Tahun lalu mami bikin kebaktian di rumah mereka di Bandung, sebagai ucapan syukur atas bertambahnya umur papi menjadi 66 thn dan karena papi sudah bisa keluar dari RS Borromeus setelah dirawat selama 14 hari disana (4 hari di ruang ICCU dan 10 hari di ruang Utama).
Aku sekeluarga bela-bela'in datang dari Tangerang walaupun hari itu hari Rabu, yang artinya suamiku harus ijin gak masuk kerja dan Ryan ijin gak masuk sekolah :). Karena kita pengin jalan dari pagi supaya siang udah sampe di Bandung dan bisa leyeh-leyeh dulu. Maklum, bawa anak-anak :)
Semua udah siap, waktu kemudian listrik mati sesaat sebelum kebaktian dimulai. "Telpon PLN deh mi, tanya kenapa," saranku pada mami. Kebiasaan kalo di rumahku mati lampu kita suka telpon Town Management atau PLN-nya langsung.
"Gak usahlah. Biasanya gak lama kog," kata mami. Ya udah, berharap sebentar lagi listrik nyala acara kita lanjutkan dibantu dengan cahaya dari lilin2 kecil. Kenyataannya, sampai acara selesai listrik masih mati dan baru menyala persis beberapa saat setelah para tamu bubar jalan! Duh! Ini kan kebaktian ulang tahun bukan kebaktian Natal?!
Apakah itu suatu pertanda? Gak tau juga. Bukan kebiasaan dalam keluargaku percaya mitos atau mengartikan suatu kejadian sebagai tanda. Mungkin, itu sebabnya aku begitu tolol tidak menyadari kalo mami papi akan segera 'pergi' akhir tahun 2008 kemarin.
Apakah jari telunjuk kanan aku yang terluka sangat dalam akibat goresan kaleng kornet 2 minggu sebelum mami meninggal adalah suatu pertanda? Apakah tiga telpon papi pagi itu, di hari dia meninggal, yang menyuruhku segera ke RS adalah suatu pertanda? *Saat papi dirawat di RS Immanuel, aku sekeluarga menginap di hotel terdekat: Hotel Grand Pasundan*.
Aku gak tau! Bener-bener gak tau!
.....
Happy Birthday Pap...I love you always :)
:: see more gadget at the bottom of the page ::
Thursday, February 19, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment