yang banyak untuk bisa kerja, melayani suami dan main sama anak2nya after office hour. Dan, itu gak akan bisa dia dapetin kalo dia kurang tidur. So, salute to those working mom :).

Monday, February 09, 2009

Berobat ke negeri lain or Indonesia saja?

Sebenarnya udah pengen bikin postingan ini sejak beberapa waktu lalu, tapi kepending terus.

Kebetulan, waktu itu baca berita soal meninggalnya Ibunda dari salah seorang yang sedang mencalonkan diri untuk menjadi the next President in Indonesia di harian Kompas. Di akhir berita ada comment yang mempertanyakan rasa nasionalisme keluarga tsb yang membawa ibunya berobat ke Singapore. "Kenapa gak di Indonesia saja?"

Kalo boleh berpendapat, terserah orang donk mau berobat dimana kalau memang dia punya kemampuan secara finansial untuk berobat ke negara lain yang secara medis peralatan dan pengetahuannya lebih maju daripada Indonesia. Itu pertama, dan yang kedua, bagaimana kalau pertanyaannya dibalik? Apakah instansi rumah sakit / dokter-dokter di Indonesia mempunyai rasa nasionalisme yang sama pada saat menangani pasien-pasiennya yang secara notabene adalah saudara sebangsa setanah air dengan mereka?

Berkaca pada pengalaman pribadi, kayaknya kalau punya uang lebih mending berobat ke negara lain deh yang sudah diakui kemampuan dan keprofesionalannya menangani para pasien. Bagaimana tidak? Suamiku 2 tahun lalu dirawat di ruang VIP di sebuah rumah sakit daerah Menteng, yang tarifnya Rp 1jt/malam. Bukannya mau nyombong sebutin nominalnya disini, tapi bener2 deh keterlaluan, tarif kamar yang diberikan gak sesuai dengan luas ruang kamar, rumah sakit dan pelayanan yang diberikan. Bukannya membuat tenang pasien, suster dan pegawai administrasi malah bolak balik masuk kamar suamiku hanya untuk minta tanda tangan surat pernyataan mau membayar obat dengan jumlah sekian dan biaya2 lain yang seharusnya tidak perlu ditanyakan lagi kepada pasien. Akhirnya, karena stress dan gak bisa istirahat suamiku langsung minta keluar dari rumah sakit padahal baru dirawat 1 malam 2 hari dan dalam kondisi masih agak keleyengan karena baru selesai diendoskopi.

Pengalaman lain ketika membawa papi kami dirawat di sebuah rumah sakit di Bandung. Supaya papi nyaman, kami meminta kamar VIP. Tapi, lagi-lagi sikap tidak profesional diperlihatkan oleh suster dan dokter. Padahal ruang perawatan ayah kami di ruang VIP! Dan salah seorang keluarga sudah 'menitipkan' ayah kami pada seorang dokter kenalan yang berpraktek disana. Bayangkan, kalau ayah kami yang dirawat di ruang VIP aja mendapatkan penanganan yang tidak profesional, bagaimana pula pelayanan kesehatan yang diterima oleh pasien2 di ruang kelas 1, 2 atau 3?

Nah, sekarang yang tidak punya rasa nasionalisme tuh siapa?

Masalah ini bukan masalah baru kog, hampir di semua surat kabar, tabloid atau majalah kita bisa membaca tindakan2 medis / perawatan / pelayanan kesehatan yang diterima oleh pasien tuh seperti apa.

Namun, bukan berarti juga semua dokter atau perawat atau instansi rumah sakit di Indonesia seperti itu. Masih ada lah yang memberikan perhatian dan perawatan secara manusiawi. And, I know some of them!

Ya, well, ini hanya sharing pengalaman aja sih, supaya orang juga jangan seenaknya menuduh seseorang tidak punya rasa nasionalisme karena berobat ke negara lain. Namanya juga pengen sembuh usaha apa aja pasti akan dilakukan. Gak peduli meskipun harus sampai berlayar ke negeri seberang,...dan walaupun kadang2 bukan kesembuhan juga yang didapat. At least udah mencoba :p.

Street Race in Lippo Village

For the first time in Indonesia ada lomba mobil street race yang diadakan here in Lippo Village.

Harusnya sih A1GP World Motorsport Championship, tapi karena denger2 belum dapet approval dari FIA soal keamanan track (mungkin. Soalnya Lippo bangun track within only 100 hari. Wajarlah, FIA meragukan keamanannya secara lomba ini kan bersifat internasional), jadi A1-nya diganti sama GT Championship.

Sayang, gak bisa ikut nonton :p. Gak ada alasan khusus sih, cuman kebetulan temen2 yang aku hubungi belum bisa bilang mau pergi juga dan hari minggu aku ada undangan ultah, so, ya sudahlah...Moga2 next race bisa liat, kan penghuni...kalo bisa wajib donk mendukung program2 dari Town Management :p.

Wednesday, February 04, 2009

Senang vs Bingung

Lagi seneng and lagi bingung at the same time :p.

Seneng, ketemu beberapa teman lama di fb. Ternyata walo udah pada 'dewasa' secara umur, 'gila'nya gak ilang2 juga, hahahaha :D. Pas banget tuh quotenya temen "umur pasti bertambah, tapi menjadi dewasa adalah pilihan"

Bingung, krn Ryan ternyata enggak mau terusin SD di sekolah pilihan papinya. Mau lanjut di sekolah yang skarang aja, karena katanya temen baik dia, Kenken, juga lanjut di SD yang skarang.

Dan aku? Lagi-lagi masih gak bisa melepaskan diri dari sikap plin plan alias gak punya pendirian. Buktinya, skarang jadi kebingungan gini. Padahal dari awal aku memang memilih Ryan tetap lanjut di sekolah yang sekarang krn beberapa pertimbangan. Tapi, begitu Ryan oke, kog...bukannya hepi malah jadi merasa gak enak gini yaa sama papinya??? Hehehehe...:p

Added on 18th March
: akhirnya Ryan mau juga lanjutin SD di skolah pilihan papinya. Dan aku memutuskan untuk yes aja deh, soalnya fasilitas SD yang ini lebih komplit dan yang pasti mutunya lebih oke. And this time, udah gak boleh berubah pikiran lagi karena akhir Feb kemaren kita udah bayar uang pangkal sesuai ketentuan sekolah :).

Monday, February 02, 2009

Tips For A Beautiful Life

Received an email from a friend days ago, but i just have time to read and open the attachment today. It's nice and the tips are quite motivating so I'd like to share it here.

Title: Some tips that may bring you a beautiful life!

- Take a 10-30 minute walk everyday and while you walk, smile.
- Sit in silence for at least 10 minutes each day.
- When you wake up in the morning complete the following statement,"My purpose is to...today."
- Spend more time with people over the age of 70 and under the age of six.
- Dream more while you are awake.
- Try to make at least three people smile each day.
- Realize that life is a school and you are here to learn, pass all your tests. Problems are simply part of the curriculum that appear and fade away like algebra class but the lessons you learn will last a lifetime.
- Smile and laugh more. It will keep the energy vampires away.
- Life is too short to waste time hating anyone.
- Don't take yourself so seriously. No one else does.
- Don't compare your life with others'. You have no idea what their journey is all about.
- You don't have to win every argument. Agree for disagreement.
- Burn the candles, use the nice sheets. Don't save it for a special occasion. Today is special.
- Forgive everyone for everything.
- Time heals almost everything. Give time, time.
- However good or bad a situation is, it will change.
- Your job won't take care of you when you are sick. Your friends will stay in touch.
- Get rid of anything that isn't useful, beautiful or joyful.
- No matter how you feel, get up, dress up and show up.
- Make peace with your past, so it won't mess up the present.
- Live with the 3 E's Energy, Enthusiasm, Empathy and the 3 F's Faith, Family, Friend.
- Life isn't fair but it's still good.
- No one is in charge of your happiness except you.
- What other people think of you is none of your business.
- The best is yet to come.
- Do the right thing.
- Call your family often.
- Remember that you're to be blessed to be stressed.
- Each night before you go to bed complete the following statements,"I am thankful for..." "Today I accomplished..."

Wednesday, January 28, 2009

Sebagian dari yang 'kepikiran' itu (Part I)

Pernah ada yang bilang, kita baru akan benar2 tau bagaimana rasanya ditinggal pergi oleh orang yang kita sayangi ketika kita sendiri mengalami kehilangan itu.

And I find it very true. Perasaan sedih, rindu, kecewa, menyesal, marah, kehilangan mami papi, semuanya masih terasa campur aduk hingga saat ini. Berbagai macam pikiran dan pertanyaan juga masih terus berseliweran dikepalaku yang sebenarnya sudah aku 'set' untuk gak dipake berpikir yang berat2 :).

Beberapa kesadaran timbul bahwa apapun usaha yang kita lakukan untuk tubuh jasmani kita seperti yang banyak dijadikan topik dalam seminar2 kesehatan, diiklankan di media tv dan media cetak, demi memiliki hidup sehat atau awet muda, semua itu pada dasarnya hanya memperpanjang umur kita saja. Tidak ada yang salah dengan itu, tapi sekali lagi itu hanya untuk memperpanjang umur kita. Pada akhirnya, toh, kita semua akan meninggalkan dunia ini. Dan bila saat itu tiba apakah kita sudah membawa bekal rohani yang cukup untuk menghadap Yang Maha Kuasa?

Seorang Ibu Pendeta (janda) dari gereja yang tidak sealiran denganku pernah tanya apa aku bisa memberi sumbangan Natal untuk gerejanya. Sebulan kemudian ketika aku sudah transfer, dia telpon. Aku bilang, "Sorry Tan, aku cuman bisa kasih seadanya." Dia jawab, "Wah, Tante terima kasih banget kamu sudah mau memberi. Orang memberi bukan karena dia kaya atau miskin tapi karena hatinya 'tergerak' untuk memberi."

Mungkin benar juga, besar kecil pemberian seseorang bukan karena dia berasal dari golongan kaya atau menengah atau bawah atau memiliki hubungan kekerabatan. Tapi, karena hatinya merasa tergerak untuk memberi entah karena simpati entah karena iba, apapun itu yang pasti itu dilakukan karena adanya 'dorongan' untuk melakukannya. Baris tulisan ini tidak bermaksud menyinggung siapa2. Aku dan keluarga besar sangat berterimakasih untuk semua pemberian yang kami terima ketika mami papi meninggal baik moril maupun materiil. Besar kecil pemberian itu tidak menjadi ukuran. Hanya, aku menyadari kemungkinan kebenaran omongan tante diatas itu, karena aku ingat ketika mami papi meninggal ada amplop duka dari seorang ibu rumah tangga yang suaminya memiliki bengkel kecil, sederhana banget tapi memberi lebih besar drpd seorang pengusaha garmen. Juga ketika ada kenalan mami papi yang sudah memberi amplop tapi memberi lagi katanya, "kepengen".

Bukan berarti juga bahwa pemberian itu harus melulu menyangkut uang, ada orang yang tergerak untuk memberikan makanan kepada para tunawisma di jalanan setiap minggu, ada orang yang tergerak untuk mengajar anak2 kurang mampu tanpa memungut bayaran ataupun dibayar, ada orang yang merasa tergerak untuk membantu orang lain yang sama sekali tidak dikenalnya sama seperti kisah orang Samaria yang baik hati, dan masih banyak lagi contoh2 lain yang dilakukan tanpa banyak pertimbangan hanya oleh satu alasan hatinya merasa 'tergerak' atau terdorong oleh suatu keinginan kuat untuk memberi.

Pernah terdengar suara2 kasihan umur mami papi pendek (61th dan 66th). Walaupun aku sendiri menyesalinya tapi, aku kemudian ingat bahwa Yesus sendiripun hidupnya pendek. Hanya sampai umur 33 th. Tapi kasihNya, kebaikkanNya, mukjizat2Nya, kesaksian2Nya, dan hal2 lain dari diri Yesus masih diperbincangkan terus hingga saat ini. Intinya Yesus telah membuat hidupNya yang singkat itu penuh makna. Jadi, bukan panjang pendek umur yang menjadi ukuran hidup seseorang melainkan 'isi' dari hidup itu sendiri.

Banyak penghormatan yang aku lihat ditunjukkan kepada mami papi ketika mereka meninggal. Betapa mereka selama hidup mereka telah menabur banyak kebaikan sehingga menuai banyak kebaikan juga. Itulah isi kehidupan mereka dan perjalanan mengisi hidup itu telah mereka selesaikan sampai disana.



Walaupun tempat mereka gak lagi di dunia ini, tapi di salah satu ruang hatiku aku tau mereka ada...

Oh Bunda/Ayah,
Ada dan tiada
Dirimu kan selalu ada
Di dalam hatiku
“Bunda” - Melly Goeslaw




1st image taken from family album.
2nd image taken from www.fotosearch.com

Tuesday, January 27, 2009

Everyday is a blessing

Have been busy lately. Jadi jarang nengok buah hati yang satu ini, my blog :p.

Lagi agak sibuk dan lagi 'ada' yang dipikirin yang pengennya sih ditulis disini tapi bingung mo mulai darimana, :p.

Seminggu terakhir ini akhirnya NPWP kelar. Hasil test IQ Ryan udah keluar. Nilainya 133 pada skala Wechsler, yang masuk kategori Sangat Cerdas. Test Akademisnya juga bagus rata2 100, mendengar doang yang 85 mungkin dia gak konsen karena tangannya udah pegel kerjain soal2 :p dan berpikir ngapain juga anak sekecil aku udah dites seperti ini hanya untuk masuk SD doang :p.

Banyak lagi hal baik lainnya yang terjadi seminggu belakangan ini. Puas, menyenangkan dan menambah kekayaan batin.

Awal yang manis di pembuka tahun yang baru bukan ?....:)

Friday, January 16, 2009

Ryan & Tes IQ

Obrolan aku dan Ryan, kemarin, ketika dia selesai test IQ. Penasaran banget,...pengen tau :p.

Aku : "Ryan inget gak didalam tadi ditanya apa aja?"
Ryan : "Mmm...apa ya, mmm...ibunya nanya gini: mangga-jambu-jeruk. Ryan jawab asam. Kata dia bukan. Ryan bilang buah. Iya betul katanya."
Aku : "Hahaha, trus...apa lagi?"
Ryan : "Apa ya...lupa. Mmm...itu, dia tanya: kucing-tikus. Ryan jawab: mengejar. Bukan. Memakan. Bukan. Binatang. Nah, gitu donk..." (hehehe...maklum salah satu film favoritnya Tom & Jerry).
Aku : "Trus...?"
Ryan : "Ryan ditanya, katanya Ryan dikasih uang sama mami buat beli roti di pasar, tapi, rotinya habis. Ryan ngapain? Ryan bilang Ryan cari ke toko lain."

Waaah...anakku pinter juga jawabnya ya...:D.

Ryan : "Tapi, ada yang Ryan gak bisa jawab juga mi."
Aku : ".....ga papa deh, yang penting Ryan udah berusaha," jawabku menguatkan dia, walaupun (awalnya) yang terlintas dalam pikiranku saat itu adalah khawatir :p.

Senin besok 19/1, hasilnya diambil. Semoga it can make us smile ear to ear :).

........

Ah, tapi...apapun hasilnya Ryan tetap anak mami papi tersayang (Rainer juga donk, pastinya :)).

Mendadak Kreatif

Salah satu hal yang aku pelajari after being a mom is to be creative.

Yang aku maksud disini bukan kreatif menjahit, memasak atau membuat kue, tapi kreatif berpikir cepat mencari kata2 atau mengalihkan perhatian anak supaya bisa dibujuk untuk: brenti nangis, menghabiskan makanannya (basi kalo cuman bilang: "ayo donk chayank...abisin mamamnya". Udah gak mempan. Skarang kita ibu2 dituntut kreatif bikin tampilan makanannya semenarik mungkin not just something to eat but a lifestyle (ngutip dari AFC channel :p)), mau mandi, stop main, ganti baju, berani unjuk kebolehan, tidur siang, tidur cepat di malam hari, bikin pe-er, dll.

Macam2 lah, termasuk juga kreatif ngajarin anak mengenal bentuk, warna, huruf, angka (ada beberapa teman yang gak bisa kreatif ngajarin anak. Alasannya si anak gak mau denger omongan mereka, jadi solusinya anak mereka dibawa ke tempat kursus. Ya gpp juga, tapi kalo mulai umur 2th udah dikasih les kan kasian anaknya juga).

Anyway, waktu antar Ryan test IQ kemaren, gak tau gimana dia tiba2 mogok gak mau masuk ruang test. Padahal dari rumah gak apa2. Sampe sekolah juga masih santai dulu, nonton murid2 SD disitu main sepakbola karena testnya blom dimulai.




Senewen banget. Bingung. Gak enak sama tim pengujinya karena mereka jauh2 datang dari kantor pusat, di tanjung duren.

Udah bujuk2, dibantu oleh staff sekolah dan salah satu ibu dari tim penguji tetap juga dia gak mau. Mau sih, dengan syarat aku ikutan masuk ke dalam ruangan which is yang peraturannya tidak boleh. Jadi pusing...

"Abis ini kita ke timezone yuuk," rayu aku. Ryan tetap geleng2 kepala. Duuuh...bingung banget. Waktu berjalan terus dan aku gak punya ide gimana cara bujuk dia dalam waktu sesingkat mungkin. Sampai akhirnya aku inget dia tuh gak suka sama mata pelajaran Korea di TK dia skarang. Aku bilang, "kalo Ryan gak mau ikut test nanti Ryan balik lagi lho terusin SD-nya di skolah yang skarang. Ryan jadi belajar bahasa Korea lagi deh. Katanya gak suka." Dia kelihatan mikir2 gitu. Akhirnya... berhasil! Mau juga deh dia masuk dan duduk didepan ibu penguji. Lega.....:).

Untunglah setelah selesai dia keluar ruangan dengan riang, gak kelihatan stress :). Padahal testnya cukup lama juga satu jam lebih dan diawali dengan 'pertarungan' batin dulu :p.

Salah satu kreatifitas yang lain adalah bercerita. Ryan suka sekali diceritain. Mau tidur siang minta cerita, tidur malam juga. Mending kalo cerita dari buku, kadang2 dia kasih tema yang kita harus create sendiri. "Mi cerita tentang Ryan ke Bali. Semua teman2 ikut: ada Mickey, Pooh, Handy Manny, Ben 10, Aang, Tom, Jerry, Dora, Diego,...(dan tokoh2 lain dari channel anak2 favorit dia)." Ceritanya sih pendek, nyebutin semua tokoh2 itu lho yang bikin lama saking banyaknya :).

Aku juga suka seenaknya mengubah syair lagu (maaf kepada penciptanya :)).
"Satu satu mami sayang Rainer
Dua dua papi sayang Rainer
Tiga tiga kakak sayang Rainer
Satu dua tiga semua sayang Rainer"
(Gubahan dari lagu satu satu aku sayang Ibu).

Intinya, lagi-lagi semua itu butuh kreatifitas. Kelihatan sepele tapi, coba aja gampang2 susah lho...:). Kalo yang punya anak balita pasti deh tau kerepotannya gimana :p.

Wednesday, January 14, 2009

Ryan and Badminton

Sejak umur 3 th Ryan suka skali main badminton. Walo frekuensinya gak sering -- karena raket rusak, keabisan cock, gak ada partner (anak tetangga / mami papinya lg gak bisa temenin main :)), berubah mood, dll -- tapi, overall dia udah bisa megang raket dan mukul cocknya.

Dibanding main sepeda dia lebih suka badminton. Mungkin karena pengalaman pertama naik sepeda jatuh dan pernah ketabrak pula, jadi dia males2 gitu kalo disuruh naik sepeda :(.

Ini foto waktu kita nonton final Indonesia Open, Juni 2008 lalu di Istora Gelora Bung Karno.


Penontonnya yang sedikit atau lapangan indoor-nya yang kegedean?


Yang ngambil foto amatiran (maksudnya: bener2 amatir. bukannya bilang amatir tapi hasil fotonya bagus2 :p). Keliatan gak yang difoto siapa? Mereka ganda putri Indonesia nomor satu saat ini: Vita Marissa dan Lilyana Natsir. Maaf, blur banget. Sekali lagi yang motret amatiran :p.

Dan ini video dia 'tanding' sama papinya.



Not bad kan? :D.

Monday, January 12, 2009

Eh Hujan Gerimis Aje...

Hmmm...hujan udah mulai sering turun. Gak seharian sih, tapi tiap hari ada aja gerimis, hujan kecil, hujan numpang lewat...yang cuman turun berbarengan dengan hembusan angin setelah itu brenti dan.....kemudian hujan lagi. Ada juga hujan deras. Tapi, gak lama juga cuman sebentar.

Dua tahun terakhir, berturut-turut setiap awal February (kata temen kantor suami tiap tgl 1 Feb. Karena rumah dia kebanjiran jadi dia ingat banget, hahaha. Ups! Maaf...:p), Jakarta dan sekitarnya banjir besar. Yang rumahnya harus lewat tol Kebon Jeruk terjebak. Hampir gak bisa pulang. Termasuk suamiku yang tahun lalu baru sampe di rumah jam 2 pagi (masih termasuk beruntung kali :)).

Semoga tahun ini gak berulang...

Let's hope and pray, shall we? Oh, tentunya harus ada action juga kali ya: membuang sampah pada tempatnya misalnya. Small action memang, tapi at least kita sudah membantu melakukan sesuatu :).

Ada kutipan dari sebuah buku yang ditulis oleh seorang uskup anglikan yang aku dapat dari sini:

ketika aku masih kecil dan bebas,
dan imajinasiku tidak ada batasnya, aku
mengimpikan untuk merubah dunia;

ketika aku semakin besar dan semakin bijaksana,
aku sadar bahwa
dunia tak mungkin diubah.

dan aku putuskan untuk mengurangi impianku sedikit dan hanya mengubah negaraku.
tapi itu pun tampaknya tidak mungkin.

ketika aku memasuki usia senja,
dalam suatu upaya terakhir, aku berusaha mengubah keluargaku sendiri,
mereka yang paling dekat denganku, tetapi sayang,
mereka tidak menggubrisku.

dan sekarang menjelang ajal,
aku sadar ( mungkin untuk pertama kalinya ) bahwa
kalau saja aku mengubah diriku dulu,
lalu dengan teladan mungkin aku bisa mempengaruhi keluargaku,
dan dengan dorongan serta dukungan mereka
mungkin aku bisa membuat negaraku menjadi lebih baik, dan siapa tahu,
mungkin aku bisa mengubah dunia.


So, ga masalah kalo kita baru bisa bantu pemerintah dengan membuang sampah pada tempatnya :p. Itu juga udah ngebantu banget kog. Aku percaya impactnya besar, karena dari kesadaran akan hal2 yang kecil akan timbul kesadaran untuk hal2 yang besar. Let's give it a try :p.

Added on 14th Jan: Gak boleh diomongin kali, jadinya udah 2 hari ini hujan mengguyur terus sepanjang hari. Langit tetap terjaga mendung. Banjir sudah bertamu ke Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara -as always-. Semoga banjir gak menyambangi seJakarta....:).

Friday, January 09, 2009

What A Day!

Aaaarrrggghhh.....!

Rasanya pengen teriak tapi, gak mungkin juga kan teriak2 di kantor orang gitu? Hiks.

Hari ini walopun diawali dengan ngantuk yang amat sangat, karena tiap hari harus bangun jam 5 (urusin tetek bengek suami yang mo berangkat kerja) trus, malemnya gak pernah pules juga. Setiap 2 jam kebangun oleh tangisan Rainer yang minta, "ninum...ninum..." (maksudnya: minum ^^. Air putih pula bukannya susu). Tapi, aku tetap berusaha semangat karena hari ini aku mau ke Kantor Pajak: ambil NPWP, trus ke kantor Kecamatan: update Kartu Keluarga, trus ke Supermall beli Sebamed moisturizer.

Nah, singkat cerita tibalah aku di kantor pajak jam 9.15. Aku langsung ke loket 5 (loket pengambilan NPWP), menyerahkan form Bukti Penerimaan Surat ke bapak2 (yang katanya Bpk Alvian), trus duduk setelah secara sekilas aku liat dia naro form itu ke meja sebelahnya, tempat beberapa anak SMA yang lagi magang bertugas mencari kartu NPWP.

Ada beberapa koran yang disediakan di dekat situ, tapi aku sengaja gak mau baca karena takut gak denger pas nama suamiku dipanggil ntar. Jadi, ya udah, dengan tekun (caelah...) aku merhatiin siswa2 itu yang sedang mencari kartu NPWP sesuai Bukti Penerimaan Form yang di pegang mereka.

Sejam kemudian...

"Lho, nih orang kan yang tadi dateng setelah aku?" pikirku sambil bingung2 gak jelas gitu ketika melihat beberapa orang yang kartunya udah ketemu, dipanggil. Masih berpikir, "oooh...gapapalah, kelewat sama satu dua orang mah." Aku beringsut pindah ke bangku paling depan dan menunggu lagi.

Satu stengah jam kemudian...

Kayaknya ada yang gak beres nih, mendingan aku nanya aja deh ke anak2 SMA itu. Aku maju ke depan setelah ninggalin map hijau punyaku di kursi dengan maksud spy orang lain ngeh: ini kursi masih ada yang dudukkin.

"Mas, mau tanya donk. Kog, nama saya blom dipanggil2 juga ya, pdhal saya liat orang2 yang datang setelah saya udh dipanggilin tuh."
"Nama Ibu siapa?"
"Saya ambil NPWP suami sih, namanya Stanley."
"Oh, kalo S di meja sebelah bu," katanya sambil menunjuk loket 3.

Okay. Aku duduk lagi. Berharap nama suamiku akan segera dipanggil dari meja sebelah. Pas mo duduk, lho...kog, ada yang duduk di kursi yang udah aku tanda'in...(bingung mode on). "Maaf mbak, ini kursi saya," sambil nunjuk map hijau yang dia dudukkin (OMG!). Sabar...sabaaar.....

Menunggu lagi. Kali ini arah mataku kualihkan ke bapak2 yang ada di loket 3, yang katanya megang kartu2 Nomor Pajak dari WP berawalan S. Omaigosh...ini bapak sedang apa? Form yang dipegang dia cuman beberapa lembar, tapi nyarinya lambat banget, lebih lambat dari siput. Ugh! Gemes banget deh. Masa, itu kartu2 yang dibuat beberapa tumpuk dengan ikatan karet, satu persatu karetnya dilepas trus kartunya dia letakkan dimeja, disebar seperti sedang mencari potongan puzzle, trus dirapi'in lagi, dikarettin lagi, yang semuanya seperti dilakukan dengan gerakkan slow motion.

Oh Tuhaaan...Gak tahan lagi. Kayaknya, aku harus ke meja dia nih, make sure form punya suamiku ada disitu atau nggak. Apalagi aku liat, lagi-lagi, orang2 yang baru datang yang dipanggil namanya bukannya aku. Aku jadi punya perasaan gak enak gitu. Feels like something wrong.

"Maaf pak, boleh lihat formnya ga?"
"Mau cari punya siapa?"
"Stanley..."
"(melihat form yang cuman 5 lembar ditangan dia)...gak ada"

Tuuuh kaaan...bener feeling aku. Aku bergeser lagi ke loket 4 tempat anak2 SMA tadi.

"Mas, kog form punya suami saya gak ada disitu," aduku sambil menunjuk meja sebelah. Dia juga keliatan bingung.

"Namanya siapa bu?", tanyanya lagi.
"Stanley."

Waktu dia sedang nyari2 gitu, dateng seorang bapak2 yang namanya Bpk. Jamal, dengan ramah meminta aku sabar menunggu karena katanya kartunya banyak banget, dan mereka juga sedang berusaha menemukan kartu2 itu. Aku bilang, "saya juga dari tadi udah nunggu pak, tapi masalahnya kog nama saya gak dipanggil2 sementara orang2 lain yang datang setelah saya udah dipanggil. Mustinya kartu suami saya udah ada donk, karena kita udah daftar online, udah dapet nomernya. Waktu tgl 30 saya kesini disuruh balik sekarang, artinya kita udah menunggu selama 10 hr Pak, masa belum selesai juga. Katanya satu hari juga selesai. Orang kantor suami saya di Bekasi udah selesai dalam satu hari cuman nunggu satu jam," kataku panjang lebar skalian complain. Masih dengan semangat complain aku bilang lagi, "kalo memang belum siap, mustinya jangan 'ngancam2' akhir tahun kemaren harus udah punya NPWP."

"Oh, itu kan Sunset Policy, Bu," jawab dia dengan sabar.
"Iya, tapi buat kita orang awam yang gak ngerti, kita pikir itu deadline pembuatan NPWP, makanya di internet kan rame Pak, orang2 pada cari info," kataku. Dia senyum2, "oke deh, ntar kita sedang cari di dalam. Mungkin ada didalam," kata Bpk. Jamal.

Si anak SMA itu kemudian kembali lagi, berkata ke Bpk. Jamal, "di belakang gak ada Pak." Waduh! Setelah memberitahukan sekali lagi nama suamiku, mereka kemudian berjongkok (lho?) dan mencari di.....tempat sampah! Alamak! Segitu cerobohnya kah mereka sampe form suamiku bisa masuk kesana?

Ternyata.....benar. Mereka ceroboh. Form suamiku ada disana. Hiks. Kantor Pajak kog gini ya? Enak aja mereka minta2 rakyat bayar pajak tapi, pelayanannya....

Akhirnya aku duduk lagi dan menunggu.

Dua jam kemudian.

"Bu..." panggil Bpk. Jamal.
"Ya Pak," jawabku sambil beranjak ke depan dan berharap TIDAK ADA LAGI masalah.
"Ada fotocopy KTP Bapak gak?"
"Lho, kan udah dilampirkan di form kemaren itu Pak."
"Begini Bu, form Bapak gak ada. Mungkin keselip atau apa, karena form pengajuan NPWP banyak sekali Bu, jadi kalo Ibu bawa fotocopy suami Ibu nanti kita proses lagi."
"......"

Setelah beberapa perbincangan, akhirnya aku menyerah. Pulang dengan tangan kosong dan hati dongkol sambil tak henti2nya berpikir, "kog gini ya?". Gak pengen bilang sial, tapi kog...kayaknya sial banget. Udah form untuk pengambilan NPWP-nya kebuang ke tempat sampah, eh...form pengajuannya gak ada pula.

Dilema: pulang rumah ambil fotocopy KTP suami trus balik lagi urus NPWP, atau ke kantor kecamatan urus KK.

Ah, udah siang, sebentar lagi mereka pasti sholat jumat. So, aku putuskan untuk ke kantor kecamatan aja deh.

Sampai kantor kecamatan, aku langsung ke loket bertuliskan: pengurusan KTP dan KK. Dari depan loket yang dibatasi dengan kaca itu aku bisa melihat ada lima orang di dalam ruangan: dua orang bapak2 yang sedang duduk santai, yang salah satunya kudengar nyeletuk, "itu ada orang" tapi semuanya ignored; Satu Ibu2 sedang sibuk mengetik; Satu Ibu lagi sedang asik ngobrol di henfon; dan Ibu yang satu lagi sedang berhenfonria (mungkin sms). Akhirnya, ibu yang sedang main henfon itu nengok juga dan meladeni. Tapi, bukan karena aku panggil melainkan karena ada lagi orang2 lain yang mulai antri di belakangku.

Ketika aku menyerahkan form pembuatan KK. Dia bilang blanko KK masih kosong, baru ada nanti tgl 20 Jan.

Ya sudahlah. Tanpa banyak tanya aku langsung keluar lagi. Memang seperti inilah kalo ngurus apa2 sendiri. Lebih baik bayar orang. Lebih mahal memang tapi gak makan hati.

Eh,...ada lagi kejadian di Matahari Dept Store, Supermall Karawaci.

Hehe...cerita hari ini jadi panjang bener deh.

Ceritanya dalam rangka ulang tahun yang ke-17 (lupa deh ultahnya siapa, Lippo Village atau Matahari ya?), setiap belanja per kelipatan 50rb, berhak dapat 1 cap di counter Cust Svc Matahari dept store Supermall Karawaci. Program ini khusus untuk penghuni Lippo Village aja. Merasa penghuni, selesai belanja aku ke counter CS minta cap sambil nunjukkin struk belanja. Sebagai bukti aku penghuni si neng customer svc minta KTP aku.

CS: "Maaf Bu, data KTP Ibu gak sesuai. Disini ditulis kelurahan Cibodas bukan Lippo."
Aku: "Wah, mana saya tau mbak, kalo kelurahannya dimana. Itu mah urusan pemerintah. Yang saya tau saya tinggal Lippo Village."

Akhirnya dia manggil supervisornya.

Spv: "Boleh liat KTP-nya Bu? Ini tuh didaerah mana ya? Soalnya diKTP Ibu kelurahan Cibodas ya?"
Aku: "Saya tinggal di Lippo Utara mbak. Yang depan ruko Pinangsia tuh. Tau ruko Gajah Mada gak? Kantor Matahari kan disitu. Atau, tau ruko d'Espana?"
Spv: "Oooh...(sambil mengingat2 gitu), yang belakang gokart itu ya?"
Aku: "Iya bener disitu."
Spv: "Soalnya disini kelurahan Cibodas ya?" (masih keukeuh dg topik kelurahan).
Aku: "Wah...saya mana tau mbak, lokasi rumah saya masuk kelurahan mana. Itu mah urusan pemerintah. Pokoknya saya cuman minta bikin KTP, udah. Yang pasti saya tinggal di Lippo Village. Kalo memang saya gak dianggap penghuni, lha trus slama ini tempat tinggal saya namanya apa donk? Jadi bingung..."

Akhirnya, si supervisor approve kasih cap.

Boleh jujur? Gak tau kenapa, pada saat ngalamin kejadian2 menyebalkan diatas aku gak terlalu kesal. Kesal. Tapi, gak terlalu. Padahal aku termasuk orang yang temperamental kalo mengalami ketidakadilan seperti ini. Mungkin hari ini aku lagi baik. Boleh percaya boleh tidak. Hehe....:p.

Udah ah. Udah jam 19.21. Tulisannya udah panjang bener kayak skripsi ^^.

Have a nice week end ^o^!

God bless...
Christian graphics