Semalam, ka' Cindy baru ngomong minta tolong dibikinin puisi buat dia bacain di acara Hari Ibu di kebaktian hari ini. Sempat kebingungan dan hampir nolak karena udah lama banget ga bikin puisi, udah sejak SMA dulu (ketahuan deh angkatan tahun jebot, hahahaha!:)).
"Tulis perasaan Eby aja yang baru kehilangan mami," bujuk kaka'. Ya udah deh, kasian juga dia butuh banget buat hari ini, jadilah semalam ngulet2 dulu dengan perasaan kehilangan dan kangen sama mami. Baca2 postingan bulan lalu ttg mami. Trus, jadi deh puisi...eh, ungkapan perasaan eh, apa ya...terserah deh mo nyebutnya apa...whatsoever lah :p.
Berhubung penyesalannya banyak, jadinya puisinya jadi panjaaang juga deh :p.
*****
*Surat (yang tertinggal) Untuk Ibuku Tersayang*
I love you mom...
Sepenggal kalimat pendek yang baru kusadari tak pernah sempat ku ucapkan padamu
Dan barisan ucapan terimakasih serta rentetan kata maaf yang walaupun kukatakan berulang-ulang saat ini, tak akan lagi dapat kau dengar...
Seandainya kau masih ada Ibu, aku ingin mengatakan semua itu dengan suara lantang!
Tak hanya berucap, tapi aku juga akan memeluk dan menciummu.
Aku akan memperhatikanmu dengan lebih baik lagi. Menjadi teman dalam sepimu.
Tak lagi membiarkanmu menunggu, karena menunggu adalah luka.
Seandainya kau masih ada Ibu...
Aku mau berbagi mimpi, tawa dan segala keria-an denganmu.
Aku tidak akan membiarkanmu menyimpan pedihmu sendirian, diam-diam menyeka airmatamu berharap tak ada anakmu yang tahu karena tidak ingin menyusahkan.
Berkata: "Ibu baik-baik saja, Nak." Padahal tidak.
Seandainya kau masih ada Ibu...
Aku mau menjadi pendengar setia untuk semua ceritamu, keluh kesahmu, kekhawatiranmu, harapan-harapanmu.
Apapun itu, aku mau memberikan telinga dan hatiku untuk mendengar.
Tak menyela, mengkritik, menyalahkan...hanya mendengar.
Maafkan aku Ibu, karena telah membuat jarak denganmu.
Menuduh perbedaan kita sebagai penyebabnya.
Padahal bukan,.....bukan perbedaan itu yang jadi masalah, tapi lebih ke diriku yang selalu merasa benar.
Ngotot semua keinginanku harus dituruti. Maksa semua harus berjalan sesuai dengan kemauanku.
Maafkan aku Ibu karena telah melukai hatimu.
Menuntut banyak pengertian darimu tanpa pernah mau mengerti dirimu.
Padahal, yang sebenarnya engkau adalah malaikatku.
Engkau adalah penyejuk yang menghapus airmataku dengan ciumanmu.
Engkau adalah pelita yang menerangi langkah-langkah kecilku di dunia ini.
Engkau adalah matahari yang memberiku kehangatan.
Engkau adalah monumen kehidupanku.
Engkau adalah pelengkap sempurna.
Terimakasih Ibu, untuk kasih sayangmu yang tanpa batas...
Terimakasih Ibu, atas bimbinganmu sejak aku masih dalam kandungan...
Terimakasih Ibu, karena kau selalu ada untukku kala aku senang terlebih kala aku susah...
Terimakasih Ibu, atas kesabaran dan ketabahanmu menghadapi pemberontakkanku...
Terimakasih Ibu, untuk segala-galanya...
I love you mom...and I miss you a lot.
If only you're still alive I would say that out loud to you!
But, from now on I can only whisper that into my pray...
Karya: Feiby Tambahani Onsoe
*****
Curahan hatiku yang dibaca dengan sangat apik dan penuh penghayatan oleh kakak membuat (beberapa) ibu sibuk menyeka airmata mereka (termasuk diriku...hiks) :).
Dan aku senang.
Bukan karena mendapat banyak pujian setelahnya, tapi karena merasa plong!
Lega, aku telah berhasil mengeluarkan perasaan sedihku. Mengungkapnya, membiarkan orang lain tahu bagaimana rasanya ditinggal pergi oleh seseorang yang kita sayangi.
Dan, semoga yang mendengar serta membaca tulisan ini bisa lebih menghargai keluarga kita dan orang-orang lain yang kita katakan kita peduli.
Happy Mother's Day
God bless.....
gambar diambil dari www.fotosearch.com
:: see more gadget at the bottom of the page ::
Saturday, December 27, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
hikss.. hikss... duh pe sedih da baca eh.. palagi akhir2 ini lagi mikirin mami trus.. kangen..
memang. apalg belakangan ini sedihnya kayak wkt baru kehilangan. ada apa ya?
Post a Comment