:: see more gadget at the bottom of the page ::

Wednesday, December 31, 2008

Happy New Year 2009!

Ga terasa udah nyampe di penghujung tahun lagi :).

Dulu, waktu kecil waktu rasanya lamaaa bangeeet. Buat aku yang Nasrani, bulan Desember menjadi bulan yang ditunggu2, karena itu berarti Natal dan Tahun Baru. Dan itu artinya, baju baru, sepatu baru, kue2 kering aneka rasa buatan mami - yang ga pernah bosen untuk dimakan, yang baru keluar dari oven aja udah jadi rebutan, haha - dan juga,...tamu.

Iya, kalo hari Natal dan Tahun Baru, di rumah banyak tamu. Ga mandang lo dari suku mana, agama apa. Semua datang. Aku dan saudara2ku, yang masih kecil2 seneng banget kalo kedatangan tamu, karena biasanya para tamu bawa anak2 mereka juga, jadi kita bisa punya teman baru dan main sepuasnya.

Saat itu langit penuh dengan senyum, gelak tawa, dan canda. Atmospherenya terasa beda. Damaiii...banget :).

Sekarang semua beda. Keadaan ga seperti dulu lagi. Orang2 ngeributin kecemburuan sosial, SARA. Ga ada lagi silahturahmi. Ga ada lagi kebersamaan.

Apakah tahun depan akan lebih baik? Ga tau juga. Karena setiap pergantian tahun memang ada perubahan dan keadaan baru yang kita ga tau pasti, ya kan?!

Hhhh...ternyata momen pergantian tahun itu ga selalu menyenangkan juga ya, karena ada (sedikit) rasa gelisah, (sedikit) rasa khawatir, (sedikit) rasa takut akibat ketidaktahuan akan masa yang akan datang...:p

Biar ga terlalu mikirin kekhawatiran2 yg ga jelas, so why not:
- we being around the family,
- pray to God, and
- blow the trumpet...teeet....teeet....teeet! :D

Happy New Year and Best Wishes for a Bright and Prosperous New Year 2009!

God Bless You All...

Tuesday, December 30, 2008

NPWP

Tadi ke KPP (Kantor Pelayanan Pajak) Pratama Jl. Imam Bonjol, Tangerang, buat bikin NPWP suami.

Rame banget.

Untung, udah daftar online ke websitenya Ditjen Pajak, www.pajak.go.id. Jadi, tinggal masukkin form trus tunggu dipanggil deh.

Ternyata, bikin NPWP harus di KPP yang terdekat dengan kelurahan / kecamatan yang tertera di KTP kita. Kirain bisa dimana aja, taunya engga. Banyak juga tadi yang dioper ke KPP lain. Untung juga deh, jdnya gak terlalu lama antri :p.

Tapi, prosesnya emang gak ribet juga sih. Petugasnya cuman manggil nama WP trus dikasih Bukti Penerimaan Surat, trus udah, katanya, "balik lagi tanggal 9 ya..(buat ambil NPWP-nya)."

Lega. Kira'in bakal nunggu seharian disitu :p. "Supermall, I'm coming...!"

Monday, December 29, 2008

Jalan Yuuk...

Hari Senin. Libur pula. Enaknya kemana ya?

Jadi bingung krn tadinya suami mo ke Singapore 4 hr smpe tgl 30. Tapi, krn Ibu Dora Sigar (ibunya Pak Hashim, bos suami) yang emang udh sakit2an dan dirawat di Singapore, meninggal, jadinya acara kantor mereka berubah juga deh. Instead of mempersiapkan acara Natal di Singapore jadi mempersiapkan acara duka di Jakarta :(.

So, here we are, bengong2 ga tau mo kemana, hehe...Soalnya, aku berdua suami bukan type yang suka bawa anak2 tanpa planning :p.

Kalo ke Dufan...pasti rame. Males antrinya. Tahun lalu kita sampe musti ambil nomor dulu setiap kali mo main wahana favorit, such as Kora-kora, Halilintar, Giant Wheel...Reseh banget kan...

Ke Seaworld...udah sering. Lagian, pasti rame juga (ya iyalah...namanya juga lagi holiday season :p).

Ke Taman Safari...pasti macet. Macetnya tolong tolong deh!

Ke Carita...kemaren udah diajak, tapi ga bisa pergi. Mbak libur dan aku lagi sakit mata. Tepatnya mata kiri bagian ujung dalam. Rasanya nyut...nyut...nyut smpe ke kening. Untung kata dokter di Siloam Hospital, gpp. Syukur deh. Trauma banget kalo udah menyangkut mata. Drpd kenapa2 mending periksa kan. Kata suami, "Ngeblog mulu sih! Kelamaan depan komputer!" Hahahaha...ngomel dia :D.

Ke Mall...waduuuh, pilihan terakhir kali ya...Hahaha.

Ke The Jungle...mauuu, soalnya blom pernah jd pengen tau, walopun ada yang bilang 'biasa ajah'. Tapi, ntar aja kali yaaa after New Year. Rencananya mo sekalian nginep di Rumah Jambu Luwuk. Moga2 ga fully booked :p.

Kemana lagi donk...?

Ya..., mo kemana aja juga sebenarnya bisa sih,...asal niat, hehehe...:p

"Ryan...! Jadinya, kita mo jalan2 kemana nih???"

Bunga tidur

Sabtu malam kemaren mimpi: tiba2 langit gelap. Ada cahaya terang, tapi sepertinya api. Suasana hiruk pikuk dengan hamburan orang2 yang berlarian keluar rumah dan teriakan yang sahut menyahut. Aku dan suamiku pun begitu, berlari keluar rumah sambil masing2 menggendong satu anak (aku lupa gendong siapa). Mbak juga ikut kabur sama kita, "Bu, bawa susu ga?" Duuuh...ga bisa mikir mbak...Eh, sempet juga sih kepikiran ntar anak2ku makan apa ya?. Aku jawab, "Iya, bawa donk." Terus...kepikiran lagi, gimana kalo airnya habis, mo minta kemana? :P (hehe, maklum emak-emak...:D)

Aku pikir ini kiamat. Sempet terlintas di pikiranku, "Wah, akhirnya ketemu mami...papi."

Seneng sih. Tapi, saat itu yang terasa lebih banyak tegangnya dan takuuut.

"Honey...kamu ngigo ya?" tanya suamiku ketika aku terbangun. "Iya kali," jawabku sambil lalu, dengan mata menerawang memikirkan mimpiku tadi.

Duuuh...takut juga ya :p

Saturday, December 27, 2008

Happy Mother's Day

Semalam, ka' Cindy baru ngomong minta tolong dibikinin puisi buat dia bacain di acara Hari Ibu di kebaktian hari ini. Sempat kebingungan dan hampir nolak karena udah lama banget ga bikin puisi, udah sejak SMA dulu (ketahuan deh angkatan tahun jebot, hahahaha!:)).

"Tulis perasaan Eby aja yang baru kehilangan mami," bujuk kaka'. Ya udah deh, kasian juga dia butuh banget buat hari ini, jadilah semalam ngulet2 dulu dengan perasaan kehilangan dan kangen sama mami. Baca2 postingan bulan lalu ttg mami. Trus, jadi deh puisi...eh, ungkapan perasaan eh, apa ya...terserah deh mo nyebutnya apa...whatsoever lah :p.

Berhubung penyesalannya banyak, jadinya puisinya jadi panjaaang juga deh :p.

*****

*Surat (yang tertinggal) Untuk Ibuku Tersayang*

I love you mom...
Sepenggal kalimat pendek yang baru kusadari tak pernah sempat ku ucapkan padamu
Dan barisan ucapan terimakasih serta rentetan kata maaf yang walaupun kukatakan berulang-ulang saat ini, tak akan lagi dapat kau dengar...

Seandainya kau masih ada Ibu, aku ingin mengatakan semua itu dengan suara lantang!

Tak hanya berucap, tapi aku juga akan memeluk dan menciummu.
Aku akan memperhatikanmu dengan lebih baik lagi. Menjadi teman dalam sepimu.
Tak lagi membiarkanmu menunggu, karena menunggu adalah luka.

Seandainya kau masih ada Ibu...
Aku mau berbagi mimpi, tawa dan segala keria-an denganmu.
Aku tidak akan membiarkanmu menyimpan pedihmu sendirian, diam-diam menyeka airmatamu berharap tak ada anakmu yang tahu karena tidak ingin menyusahkan.
Berkata: "Ibu baik-baik saja, Nak." Padahal tidak.

Seandainya kau masih ada Ibu...
Aku mau menjadi pendengar setia untuk semua ceritamu, keluh kesahmu, kekhawatiranmu, harapan-harapanmu.
Apapun itu, aku mau memberikan telinga dan hatiku untuk mendengar.
Tak menyela, mengkritik, menyalahkan...hanya mendengar.

Maafkan aku Ibu, karena telah membuat jarak denganmu.
Menuduh perbedaan kita sebagai penyebabnya.
Padahal bukan,.....bukan perbedaan itu yang jadi masalah, tapi lebih ke diriku yang selalu merasa benar.
Ngotot semua keinginanku harus dituruti. Maksa semua harus berjalan sesuai dengan kemauanku.

Maafkan aku Ibu karena telah melukai hatimu.
Menuntut banyak pengertian darimu tanpa pernah mau mengerti dirimu.

Padahal, yang sebenarnya engkau adalah malaikatku.
Engkau adalah penyejuk yang menghapus airmataku dengan ciumanmu.
Engkau adalah pelita yang menerangi langkah-langkah kecilku di dunia ini.
Engkau adalah matahari yang memberiku kehangatan.
Engkau adalah monumen kehidupanku.
Engkau adalah pelengkap sempurna.

Terimakasih Ibu, untuk kasih sayangmu yang tanpa batas...
Terimakasih Ibu, atas bimbinganmu sejak aku masih dalam kandungan...
Terimakasih Ibu, karena kau selalu ada untukku kala aku senang terlebih kala aku susah...
Terimakasih Ibu, atas kesabaran dan ketabahanmu menghadapi pemberontakkanku...
Terimakasih Ibu, untuk segala-galanya...

I love you mom...and I miss you a lot.
If only you're still alive I would say that out loud to you!
But, from now on I can only whisper that into my pray
...

Karya: Feiby Tambahani Onsoe

*****

Curahan hatiku yang dibaca dengan sangat apik dan penuh penghayatan oleh kakak membuat (beberapa) ibu sibuk menyeka airmata mereka (termasuk diriku...hiks) :).

Dan aku senang.
Bukan karena mendapat banyak pujian setelahnya, tapi karena merasa plong!
Lega, aku telah berhasil mengeluarkan perasaan sedihku. Mengungkapnya, membiarkan orang lain tahu bagaimana rasanya ditinggal pergi oleh seseorang yang kita sayangi.

Dan, semoga yang mendengar serta membaca tulisan ini bisa lebih menghargai keluarga kita dan orang-orang lain yang kita katakan kita peduli.


Happy Mother's Day

God bless.....

gambar diambil dari www.fotosearch.com

Thursday, December 25, 2008

Have A Joyfull X'mas !

Dapet lumayan banyak sms hari ini yang semuanya berisi ucapan Selamat Hari Natal dan Tahun Baru :).

Ga tau kenapa, ucapan Natal selalu diikuti dengan ucapan Selamat Tahun Baru. Mungkin karena harinya yang berdekatan, cuman selisih 6 hari. Daripada repot musti dua kali kirim kartu ucapan, jadinya dibikin satu paket deh, hehe...:p.

Mau istirahat dulu ah, cape nih, dari pagi udah muter2 :p:
  • - Ke keluarga kakak ipar. Tukar2an kado.
  • - Ke mertua.
  • - Have lunch with all family (excluding 'Pip yang lagi kumpul sama keluarga calon istrinya) @ Sari Kuring, Sudirman. Tadinya mau makan di Camoe-camoe, tapii tutuup....:(.
  • - Ke Harvest, beli beberapa cake and coklat buat mertua, auntie Esther, nieces from London, and buat dimakan sendiri. Ayo, yang mo liburan ke Jakarta, buruan mampir ke rumah...:).
  • - Ke open house di rumah auntie Esther, *Thanks guys, for the souvenir :)*
Every sunset give us one day less to live, but every sunrise give us one day more to hope! ~ sms received from Yon ~

Have a wonderful Christmas' 08 - to you who celebrate it -. God bless....!

Sunday, December 21, 2008

Unforgottable

keep thinking of mam and pap....:(

Friday, December 19, 2008

Gak kerja = gak punya cita-cita?

Rabu malam lalu anakku yang paling besar, Ryan (5 th), mendekati aku yang seperti biasa lagi asik di depan komputer :p.

Ryan : "Mami! Mami ga punya cita-cita ya?"
Aq : "Mmmm...punya. Kenapa?"
Ryan : "Kog, mami ga kerja?"

Duh! Jadi bingung (eh, maksudnya malu?). Ga kerja tuh berarti ga punya cita2 ya....? Hiks.

Aku jadi mikir2. Dulu cita2 aku apa ya? Hmmm...., let see, waktu kecil kayaknya pengen jadi Dokter deh, terus....mmm, sempet berubah lagi kepengen jadi Insinyur Pertanian...sempet juga pengen jadi Pramugari...pernah juga bercita2 menjadi Suster, bukan suster rmh sakit, tp suster di biara -keinginan yang spontan setelah kunjungan ke salah satu biara di tomohon, manado :p- tp, aku pikir ga jadi deh, krn aku bukan katolik :). Cita2ku berubah2 terus sampe aku bingung sendiri. Apalagi kemudian aku kuliah -di jurusan yang ga sesuai dengan minat dan bakatku :p- aku udh ga terlalu mikirin cita2 *
sungguh, bukan tulisan yang memotivasi, hahahaha*.

Barulah setelah aku berhenti kerja pd thn 2005 awal, aku mulai memikirkan kembali cita2ku. Kira2 bisa ga diwujudkan sekarang, setelah aku 'punya' waktu? Bisa ga cita2 aku itu menghasilkan uang? Apakah aku perlu mengambil kursus2 tambahan untuk dapat mewujudkan cita2ku?

Tapi,...apa sih cita2 aku sebenarnya (baca: sekarang)?

Setelah aku coba2 mengingat kembali ke masa lalu, dengan mantap aku memutuskan cita2 ku adalah menjadi penulis! Menjadi penulis? Ya, menjadi penulis. Hebat kan?! Hehehe...l

Dengan semangat '45 aku membeli meja khusus untuk mengerjakan proyek menulisku. Rencananya aku mau mencoba menulis cerpen. Yaa....proyek yang mudah aja dulu yang ga perlu observasi terlalu detail, cukup mengandalkan kenangan2 semasa aku sma dulu :). Setelah dapat ide cerita, file di ms word pun aku buka. Aku mulai dengan membuat kerangka cerita, lalu judul (terbalik ya? gpp deh, yang penting kan cerpennya jadi. sama aja :p).

Mulailah aku mengetikkan rangkaian demi rangkaian kalimat. Ga ada masalah. Cetek :p. Tapi, ketika aku mau mengetik baris2 kalimat berikutnya, aku mulai bingung. Apalagi ketika kemudian Ryan yang saat itu masih berumur 25 bulan merengek2 minta ditemenin main. Waduh!

Malam hari, ketika Ryan sudah tidur, aku mencoba meneruskan kembali ketikan cerpenku . Tapi...? Hoaeeem...Lho??...Hoaeeem...Kog, ngantuk nih?...Duh, duh, duh...! Gawat! Aku ga bisa kalo udah ngantuk tetap dipaksa melek juga. Dijamin besok paginya aku bangun dengan kepala nyut2an. Walah! Alasan banget :p.

Akhirnya, sampai hari ini gak ada satupun tulisanku yang selesai dan siap dipublikasikan. Trus..., gimana dengan cita2ku menjadi penulis? Yaaa...gimana donk. hehe...terpaksa sementara ini harus cukup puas dengan menulis di blog sendiri. *thanks to blogger.com*. Soal ga ada kerjaan...?? Weleh2...Siapa bilang? Segini juga udah sibuk banget lagiii, hahahaha!

Ryan, mami memang belum berhasil mewujudkan cita2 mami. Tapi, mami harap Ryan tetap punya cita2 dan fokus pada cita2 Ryan. Dengan cita2 itu Ryan sekolah yang pintar yaa, supaya nanti cita2 Ryan bisa tercapai dan Ryan bisa bekerja di bidang yang sesuai dengan cita2 Ryan. Mom wl keep pray for you and do our best to facilitate your needs.

....lanjutan obrolan pembuka diatas:
Aq : "(sambil tersipu malu) dulu punya sih. Sekarang mami ga kerja bukan karena mami ga punya cita2, tp supaya mami bisa temenin Ryan sama Rainer di rumah. Kenapa? Ryan pengen mami kerja?"
Ryan : "Iya."
Aq : "Oh, ya udah. Kalo gitu nanti mami cari kerja. Mami jg sebenernya pengen banget kerja. Enak. Bisa punya temen2 baru. Bisa jalan2 dan makan siang di mall. Dan mungkin, nanti mami pulangnya agak malam jadi ga bisa temenin Ryan main lagi sama cerita sebelum tidur."
Ryan : "Oooh...kalo gitu mami ga usah kerja deh. Di rumah aja."
Aq : "Ga papa kog. Lumayan kan kalo mami kerja bisa dapat duit."
Ryan : "Engga ah! Kalo mami kerja, nanti Ryan ga mau makan! Ga mau tidur! Ryan duduk2 aja di depan pintu sampe mami pulang!"

Thursday, December 18, 2008

Pagi: buat entry; siang: blogwalking; malam: edit entry-blogwalking

Gawat! udah 2 hari ini mandinya siang melulu gara2 keasikan blog walking :) duuuuh....lebih gawat lagi rencana ke sana sini, batal semua karena udah kesiangan. Hahahaha...!

Hari ini udah diniatin pergi, jadi nge-blognya mau sebentar aja. tapi, karena pintu kulkas ga bisa nutup rapat, entah kenapa. Terpaksalah, perginya ditunda dulu nunggu sampe teknisinya datang. mo ditinggal sama mbak di rumah, kawatir teknisinya butuh apa2. *Emang sih pengen ganti kulkas yang lebih gede, tapi ga buru-buru juga kog...:p. At least jangan sekarang on holiday season...huhuuu :p*

Benefitnya: jadi bisa terusin baca2 blog orang deh. menyenangkan sih...:). Banyak yang bagus2, banyak juga yang biasa aja. Blog saya mungkin diantara keduanya. Hahahaha...:D
Too often, we lose sight of life's simple pleasures. Remember, when someone annoys you it takes 42 muscles in your face to frown, BUT, it only takes 4 muscles to extend your arm and bitch-slap that mother@#?!&! upside the head.

....dari blog sebelah...:p

Wednesday, December 17, 2008

Rain + Er = Rainer :p

barusan search 'drama korea', eh...nemu blog pecinta drama korea juga punya mba' elvi. nice blog :)

minta gambar RAIN ya m
bak...:)

pake prangko atau kilat khusus?

jaman dulu waktu sd-smp gitu, saya suka banget sama yang namanya korespondensi. siapa aja saya suratin untuk dijadi'in sahabat pena. sampai2 kolom surat pembaca di majalah bobo atau ananda, misalnya *waduuh, jadul banget ya...:p. sekarang kan, majalah ananda udah ga terbit lagi :p*, menjadi kolom yang wajib saya baca, demi ngedapetin alamat 'calon' sahabat pena saya :p. selain itu saya juga berlangganan majalah filateli yang dulu pernah diterbitkan oleh pt pos. (atau sekarang masih ada? ga tau juga deh...:))

*sahabat pena saya lumayan banyak lho, sampai ke blora, salatiga, purwokerto, poso, dll*.

kebiasaan itu terus berlanjut sampai sma dan kuliah, walaupun surat2annya sebatas hanya ke temen2 yang kenal deket aja. in fact, sampai sekarang pun kebiasaan itu ga berhenti total. justru jadi tambah mudah, cepat dan murah sejak munculnya telepon genggam dengan fitur sms dan internet di tahun 90-an.

tapi,...entah kenapa, kog, jadi kangen kirim2 surat dan kartu lagi ya? rasanya gimanaaa gitu, ketika menerima surat / kartu yang ada tulisan dan tanda tangan pengirimnya....

kebetulan mau natal dan tahun baru nih, jadilah saya beberapa hari lalu ke gramedia supermall karawaci. hunting kartu. sayang, koleksinya ga sebanyak dulu. tapi, lumayan juga deh dapat beberapa yang saya suka :).

semoga kalian senang menerima kartu ucapan dari saya :)

Tuesday, December 16, 2008

Never Ending Conversation

"Cape banget."
"Yaaa, lagi...pulangnya malem terus. Emang, ga bisa pulang lebih cepat?"
"Ga bisa. Kerja'an banyak."
"Kan, bisa dibesokkin..."
"Engga. Ditunggu'in boss."
"Tapi, kan badan kamu udah cape. Mana bisa mikir lagi kalo udah gitu? Dan lagi, tau ga, dari artikel yang aku baca nih, otak kita cuman bisa dipaksa mikir sampe jam 9 malem."
"Kamu ga ngerti sih!"
"Bukan gitu. Tapi, kamu kan musti 'dengerin' badan kamu juga. Kerjaan ga pernah akan habis. Yang penting, yang buat hari ini udah slese. Yang bisa dipending, terusin besok lagi aja, bisa kan?"
"Kalo boss juga belum pulang, gimana?"
"Pamit aja baik2. Dia juga ngerti kalii...Udah bagus jam 5 kamu ga langsung pulang. Padahal, ga dibayar overtime juga."
"Haha..."
"Pokoknya, coba deh, kamu pulang ga semalam biasanya. Jangan maksa'in kerja kalo badan kamu udah kasih kode 'cape'. Know your limit. Jangan sampe kurang istirahat, ntar sakit....Yaah?!"
"Nanti liat deh."
"Kog? Tadi ngeluh cape.."
"Ga pa-pa lah. Lagian, jalanan macet juga."
"......"

penantian berujung bahagia

Oalaaaa....ternyata semalam tuh episode terakhir 'loveholic'!!!

Untung nonton. Biasanya, udah cape2 nonton dari awal, pas episode terakhir 'lewat' melulu. Sampe, akhirnya bela2in pinjem cd ke rental hanya untuk pengen tau endingnya gimana. *Duuuh, bayar sewanya buat beberapa keping cd, yang ditonton hanya satu cd....hehehehe :p*

Akhirnya....the story end happily. Ganguk jadian lagi sama Yulju. Buat yang ngerti tulisan korea : Hangul, bole liat di kbs world for more detail or rental aja cd-nya. *Jangan tanya nama pemainnya siapa. Ga pernah bisa hafal! :D*

Monday, December 15, 2008

yesterday is a history...

"I'm a man from your past. Why would you ruin your future just for me a man from your past...?"

Duuh! Jadi kesentil juga nih -sedikit- denger dialog Ganguk nasehatin Yulju *yang adalah mantan pacarnya, udah merit sama orang lain tapi masih memperhatikan dia, banget. Sampe-sampe suami Yulju cemburu*. Serialnya sih, -'Loveholic'-, lg tayang di kbs channel, jadi lagi penasaran terus niiih pengen tau kelanjutannya gimana, secara belum pernah nonton juga gitu (walopun katanya sih bukan serial baru) :p.

Mmm....emang bener juga sih, kadang2 kita secara -ga- sadar masih mencari-cari tau bagaimana keadaan mantan kita sekarang. Kalo ga nanya2 ke temen, ya cari sendiri lewat fs ato fb, whahahaha...! Buat yang masih berteman baik dengan mantan, bisa jadi secara ga sadar pula kasih perhatian lebih sama mantan dibanding sama pasangan kita sendiri. Apalagi kalo kita lagi berantem sama pasangan kita, udah deh...si mantan udah pasti jadi tempat pelarian kita curhat. Betul ga? :p

Apa pasangan kita rela?? Enggalah. Saya juga pasti engga rela. Emang enak, dia curhat soal kita ke mantan dia? :p

Jadi inget, suami saya pernah pergi keluar rumah jam 1 pagi karena cemburu saya masih online (via telpon) dengan mantan pacar, dari jam 9 malam sampe jam 1 pagi. Kayaknya lucu banget, jd pengen ketawa (hahahahaha.....), tapi ups! Bener deh ini ga lucu. Karena, ketika dia pergi saya baru sadar saya udah melukai perasaan dia dan saya jadi takut kehilangan dia *cieee....*

Jadi, ya.....mungkin bener juga yang dibilang Ganguk, jangan ngorbanin hubungan yang udah ada sekarang, dengan -terlalu- memperhatikan / mengingat2 seseorang dari masa lalu kita (baca: mantan pacar). Karena, mungkin -banget- dapat melukai perasaan pasangan kita :).

Saturday, December 13, 2008

Ho ho ho....X'mas Is Coming !

White Christmas (song lyric)

I
'm dreaming of the White Christmas
Just like the one I used to know
When tree tops glister
And children listen
To hear sleigh bell in the snow

I'm dreaming of the White Christmas
With ev'ry Christmas card I write
May your day be merry and bright
And may all your Christmas be white

Friday, December 12, 2008

One In Harmony (song lyric)


God has placed you in my heart
He has made you special in my sight
Two kinds of soul called for one purpose
to glorify and magnify His name

But the differences between us make it’s hard to go on
And we though our dreams our hopes were almost ended
Yet God give grace to join us and to guide
There’s the reason through His steadfast love we stand

Reff:
Together in one harmony
forever You and I will be
The light that shinning over us keep together not apart
As we know He died on Calvary
Giving us great destiny
Though many troubles in our way
We will made in together an carry on

Tuesday, November 25, 2008

Is it a big deal?

A friend of mine once told me how lucky my husband was to has a wife like me...:))

Kenapa? Karena:
* Pertama, ga protes suami pulang malam mulu > jam 10 pm (suami dia sebelum matahari terbenam udah pulang)
* Kedua, menerima berapa aja uang yang dikasih suami tanpa pernah tau berapa tepatnya penghasilan dia.

Hahaha, jadi pengen ketawa. Apa bener, begitu?

Soal yang pertama, eitss siapa bilang aku ga protes?! Protes sih pernah, tapi, cape kali yaa karena ga ada perubahan juga. Udah gitu kita malah dibilang engga pengertian dengan keribetan dan pressure kerjaannya di kantor. Waah, ogah donk dicap istri ga pengertian (walopun iya), hehehe.

Pernah ada tante yang curhat masalah rumah tangganya. Katanya, suami dia suka sekali pergi sama temen-temennya dan pulang larut malam. Sampe lebih dari 20 th pernikahan mereka, mereka ga pernah punya quality time sama-sama. Tapi dia bilang, "gpp dia (suaminya) suka pergi2 sendiri, yang penting dia masih ingat pulang dan tidur di rumah." Wow! Sampe speechless. Salut buat tante yang sabar dan rela ngorbanin perasaan. Aku ga tau sikap tante ini bijak apa engga, karena buatku ini kedengarannya ga adil. Tapi, aku bisa simpulkan bahwa rasa sayang tante pada suaminyalah yang memampukan dia untuk bisa mengerti suaminya. "Kasih menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, menanggung segala sesuatu."

Bukan soal gampang memang bisa sampai pada tahap pengertian seperti itu. Pastinya butuh proses yang panjang dan (mungkin) melelahkan. *Senyum2 kecut ^^*

Jujur sih, kadang2 kalo aku lagi bete, jenuh dengan rutinitas yang itu-itu aja ato ada temen yang iseng kasih komentar ga jelas seperti diatas, aku suka kepancing juga sih (ikan kali..:)). Suka jadi kepikiran juga, gimana, kalo suamiku punya 'seseorang' diluar sana? Cemburu? Pastilah. Tapi, pikir2...dan pikir2 lagi...emang beneran ada? Apa itu bukan cuman pikiran aku aja? Kadang-kadang aku suka kelepasan juga jadi marah-marah sama suami, sampe dia bingung "salah apa?". Wajar dia bingung, karena aku marah-marah bukan berdasarkan kenyataan, tapi hasil kreativitas pikiranku, whahahaha!

Cemburu tanda cinta? Mmm....apa bener tanda cinta? "Kasih tidak cemburu..."

Apa bukan tanda ego kita? Ego, ingin memiliki suami, mengatur dan mendikte dia seperti mau kita?

Aku sih pengen banget kalo bisa seperti itu, tapi suamiku kan manusia juga, yang sama seperti aku butuh bersosialisasi, pengen punya 'me time', punya pendapat sendiri juga dan hak untuk menyuarakannya. Wajarlah. Kita menikah kan bukan untuk membuat pasangan kita menjadi robot ato pembantu kita. Status menikah memang membuat batasan2 buat diri kita, tapi bukan untuk membuat kita jadi BUKAN DIRI KITA lagi sendiri.

Kalo soal temen beda gender, aku juga punya banyak temen cowo. Yang salah satunya kalo sms ga pernah lupa nyelipin kata cantik. Misalnya, "sabar ya cantik" atau "aduh, ibu yang cantik ini lucu sekali". Harus ge-er? Engga juga kali, karena aku tau dia mengatakan aku cantik bukan untuk merayu. Kog, tau? Ya, tau karena dia melakukannya dengan sopan dan tidak berlebihan. Walopun mungkin sebaiknya dia ga memuji wanita lain selain istrinya sendiri, supaya ga timbul salah persepsi. *In case sang istri ngintip baca sent item di hp-nya :p*

Bagaimana kalo suami menyalahgunakan kepercayaan kita? Well, aku cuman bisa percayakan semua pada Tuhan. Aku ga mau fokus pada hal-hal yang TIDAK bisa aku kontrol, mis: perasaan dia (marah, sedih. Sama seperti kita ga bisa mengontrol terbitnya matahari atau turunnya hujan); tapi, pada hal2 yang BISA aku kontrol, mis: ngurus anak-anak dengan kesabaran dan kasih sayang, berusaha menjadi teman curhat dan pendengar setia buat suami. Kalo suami sampe makin cintaaa...that's my reward ^^.

Soal yang kedua, (hehe, hampir lupa kepanjangan sih ngebahas soal pertama), ini juga salah. Nanya2 suami sampe 'maksa' udah pernah, tapi emang dasar laki-laki, susah kayaknya yaa mempertahankan perubahan dalam jangka panjang. Kalo abis di'ceramahin', iya nurut, berubah, sekali...dua kali..., setelah itu....mmm, lupa lagi deh alias balik lagi ke seperti apa adanya dia dulu. Akhirnya curhat sana, curhat sini, banyak baca majalah dan ternyata....wow! Ini bukan masalah aku aja. Rata-rata dari yang aku baca dan teman2 yang aku tanya punya pengalaman serupa. Kata mereka biasanya suami berubah juga, mau lebih terbuka soal penghasilan setelah beberapa tahun pernikahan (well, it depends on the person juga kali ya. Kecuali type SSTI alias Suami-Suami Takut Istri, whahahaha.....:p Tp, who knows juga kan).

----------

One thing that i thank God, beberapa hari lalu suamiku pulang kerja dengan wajah berseri2 (ciee..., ada apa nih? Dug...dug...dug, jd berdebar2 ^-^). Kita ngobrol2. Dia share soal pekerjaannya, and....??? Guess what? Dia ngasih tau berapa penghasilan yang akan dia dapat per Desember besok. Yiipeee...!! Setelah lewat 6th pernikahan *OMG! 6th booo...* akhirnya dia mau juga deh terbuka soal penghasilannya. Hehehe....

*Tp, psst...musti maksa liat slip gajinya juga ga? Hahaha.*

Wednesday, November 19, 2008

Sedihkah saya?

Suatu hari ibu mertua -yang saya panggil mami juga- telpon. Dan, kami ngobrol macam-macam hal mulai dari nanya'in kabar, kegiatan yang dia atau saya lakukan, ngomentarin issue-issue yang sedang menjadi topik hangat, dan banyak lagi deh. Nyambung aja terus, dari satu topik ke topik yang lain. Kami memang biasa ngobrol seperti itu.

"Kemaren Eby ditanya'in orang-orang di gereja," tutur mami mengawali obrolan kami. "Mereka pada nanya, gimana kabar Eby? Kuat 'ga dia setelah ditinggal mami papinya? Mami bilang, iya, Eby kuat, tabah. Trus, temen Eby si ****** juga tanya'in Eby. Dia bilang, Eby 'ga sedih..."
Mendengar cerita mami, terutama kalimat yang terakhir tadi, mendadak saya merasa ada sesuatu yang bergeliat dari bawah perut saya dan terus merambat naik ke kepala, sampai pipi saya jadi terasa panas dan membuat saya sempat kehilangan kata-kata.

Saat itu saya ngga komentar banyak soal cerita mami tadi. Saya masih gelisah karena menahan emosi. Tubuh saya masih terasa bergetar. Saya marah. Benar. Saya marah, jengkel, kesal bukan main. "Gila kali ya?! Apa 'ga salah dia ngomong gitu?! Bisa-bisanya dia membuat asumsi sendiri, padahal nelpon aja engga! Bagaimana dia bisa tahu apa yang dirasakan hati saya?!"

Saya sedih. Perasaan marah itu kini berubah menjadi sedih. Sedih, karena seorang yang mengaku teman bisa berkata seperti itu tentang perasaan saya. Tau apa dia?!

Saya ingat, ketika pertama kali mendapat kabar mami sudah ngga bernafas dan sedang diupayakan oleh dokter untuk bisa bernafas lagi, saya menangis. 'Ga meraung2, tapi saya menangis. Walo begitu saya berusaha untuk tetap tenang, karena saya masih bingung, "ini ada apa sih? Jadinya mami bagaimana?"

Dengan perasaan bingung itu, saya membereskan pakaian untuk saya bawa ke Bandung. Sengaja, saya 'ga bawa baju warna hitam, karena saya masih berharap mami 'ga beneran 'pergi'. Tapi, sebagai gantinya saya membawa beberapa potong baju berwarna gelap: biru tua, untuk jaga-jaga juga :(.

Ketika di tol kebon jeruk saya mendapat kepastian bahwa mami sudah meninggal, saya menangis terus sampai tol cipularang. Untunglah ada anak dan suami saya yang membuat saya tabah. Saya ingat, sepanjang perjalanan mata saya selalu memandang ke awan-awan, berharap saya bisa menangkap bayangan mami disana. Berharap masih bisa ketemu walo untuk terakhir kalinya :(.

Begitu juga ketika papi 'pergi'. Saya sedih. Saya bahkan hampir 'ga bisa terima waktu kakak saya memanggil Pendeta dan meminta doa penyerahan. "Apa-apa'an ini?" pikir saya dalam hati, "kita kan masih menunggu dokter untuk mengetahui kondisi papi yang sebenarnya gimana? Kog, udah mo doa penyerahan aja?"

Tetapi, ketika sudah di rumah duka, saya sudah lebih tenang -mau 'ga mau-. Karena masih banyak hal yang harus diputuskan: baju apa yang akan dipakai untuk terakhir kali oleh mami-papi, peti jenazahnya yang bagaimana, berapa biayanya, kapan waktu pemakaman, dimana akan dimakamkan, apakah semua kenalan dan keluarga sudah diberitahu, konsumsi untuk tamu, dan banyak lagi urusan-urusan lainnya yang kelihatan sepele tapi juga (sebenarnya) penting, mis: jumlah botol minyak yang disediakan oleh rumah duka untuk digunakan pada malam penutupan peti sebagai penghormatan terakhir, cukup apa engga (biasanya sih 'ga cukup, harus tambah lagi).

Didepan anak-anak, Ryan dan Rainer, juga saya tenang. Saya 'ga mau bikin mereka bingung.

Tampaknya semua orang mengagumi saya karena saya begitu tabah. Bahkan ketika saya mewakili keluarga (bergantian dengan kakak dan adik) memberikan kesaksian dan ucapan terimakasih kepada seluruh pelayat yang hadir, saya begitu tenang. Tiga kali saya memberikan kesaksian dan ucapan terimakasih: 1) di rumah duka Bumi Baru II, Bandung, 2) di GPdI Lengkong Kecil, Bandung, dan 3) di pemakaman Kerkoff, Tegal. Hanya sesekali saya berhenti berusaha menahan tangis, tetapi semua kata-kata akhirnya mengalir keluar dari mulut saya (hampir) tanpa hambatan.

Tetapi, ketika pemakaman telah berakhir dan kami kembali ke rumah kami masing-masing, barulah saya mulai merasakan kesedihan itu. Berbagai kenangan hadir kembali berkelabatan dalam ingatan saya. Hati saya terasa hancur. Pada saat itu saya merasakan hati saya perih seperti tertusuk duri. Perut saya kejang. Dan saya menangis tersedu-sedu. Tanpa dapat saya hentikan, airmata saya terus mengalir, mulut saya mengeluarkan suara tangisan yang tidak biasa (bukan seperti tangisan yang saya pernah alami). Dan kedukaan itu terasa sangat dalam, jauh sampai ke lubuk hati saya.

Timbul perasaan menyesal karena masih banyak hal yang seharusnya bisa saya lakukan untuk mami papi. Menyesal, karena saya belum lama memperbaiki hubungan dengan mami. Saya menangis terus setiap malam, sampe anak saya Ryan, sering ikut menangis bersama saya.

Pikiran saya terasa penuh: bagaimana mami papi sekarang? Apa yang terjadi dengan mereka? Apakah mereka bisa melihat kami? Apakah mereka merasakan kesedihan dan penyesalan kami? Dan beribu macam lagi pertanyaan. (Hehe...pertanyaan-pertanyaan seperti orang 'ga pernah baca Firman Tuhan aja).

Selama seminggu saya sakit. Kepala pusing, badan nyeri semua, maag sakit, perasaan jadi sensitif, dan saya menjadi lebih manja pada suami, ngambek kalo 'ga diperhatiin.

Itu semua akibat saya sedih. Sedih karena kehilangan orang tua yang saya cintai.

Rasa sedih (baca: duka) itu adalah proses yang panjang dan bersifat individual. Tiap orang merasakan dan menjalani kesedihan dengan cara berbeda-beda. Ada yang langsung dapat menyadari kesedihan/dukanya. Ada yang menjadi linglung, alias 'ga sadar ada apa sih ini. Ada yang dengan marah-marah, entah ke dokter, entah ke saudara yang selama ini tinggal bersama orang yang meninggal, ke dirinya sendiri, atau bahkan ke orang yang meninggal. Dan, bukan tidak mungkin ada yang marah kepada Tuhan.

Ada yang mengekspresikannya dengan menangis pagi-siang-malam, kurang tidur, rambut acak2an, ga pernah pake make-up lagi, seharian mengurung diri di kamar memusuhi matahari, gak mau makan, berat badan menyusut bahkan kulit menjadi keriput, memakai baju berwarna hitam selama setahun. Macam2, tapi gak tau kenapa saya tidak bisa berekspresi seperti itu.

Ada yang menangani kesedihan dengan mengurung diri selama berhari-hari di kamar, pergi keluar kota tanpa peduli dia masih terikat sebagai karyawan, ada juga yang melampiaskannya dengan mencari hiburan di luar lingkungan keluarganya.

Intinya, kesedihan mempunyai banyak bentuk.

Saya sedih. Tapi, saya juga ingat bahwa saya mempunyai pengharapan. Pengharapan pada Tuhan.

Mungkin, kesedihan ini akan terus terasa setiap hari, atau mungkin menghilang dan timbul lagi di masa yang akan datang. Tak bisa kita hindari, tapi 'ga bijak juga kalo kita biarkan berlarut-larut.

Alangkah senangnya bila ada teman yang mau menjadi tempat berbagi dan bukannya menyangsikan rasa sayang kita kepada orang yang meninggal, hanya karena melihat kita tidak bersedih.....

Tuesday, November 18, 2008

Daftar Travel Jakarta - Bandung

1. MEGATRANS


Jakarta
Jl. Bendungan Hilir G1 No.8 Jakarta: 021-935-94600

Bandung
Terusan Jakarta No.53 Antapani: 022-912.92727


2. X-TRANS

Jakarta
Jl. Blora: 021-3150555
Pondok Indah: 021-7513806, 021-70735553
Bintaro: 021-75816429, 021-70771113
Kelapa Gading: 021-70725552, 021-92745555
Jatiwaringin: 021-70333336, 021-92705555
Tomang: 021-56942595, 021-93765555

Tangerang
BSD: 021-70771113
Lippo Karawaci: 021-93205555 (booking lewat cabang BSD).

Bandung
The Promenade, Jl. Cihampelas No. 119C Telp 022-2061077
Bandung Selatan: Telp 022-70840555


3. CitiTrans

Jakarta
Club Store belakang BEJ, Sudirman : 021-92796222, 021-68400846

Bandung
Dipati Ukur No. 53 sebelah SPBU Dipati Ukur: 022-91190300, 022-70355300


4. DayTrans

Jakarta
Jl. Karet Pasar Baru Barat No. 14D,
Karet Bivak Deretan Wisma Dharmala : 021-68556767, 021-93366767

Bandung
Hotel Nalendra Jl. Cihampelas: 022-70256767, 022-91236767

Jadwal :
05.00, 06.00, 07.00, 09.00, 10.00, 11.00, 13.00, 14.00, 16.00, 17.00, 18.00, 20.00


5. TRANSLINE

Plaza semanggi di Cafe Walk Lt.GF Jakarta
021-71029090, 98879090
021-68018080, 92859090

Jl surya Sumantri No.86.C Bandung
022-7027.8080, 70291060


6. Cipaganti Shuttle

Jakarta Pusat
Jl Cikini Raya no 8 no telp 021-3147854, 021-3904403

Jakarta Selatan
Jl Arteri Pondok Indah no 60 021-7204616 , 021-7204766

Bandung :
BTC Jl Dr Djunjunan no 143 LGF C-6 022-6126650, 022-91173131


7. Baraya Travel

Jakarta :
Gd sarinah no telp 021-9122176 , 021-93796975

Bandung :
Daerah stadion siliwangi no telp 022-4210071


8. Farametta
Jakarta :
Tanah Abang Telp 021-3156289

Bandung :
Jln Supratman Telp. 022-70836393


9. TeleTrans

Jakarta :
Main Point
Kawasan Niaga Sudirman LOT 16(sebelah Golf Driving Range)
Telp.(021)68631844

Transit point
Graha Citra Telkom Jl. Gatot Subroto No.52

Bandung :
Main Point
Jl. Palasari no.26 ( 022)7072194 - 7072195

Transit Point
Jl. Japati No.1 ( Kantor Telkom )Bandung.


10. V3 Trans

Jakarta
Wisma Benhil Blok B-4 Jl. Jend. Sudirman Jakpus (tel 021-5703466)

Bandung
Jl. Dr. Djunjunan 70 Bandung (022-2038247)


11. Mega Trans

Jakarta
Jl. Bendungan Hilir G1 No. 8 Tel 021-93594600.
Alfa Pasar Minggu Tel 0219359464

Bandung
Terusan Jl. Jakarta No. 53 Tel. 022-91292727
Jalan Banda Tel. 0224261617


12. Aya Travel

Jakarta
Depok - Margonda Raya (Sebelah BNI) Telp 021-68931121

Bandung
Jln. Dipati Ukur Telp.022-70202089

Monday, November 17, 2008

I love you, pap...

Lagi, aku dan keluarga harus berduka :(

Semua persiapan yang udah aku buat untuk menyambut papi yang akan tinggal bersamaku setelah kepergian mami, jadi kerasa basi. Basinya lagi karena aku sama sekali 'ga cerita sama papi *
i just kept it in my heart*. Padahal, who knows kalo itu bisa membuat papi senang, hatinya terhibur, semangatnya bertambah, dan bisa membuat ia menjadi sembuh *instead of meninggal :(* Ga tau deh, ada apa sih dalam diriku yang membuat aku jadi menahan diri gitu? Membuat jarak, seolah aku membuat suatu benteng besar dalam diriku. Tapi, untuk apa?!

Yang sedang terbaring sakit itu, papiku...! Ayah yang selalu mengasihi aku, memanjakanku, memperhatikanku. Yang selalu memberikan apapun yang aku minta, sehingga kerap membuat saudaraku yang lain cemburu *
sorry*. Dia bukan orang yang tegas, sehingga seperti tarik ulur atas keinginanku melakukan sesuatu, tapi basically dia selalu support. Dia adalah ayah yang juga teman aku ngobrol. *Aku ingat, dulu aku ingin sekali bisa bahasa Prancis seperti dia, sehingga kami bisa ngomongin mami atau saudaraku yang lain tanpa mereka tahu. Hihihi...betapa menyenangkannya pikiranku saat itu*.

Papi hampir tidak pernah marah padaku.

Dia tidak marah ketika dulu, aku yang masih duduk di bangku kelas 5 SD mencoba belajar motor tanpa sepengetahuannya, dan dengan sukses menabrakkan motor yang akan dijual
*karena kami akan pindah dari Makassar (d/h Ujungpandang) ke Bandung mengikuti papi yang dipindah tugaskan* ke pintu samping rumah dan terus melaju sebelum akhirnya berhenti diantara pohon2 sarikaya dan pisang yang tumbuh disamping rumah. Hari itu aku tidur lebih awal karena ketakutan, dan terbangun oleh sentuhan sayang dan sapa'an lembutnya, "ngana nda apa2 ko'oki (panggilan sayang papi untukku)? Nda luka toh?!" OMG! Papi sama sekali ngga mikirin motornya, yang menurut pikiranku yang masih kecil bakal terjual murah atau mungkin tidak laku sama sekali karena rusak. Yang dipikirkan dan dikhawatirkannya hanya aku. AKU!

Dia juga tahu aku mengalami masa-masa sulit dengan mami dan mulai memberontak.
*Ketika aku melakukan itu papi sudah dipindah tugaskan lagi ke Bangkok sehingga kami harus berpisah untuk sementara waktu. Beberapa bulan sampai aku menyelesaikan SMA-ku di Manado.* Dan, ketika dia menjemput kami di Don Muang Airport, aku yang semula tidak berani menatapnya malah menemukan kelembutan dan kasih sayang terpancar dari bola matanya. Sama sekali tidak ada kemarahan dan tidak ada kekecewaan yang keluar dari mulutnya. Hanya segudang pengertian, berusaha memahami bahwa aku, gadis kecilnya, sudah mulai besar dan sedang mencari jati diri *pdhal aku jg ga tau apa itu jati diri. Sampe skrg kayaknya belum ketemu deh :)*.

Dia tidak marah ketika aku menabrakkan mobilnya pada waktu aku belajar nyetir mobil. Dia malah mengajakku ke biro jasa pembuatan surat2 di jln Naripan, Bandung *
skrg udah ga ada*. Membuatkan aku SIM A pdhal, nyetir aja aku baru berani pake gigi satu. "Gpp, bikin aja. Supaya kamu 'ga ditangkap polisi kalo lg nyetir dijalan," begitu alasannya.

Seharusnya minggu itu
*13 hr setelah mami meninggal* aku datang ke Bandung untuk menjemput papi tinggal bersamaku. Tapi, aku harus datang sehari lebih cepat, kamis 9/10, krn mendapat kbr papi dirawat di RS Immanuel, Bandung karena fesesnya berwarna hitam, which is indikasi pendarahan dalam. Rupanya, kesedihan papi karena ditinggal mami membuat papi kehilangan selera makan. Semua makanan jadi terasa hambar. "Lebih enak masakan mami," begitu selalu ucap papi setiap kali selesai memasukkan satu sendok makan ke dalam mulutnya, sebelum kemudian menolak untuk menghabiskan makanannya. Akibatnya perut (baca: maag) papi sakit, ditambah lagi obat jantung yang tidak boleh berhenti dikonsumsi papi agak keras dan seharusnya diminum sesudah makan. Begitu juga obat diabetesnya.

Sama seperti mami, papi juga meninggal tanpa ngerepotin anak-anaknya (khususnya dalam soal biaya. SEDIKITPUN! Mulai dari biaya Rumah Sakit sampai Pemakaman). Mereka selalu bilang tidak mau membebani anak-anak dan janji itu telah mereka penuhi. Hanya 3 hari papi dirawat di RS sebelum akhirnya ia menghembuskan nafas terakhirnya.

Minggu, 12 Oktober 2008
Jam 12.40 pm
Ruang VIP, LCB # 9, RS Immanuel, Bandung

Hari, waktu dan tempat yang 'ga akan pernah aku lupa. Yang hanya sekedar lewat daerah situ aja mampu membuat aku menitikkan airmata dan selalu menarik nafas panjang, berharap rasa nyeri dalam hatiku menguap.....entah kapan.

I love you, pap....I love you so much.

I know, God already prepared a bright and blessed place for you and mom in His heaven kingdom, for you have kept your faith till the end. And with Him shall we all ever stay. Till we meet again!


ps: oh, how i miss our wonderful times together.....

I love you mom....and I'm sorry

I love you mom...
I thank you for took a very good care of me since i was little,
I thank you for always be there for me in a bad times or a good times,
I thank you for everything!
I miss you!
I'm sorry that I hurts you a lot!

If only she's still alive. I would say that out loud to her!


'Ga cuman omong doang, tapi aku juga akan memeluknya. Aku akan memperperhatikan dia dengan lebih baik lagi. 'Ga cuma sekedar telpon setiap minggu menanyakan kabarnya, tapi aku mau menjadi pendengar setia untuk setiap cerita-ceritanya, untuk keluh kesahnya, untuk kekawatiran-kekawatirannya, untuk harapan-harapannya. Apapun itu, aku mau memberikan telinga dan hatiku untuk mendengar.

'Ga menyela, mengkritik, menyalahkan, hanya mendengar.

Penyesalan memang selalu datang terlambat. Aku belum sempat mengucapkan itu semua ketika pagi tgl 26 Sept' 2008, aku mendapat kabar bahwa mami 'ga sadarkan diri dan kemudian sudah tidak tertolong lagi. Aku bahkan sudah 12 hari belum ngobrol lagi sama mami. 2 hari sebelum mami meninggal aku telpon, tapi mami 'ga ada. "Mami lagi kebaktian kaum Ibu," begitu kata papi yang menerima telponku malam itu.

Aku merasa menjadi anak yang jahat, yang tidak tau balas budi, yang begitu acuh kepada ibuku sendiri.

Mami orang yang baik (setiap temanku pasti akan berkata begitu dan kebingungan bila mendengar curhatku soal ketidak-akrabanku dengan mami), perhatian, sabar, selalu memberikan nasehat-nasehat yang baik, membekali aku dan saudara-saudaraku dengan pendidikan agama yang 'ga cuman dia sampaikan lewat teori doang, tapi juga lewat tindakan-tindakan dia.

Emang sih, mami cerewet...:). Tapi, bukankah hampir setiap ibu seperti itu? Dia juga agak konservatif - lama untuk beradaptasi dengan perubahan-. Dan...over protektif, terutama kepadaku yang anak perempuan satu-satunya.

Mungkin karena sifat dia yang over protektif itulah hubunganku dengan mami 'ga begitu baik lagi. Terutama setelah aku udah di kelas 2 bangku Sekolah Menengah Atas dan hampir merayakan "my sweet seventeen birthday".

Setelah aku berhasil dikomporin teman-teman untuk berpacaran, "masa SMA masa yang paling indah lho...gila aja lo kalo sampe lulus dari sini tanpa sempet ngerasa'in indahnya pacaran...", aku jadi lebih sering lagi ribut sama mami. Mendadak aku jadi punya stock alasan-alasan yang semuanya bohong, hanya supaya aku bisa bepergian dengan my backstreet boyfriend sampai malam (itupun juga sebenarnya ga lewat dari jam 10 pm sih...hehe, masih ngebela diri aja :p). Dan, aku tidak pernah lagi curhat sama mami soal apapun juga. Karena aku merasa kami berbeda dan mami tidak mau mengerti aku.

Mungkin bukan perbedaan itu sendiri yang jadi masalah, tapi lebih ke diriku yang selalu merasa benar, dan maunya semua keinginanku dituruti, atau apapun juga harus berjalan sesuai dengan kemauanku. Alhasil, setiap kali kami mencoba berbincang-bincang, semuanya tidak pernah berakhir manis. Dan, aku semakin menutup diri.

Hubungan ibu-anak dan komunikasi yang kusut ini terus berlanjut sampai aku kuliah, bekerja dan menikah. Barulah, setelah aku melahirkan anakku yang pertama, aku mulai sedikit lebih lunak. Mulai ngga terlalu ngotot mempertahankan pendapatku atau memaksakan mami untuk mengerti dan mengadopsi teori-teoriku yang dangkal, yang aku dapat dari pergaulan yang hanya bersifat senang-senang aja.

Kelihatannya mami cukup senang dengan komunikasi kami yang sudah lebih baik ini. Karena, ketika mami meninggal, tante dan saudara sepupuku cerita bahwa mami sangat terkesan denganku. Dan bahwa katanya aku penuh perhatian pada mami. Tsk!

Aku menyesal tidak berbuat yang terbaik untuknya. Aku menyesal karena rasa seganku aku tidak pernah mengucapkan kata sayang padanya. Aku menyesal karena egoku aku hanya sekali mengucapkan terimakasih kepadanya pada saat acara sungkeman ketika aku menikah dulu. Aku menyesal aku tidak berusaha mengerti dia. Aku menyesal aku tidak cukup mencoba untuk menjadi pendengar setia. Aku menyesal memperlihatkan bahwa aku lebih sayang papi daripada mami. Aku menyesal selalu menyalahkannya untuk apa yang terjadi dalam hidupku. Aku menyesal selalu membandingkannya dengan ibu-ibu yang lain yang lebih modern dan 'gaul', yang mengijinkan anaknya untuk berganti-ganti pasangan, yang tidak keberatan anaknya pulang malam, mengenakan pakaian sexy. Aku menyesal....., aku menyesal.....Ah!

I love you mom...
I thank you for took a very good care of me since i was little,
I thank you for always be there for me in a bad times or a good times,
I thank you for everything!
I miss you!
I'm sorry that I hurts you a lot!

If only she's still alive. I would say that out loud to her!
But from now on, I can only whisper that into my pray.

bunga pepaya - pahit tapi nagih

Ada satu menu masakan manado yang saya suka banget: sayur bunga pepaya.

Rasanya yang agak-agak pahit (kebanyakan sih udah ga berasa pahit lagi. Well, tx to the chef, karena basically saya juga ga terlalu suka rasa pahit :)), pedas dan tambahan ingredients lain yang bikin sayur yang bahan utamanya cuman bunga pepaya ini jadi terasa begitu enak, dan bikin nagih.

*Jadi kepengen, yummie....*

Keringat yang keluar akibat dari kombinasi rasa pedas cabe rawit, nasi hangat serta tangan yang sampe pegel kipas-kipas bantuin air condition yang dinginnya ga mampu menahan keluarnya keringat, ga bikin saya brenti makan.

Renyahnya bunga pepaya yang beradu diantara gigi dan kemudian meleleh masuk ke gergantang (baca: tenggorokan) membuat saya jadi nambah lagi.....nambah lagi dan nambah lagi -enak banget siih...:)

* Edodo pe sadap skali....sampe malele tu gidi-gidi *

Sampe lupa ledekan temen-temen lama kalo saya skarang ini udah lebih gendut, hehe...:D

Juga 'ga peduli kata orang, kita perempuan harus jaga perut jangan sampe terlalu buncit, karena lewat umur 40 nanti kita udah ga bisa membentuk perut ideal lagi.

Well, gimana nanti aja itu mah...hehe. Yang penting, nafsu makannya terpenuhi sampe klimaks...hihihihi.

Christian graphics