A friend of mine once told me how lucky my husband was to has a wife like me...:))
Kenapa? Karena:
* Pertama, ga protes suami pulang malam mulu > jam 10 pm (suami dia sebelum matahari terbenam udah pulang)
* Kedua, menerima berapa aja uang yang dikasih suami tanpa pernah tau berapa tepatnya penghasilan dia.
Hahaha, jadi pengen ketawa. Apa bener, begitu?
Soal yang pertama, eitss siapa bilang aku ga protes?! Protes sih pernah, tapi, cape kali yaa karena ga ada perubahan juga. Udah gitu kita malah dibilang engga pengertian dengan keribetan dan pressure kerjaannya di kantor. Waah, ogah donk dicap istri ga pengertian (walopun iya), hehehe.
Pernah ada tante yang curhat masalah rumah tangganya. Katanya, suami dia suka sekali pergi sama temen-temennya dan pulang larut malam. Sampe lebih dari 20 th pernikahan mereka, mereka ga pernah punya quality time sama-sama. Tapi dia bilang, "gpp dia (suaminya) suka pergi2 sendiri, yang penting dia masih ingat pulang dan tidur di rumah." Wow! Sampe speechless. Salut buat tante yang sabar dan rela ngorbanin perasaan. Aku ga tau sikap tante ini bijak apa engga, karena buatku ini kedengarannya ga adil. Tapi, aku bisa simpulkan bahwa rasa sayang tante pada suaminyalah yang memampukan dia untuk bisa mengerti suaminya. "Kasih menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, menanggung segala sesuatu."
Bukan soal gampang memang bisa sampai pada tahap pengertian seperti itu. Pastinya butuh proses yang panjang dan (mungkin) melelahkan. *Senyum2 kecut ^^*
Jujur sih, kadang2 kalo aku lagi bete, jenuh dengan rutinitas yang itu-itu aja ato ada temen yang iseng kasih komentar ga jelas seperti diatas, aku suka kepancing juga sih (ikan kali..:)). Suka jadi kepikiran juga, gimana, kalo suamiku punya 'seseorang' diluar sana? Cemburu? Pastilah. Tapi, pikir2...dan pikir2 lagi...emang beneran ada? Apa itu bukan cuman pikiran aku aja? Kadang-kadang aku suka kelepasan juga jadi marah-marah sama suami, sampe dia bingung "salah apa?". Wajar dia bingung, karena aku marah-marah bukan berdasarkan kenyataan, tapi hasil kreativitas pikiranku, whahahaha!
Cemburu tanda cinta? Mmm....apa bener tanda cinta? "Kasih tidak cemburu..."
Apa bukan tanda ego kita? Ego, ingin memiliki suami, mengatur dan mendikte dia seperti mau kita?
Aku sih pengen banget kalo bisa seperti itu, tapi suamiku kan manusia juga, yang sama seperti aku butuh bersosialisasi, pengen punya 'me time', punya pendapat sendiri juga dan hak untuk menyuarakannya. Wajarlah. Kita menikah kan bukan untuk membuat pasangan kita menjadi robot ato pembantu kita. Status menikah memang membuat batasan2 buat diri kita, tapi bukan untuk membuat kita jadi BUKAN DIRI KITA lagi sendiri.
Kalo soal temen beda gender, aku juga punya banyak temen cowo. Yang salah satunya kalo sms ga pernah lupa nyelipin kata cantik. Misalnya, "sabar ya cantik" atau "aduh, ibu yang cantik ini lucu sekali". Harus ge-er? Engga juga kali, karena aku tau dia mengatakan aku cantik bukan untuk merayu. Kog, tau? Ya, tau karena dia melakukannya dengan sopan dan tidak berlebihan. Walopun mungkin sebaiknya dia ga memuji wanita lain selain istrinya sendiri, supaya ga timbul salah persepsi. *In case sang istri ngintip baca sent item di hp-nya :p*
Bagaimana kalo suami menyalahgunakan kepercayaan kita? Well, aku cuman bisa percayakan semua pada Tuhan. Aku ga mau fokus pada hal-hal yang TIDAK bisa aku kontrol, mis: perasaan dia (marah, sedih. Sama seperti kita ga bisa mengontrol terbitnya matahari atau turunnya hujan); tapi, pada hal2 yang BISA aku kontrol, mis: ngurus anak-anak dengan kesabaran dan kasih sayang, berusaha menjadi teman curhat dan pendengar setia buat suami. Kalo suami sampe makin cintaaa...that's my reward ^^.
Soal yang kedua, (hehe, hampir lupa kepanjangan sih ngebahas soal pertama), ini juga salah. Nanya2 suami sampe 'maksa' udah pernah, tapi emang dasar laki-laki, susah kayaknya yaa mempertahankan perubahan dalam jangka panjang. Kalo abis di'ceramahin', iya nurut, berubah, sekali...dua kali..., setelah itu....mmm, lupa lagi deh alias balik lagi ke seperti apa adanya dia dulu. Akhirnya curhat sana, curhat sini, banyak baca majalah dan ternyata....wow! Ini bukan masalah aku aja. Rata-rata dari yang aku baca dan teman2 yang aku tanya punya pengalaman serupa. Kata mereka biasanya suami berubah juga, mau lebih terbuka soal penghasilan setelah beberapa tahun pernikahan (well, it depends on the person juga kali ya. Kecuali type SSTI alias Suami-Suami Takut Istri, whahahaha.....:p Tp, who knows juga kan).
----------
One thing that i thank God, beberapa hari lalu suamiku pulang kerja dengan wajah berseri2 (ciee..., ada apa nih? Dug...dug...dug, jd berdebar2 ^-^). Kita ngobrol2. Dia share soal pekerjaannya, and....??? Guess what? Dia ngasih tau berapa penghasilan yang akan dia dapat per Desember besok. Yiipeee...!! Setelah lewat 6th pernikahan *OMG! 6th booo...* akhirnya dia mau juga deh terbuka soal penghasilannya. Hehehe....
*Tp, psst...musti maksa liat slip gajinya juga ga? Hahaha.*
:: see more gadget at the bottom of the page ::
Tuesday, November 25, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
Memang positive thinking is the positive way to get a positive live. Wah.. kok serba positif, ya?
Kalau bicara ego, anda sebenarnya tidak layak untuk cemburu. Kalau lihat fotonya, anda terlalu cantik untuk dikhianati suami.
Sedangkan kalau soal penghasilan, saya kira memang perlu keterbukaan, sebab itu memang modalitas yang bisa jadi biang pengkhianatan.
Tapi yakinlah, itu tak akan terjadi pada anda
(sumringah)...tq putrabayu :)
Post a Comment