:: see more gadget at the bottom of the page ::

Wednesday, January 28, 2009

Sebagian dari yang 'kepikiran' itu (Part I)

Pernah ada yang bilang, kita baru akan benar2 tau bagaimana rasanya ditinggal pergi oleh orang yang kita sayangi ketika kita sendiri mengalami kehilangan itu.

And I find it very true. Perasaan sedih, rindu, kecewa, menyesal, marah, kehilangan mami papi, semuanya masih terasa campur aduk hingga saat ini. Berbagai macam pikiran dan pertanyaan juga masih terus berseliweran dikepalaku yang sebenarnya sudah aku 'set' untuk gak dipake berpikir yang berat2 :).

Beberapa kesadaran timbul bahwa apapun usaha yang kita lakukan untuk tubuh jasmani kita seperti yang banyak dijadikan topik dalam seminar2 kesehatan, diiklankan di media tv dan media cetak, demi memiliki hidup sehat atau awet muda, semua itu pada dasarnya hanya memperpanjang umur kita saja. Tidak ada yang salah dengan itu, tapi sekali lagi itu hanya untuk memperpanjang umur kita. Pada akhirnya, toh, kita semua akan meninggalkan dunia ini. Dan bila saat itu tiba apakah kita sudah membawa bekal rohani yang cukup untuk menghadap Yang Maha Kuasa?

Seorang Ibu Pendeta (janda) dari gereja yang tidak sealiran denganku pernah tanya apa aku bisa memberi sumbangan Natal untuk gerejanya. Sebulan kemudian ketika aku sudah transfer, dia telpon. Aku bilang, "Sorry Tan, aku cuman bisa kasih seadanya." Dia jawab, "Wah, Tante terima kasih banget kamu sudah mau memberi. Orang memberi bukan karena dia kaya atau miskin tapi karena hatinya 'tergerak' untuk memberi."

Mungkin benar juga, besar kecil pemberian seseorang bukan karena dia berasal dari golongan kaya atau menengah atau bawah atau memiliki hubungan kekerabatan. Tapi, karena hatinya merasa tergerak untuk memberi entah karena simpati entah karena iba, apapun itu yang pasti itu dilakukan karena adanya 'dorongan' untuk melakukannya. Baris tulisan ini tidak bermaksud menyinggung siapa2. Aku dan keluarga besar sangat berterimakasih untuk semua pemberian yang kami terima ketika mami papi meninggal baik moril maupun materiil. Besar kecil pemberian itu tidak menjadi ukuran. Hanya, aku menyadari kemungkinan kebenaran omongan tante diatas itu, karena aku ingat ketika mami papi meninggal ada amplop duka dari seorang ibu rumah tangga yang suaminya memiliki bengkel kecil, sederhana banget tapi memberi lebih besar drpd seorang pengusaha garmen. Juga ketika ada kenalan mami papi yang sudah memberi amplop tapi memberi lagi katanya, "kepengen".

Bukan berarti juga bahwa pemberian itu harus melulu menyangkut uang, ada orang yang tergerak untuk memberikan makanan kepada para tunawisma di jalanan setiap minggu, ada orang yang tergerak untuk mengajar anak2 kurang mampu tanpa memungut bayaran ataupun dibayar, ada orang yang merasa tergerak untuk membantu orang lain yang sama sekali tidak dikenalnya sama seperti kisah orang Samaria yang baik hati, dan masih banyak lagi contoh2 lain yang dilakukan tanpa banyak pertimbangan hanya oleh satu alasan hatinya merasa 'tergerak' atau terdorong oleh suatu keinginan kuat untuk memberi.

Pernah terdengar suara2 kasihan umur mami papi pendek (61th dan 66th). Walaupun aku sendiri menyesalinya tapi, aku kemudian ingat bahwa Yesus sendiripun hidupnya pendek. Hanya sampai umur 33 th. Tapi kasihNya, kebaikkanNya, mukjizat2Nya, kesaksian2Nya, dan hal2 lain dari diri Yesus masih diperbincangkan terus hingga saat ini. Intinya Yesus telah membuat hidupNya yang singkat itu penuh makna. Jadi, bukan panjang pendek umur yang menjadi ukuran hidup seseorang melainkan 'isi' dari hidup itu sendiri.

Banyak penghormatan yang aku lihat ditunjukkan kepada mami papi ketika mereka meninggal. Betapa mereka selama hidup mereka telah menabur banyak kebaikan sehingga menuai banyak kebaikan juga. Itulah isi kehidupan mereka dan perjalanan mengisi hidup itu telah mereka selesaikan sampai disana.



Walaupun tempat mereka gak lagi di dunia ini, tapi di salah satu ruang hatiku aku tau mereka ada...

Oh Bunda/Ayah,
Ada dan tiada
Dirimu kan selalu ada
Di dalam hatiku
“Bunda” - Melly Goeslaw




1st image taken from family album.
2nd image taken from www.fotosearch.com

Tuesday, January 27, 2009

Everyday is a blessing

Have been busy lately. Jadi jarang nengok buah hati yang satu ini, my blog :p.

Lagi agak sibuk dan lagi 'ada' yang dipikirin yang pengennya sih ditulis disini tapi bingung mo mulai darimana, :p.

Seminggu terakhir ini akhirnya NPWP kelar. Hasil test IQ Ryan udah keluar. Nilainya 133 pada skala Wechsler, yang masuk kategori Sangat Cerdas. Test Akademisnya juga bagus rata2 100, mendengar doang yang 85 mungkin dia gak konsen karena tangannya udah pegel kerjain soal2 :p dan berpikir ngapain juga anak sekecil aku udah dites seperti ini hanya untuk masuk SD doang :p.

Banyak lagi hal baik lainnya yang terjadi seminggu belakangan ini. Puas, menyenangkan dan menambah kekayaan batin.

Awal yang manis di pembuka tahun yang baru bukan ?....:)

Friday, January 16, 2009

Ryan & Tes IQ

Obrolan aku dan Ryan, kemarin, ketika dia selesai test IQ. Penasaran banget,...pengen tau :p.

Aku : "Ryan inget gak didalam tadi ditanya apa aja?"
Ryan : "Mmm...apa ya, mmm...ibunya nanya gini: mangga-jambu-jeruk. Ryan jawab asam. Kata dia bukan. Ryan bilang buah. Iya betul katanya."
Aku : "Hahaha, trus...apa lagi?"
Ryan : "Apa ya...lupa. Mmm...itu, dia tanya: kucing-tikus. Ryan jawab: mengejar. Bukan. Memakan. Bukan. Binatang. Nah, gitu donk..." (hehehe...maklum salah satu film favoritnya Tom & Jerry).
Aku : "Trus...?"
Ryan : "Ryan ditanya, katanya Ryan dikasih uang sama mami buat beli roti di pasar, tapi, rotinya habis. Ryan ngapain? Ryan bilang Ryan cari ke toko lain."

Waaah...anakku pinter juga jawabnya ya...:D.

Ryan : "Tapi, ada yang Ryan gak bisa jawab juga mi."
Aku : ".....ga papa deh, yang penting Ryan udah berusaha," jawabku menguatkan dia, walaupun (awalnya) yang terlintas dalam pikiranku saat itu adalah khawatir :p.

Senin besok 19/1, hasilnya diambil. Semoga it can make us smile ear to ear :).

........

Ah, tapi...apapun hasilnya Ryan tetap anak mami papi tersayang (Rainer juga donk, pastinya :)).

Mendadak Kreatif

Salah satu hal yang aku pelajari after being a mom is to be creative.

Yang aku maksud disini bukan kreatif menjahit, memasak atau membuat kue, tapi kreatif berpikir cepat mencari kata2 atau mengalihkan perhatian anak supaya bisa dibujuk untuk: brenti nangis, menghabiskan makanannya (basi kalo cuman bilang: "ayo donk chayank...abisin mamamnya". Udah gak mempan. Skarang kita ibu2 dituntut kreatif bikin tampilan makanannya semenarik mungkin not just something to eat but a lifestyle (ngutip dari AFC channel :p)), mau mandi, stop main, ganti baju, berani unjuk kebolehan, tidur siang, tidur cepat di malam hari, bikin pe-er, dll.

Macam2 lah, termasuk juga kreatif ngajarin anak mengenal bentuk, warna, huruf, angka (ada beberapa teman yang gak bisa kreatif ngajarin anak. Alasannya si anak gak mau denger omongan mereka, jadi solusinya anak mereka dibawa ke tempat kursus. Ya gpp juga, tapi kalo mulai umur 2th udah dikasih les kan kasian anaknya juga).

Anyway, waktu antar Ryan test IQ kemaren, gak tau gimana dia tiba2 mogok gak mau masuk ruang test. Padahal dari rumah gak apa2. Sampe sekolah juga masih santai dulu, nonton murid2 SD disitu main sepakbola karena testnya blom dimulai.




Senewen banget. Bingung. Gak enak sama tim pengujinya karena mereka jauh2 datang dari kantor pusat, di tanjung duren.

Udah bujuk2, dibantu oleh staff sekolah dan salah satu ibu dari tim penguji tetap juga dia gak mau. Mau sih, dengan syarat aku ikutan masuk ke dalam ruangan which is yang peraturannya tidak boleh. Jadi pusing...

"Abis ini kita ke timezone yuuk," rayu aku. Ryan tetap geleng2 kepala. Duuuh...bingung banget. Waktu berjalan terus dan aku gak punya ide gimana cara bujuk dia dalam waktu sesingkat mungkin. Sampai akhirnya aku inget dia tuh gak suka sama mata pelajaran Korea di TK dia skarang. Aku bilang, "kalo Ryan gak mau ikut test nanti Ryan balik lagi lho terusin SD-nya di skolah yang skarang. Ryan jadi belajar bahasa Korea lagi deh. Katanya gak suka." Dia kelihatan mikir2 gitu. Akhirnya... berhasil! Mau juga deh dia masuk dan duduk didepan ibu penguji. Lega.....:).

Untunglah setelah selesai dia keluar ruangan dengan riang, gak kelihatan stress :). Padahal testnya cukup lama juga satu jam lebih dan diawali dengan 'pertarungan' batin dulu :p.

Salah satu kreatifitas yang lain adalah bercerita. Ryan suka sekali diceritain. Mau tidur siang minta cerita, tidur malam juga. Mending kalo cerita dari buku, kadang2 dia kasih tema yang kita harus create sendiri. "Mi cerita tentang Ryan ke Bali. Semua teman2 ikut: ada Mickey, Pooh, Handy Manny, Ben 10, Aang, Tom, Jerry, Dora, Diego,...(dan tokoh2 lain dari channel anak2 favorit dia)." Ceritanya sih pendek, nyebutin semua tokoh2 itu lho yang bikin lama saking banyaknya :).

Aku juga suka seenaknya mengubah syair lagu (maaf kepada penciptanya :)).
"Satu satu mami sayang Rainer
Dua dua papi sayang Rainer
Tiga tiga kakak sayang Rainer
Satu dua tiga semua sayang Rainer"
(Gubahan dari lagu satu satu aku sayang Ibu).

Intinya, lagi-lagi semua itu butuh kreatifitas. Kelihatan sepele tapi, coba aja gampang2 susah lho...:). Kalo yang punya anak balita pasti deh tau kerepotannya gimana :p.

Wednesday, January 14, 2009

Ryan and Badminton

Sejak umur 3 th Ryan suka skali main badminton. Walo frekuensinya gak sering -- karena raket rusak, keabisan cock, gak ada partner (anak tetangga / mami papinya lg gak bisa temenin main :)), berubah mood, dll -- tapi, overall dia udah bisa megang raket dan mukul cocknya.

Dibanding main sepeda dia lebih suka badminton. Mungkin karena pengalaman pertama naik sepeda jatuh dan pernah ketabrak pula, jadi dia males2 gitu kalo disuruh naik sepeda :(.

Ini foto waktu kita nonton final Indonesia Open, Juni 2008 lalu di Istora Gelora Bung Karno.


Penontonnya yang sedikit atau lapangan indoor-nya yang kegedean?


Yang ngambil foto amatiran (maksudnya: bener2 amatir. bukannya bilang amatir tapi hasil fotonya bagus2 :p). Keliatan gak yang difoto siapa? Mereka ganda putri Indonesia nomor satu saat ini: Vita Marissa dan Lilyana Natsir. Maaf, blur banget. Sekali lagi yang motret amatiran :p.

Dan ini video dia 'tanding' sama papinya.



Not bad kan? :D.

Monday, January 12, 2009

Eh Hujan Gerimis Aje...

Hmmm...hujan udah mulai sering turun. Gak seharian sih, tapi tiap hari ada aja gerimis, hujan kecil, hujan numpang lewat...yang cuman turun berbarengan dengan hembusan angin setelah itu brenti dan.....kemudian hujan lagi. Ada juga hujan deras. Tapi, gak lama juga cuman sebentar.

Dua tahun terakhir, berturut-turut setiap awal February (kata temen kantor suami tiap tgl 1 Feb. Karena rumah dia kebanjiran jadi dia ingat banget, hahaha. Ups! Maaf...:p), Jakarta dan sekitarnya banjir besar. Yang rumahnya harus lewat tol Kebon Jeruk terjebak. Hampir gak bisa pulang. Termasuk suamiku yang tahun lalu baru sampe di rumah jam 2 pagi (masih termasuk beruntung kali :)).

Semoga tahun ini gak berulang...

Let's hope and pray, shall we? Oh, tentunya harus ada action juga kali ya: membuang sampah pada tempatnya misalnya. Small action memang, tapi at least kita sudah membantu melakukan sesuatu :).

Ada kutipan dari sebuah buku yang ditulis oleh seorang uskup anglikan yang aku dapat dari sini:

ketika aku masih kecil dan bebas,
dan imajinasiku tidak ada batasnya, aku
mengimpikan untuk merubah dunia;

ketika aku semakin besar dan semakin bijaksana,
aku sadar bahwa
dunia tak mungkin diubah.

dan aku putuskan untuk mengurangi impianku sedikit dan hanya mengubah negaraku.
tapi itu pun tampaknya tidak mungkin.

ketika aku memasuki usia senja,
dalam suatu upaya terakhir, aku berusaha mengubah keluargaku sendiri,
mereka yang paling dekat denganku, tetapi sayang,
mereka tidak menggubrisku.

dan sekarang menjelang ajal,
aku sadar ( mungkin untuk pertama kalinya ) bahwa
kalau saja aku mengubah diriku dulu,
lalu dengan teladan mungkin aku bisa mempengaruhi keluargaku,
dan dengan dorongan serta dukungan mereka
mungkin aku bisa membuat negaraku menjadi lebih baik, dan siapa tahu,
mungkin aku bisa mengubah dunia.


So, ga masalah kalo kita baru bisa bantu pemerintah dengan membuang sampah pada tempatnya :p. Itu juga udah ngebantu banget kog. Aku percaya impactnya besar, karena dari kesadaran akan hal2 yang kecil akan timbul kesadaran untuk hal2 yang besar. Let's give it a try :p.

Added on 14th Jan: Gak boleh diomongin kali, jadinya udah 2 hari ini hujan mengguyur terus sepanjang hari. Langit tetap terjaga mendung. Banjir sudah bertamu ke Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara -as always-. Semoga banjir gak menyambangi seJakarta....:).

Friday, January 09, 2009

What A Day!

Aaaarrrggghhh.....!

Rasanya pengen teriak tapi, gak mungkin juga kan teriak2 di kantor orang gitu? Hiks.

Hari ini walopun diawali dengan ngantuk yang amat sangat, karena tiap hari harus bangun jam 5 (urusin tetek bengek suami yang mo berangkat kerja) trus, malemnya gak pernah pules juga. Setiap 2 jam kebangun oleh tangisan Rainer yang minta, "ninum...ninum..." (maksudnya: minum ^^. Air putih pula bukannya susu). Tapi, aku tetap berusaha semangat karena hari ini aku mau ke Kantor Pajak: ambil NPWP, trus ke kantor Kecamatan: update Kartu Keluarga, trus ke Supermall beli Sebamed moisturizer.

Nah, singkat cerita tibalah aku di kantor pajak jam 9.15. Aku langsung ke loket 5 (loket pengambilan NPWP), menyerahkan form Bukti Penerimaan Surat ke bapak2 (yang katanya Bpk Alvian), trus duduk setelah secara sekilas aku liat dia naro form itu ke meja sebelahnya, tempat beberapa anak SMA yang lagi magang bertugas mencari kartu NPWP.

Ada beberapa koran yang disediakan di dekat situ, tapi aku sengaja gak mau baca karena takut gak denger pas nama suamiku dipanggil ntar. Jadi, ya udah, dengan tekun (caelah...) aku merhatiin siswa2 itu yang sedang mencari kartu NPWP sesuai Bukti Penerimaan Form yang di pegang mereka.

Sejam kemudian...

"Lho, nih orang kan yang tadi dateng setelah aku?" pikirku sambil bingung2 gak jelas gitu ketika melihat beberapa orang yang kartunya udah ketemu, dipanggil. Masih berpikir, "oooh...gapapalah, kelewat sama satu dua orang mah." Aku beringsut pindah ke bangku paling depan dan menunggu lagi.

Satu stengah jam kemudian...

Kayaknya ada yang gak beres nih, mendingan aku nanya aja deh ke anak2 SMA itu. Aku maju ke depan setelah ninggalin map hijau punyaku di kursi dengan maksud spy orang lain ngeh: ini kursi masih ada yang dudukkin.

"Mas, mau tanya donk. Kog, nama saya blom dipanggil2 juga ya, pdhal saya liat orang2 yang datang setelah saya udh dipanggilin tuh."
"Nama Ibu siapa?"
"Saya ambil NPWP suami sih, namanya Stanley."
"Oh, kalo S di meja sebelah bu," katanya sambil menunjuk loket 3.

Okay. Aku duduk lagi. Berharap nama suamiku akan segera dipanggil dari meja sebelah. Pas mo duduk, lho...kog, ada yang duduk di kursi yang udah aku tanda'in...(bingung mode on). "Maaf mbak, ini kursi saya," sambil nunjuk map hijau yang dia dudukkin (OMG!). Sabar...sabaaar.....

Menunggu lagi. Kali ini arah mataku kualihkan ke bapak2 yang ada di loket 3, yang katanya megang kartu2 Nomor Pajak dari WP berawalan S. Omaigosh...ini bapak sedang apa? Form yang dipegang dia cuman beberapa lembar, tapi nyarinya lambat banget, lebih lambat dari siput. Ugh! Gemes banget deh. Masa, itu kartu2 yang dibuat beberapa tumpuk dengan ikatan karet, satu persatu karetnya dilepas trus kartunya dia letakkan dimeja, disebar seperti sedang mencari potongan puzzle, trus dirapi'in lagi, dikarettin lagi, yang semuanya seperti dilakukan dengan gerakkan slow motion.

Oh Tuhaaan...Gak tahan lagi. Kayaknya, aku harus ke meja dia nih, make sure form punya suamiku ada disitu atau nggak. Apalagi aku liat, lagi-lagi, orang2 yang baru datang yang dipanggil namanya bukannya aku. Aku jadi punya perasaan gak enak gitu. Feels like something wrong.

"Maaf pak, boleh lihat formnya ga?"
"Mau cari punya siapa?"
"Stanley..."
"(melihat form yang cuman 5 lembar ditangan dia)...gak ada"

Tuuuh kaaan...bener feeling aku. Aku bergeser lagi ke loket 4 tempat anak2 SMA tadi.

"Mas, kog form punya suami saya gak ada disitu," aduku sambil menunjuk meja sebelah. Dia juga keliatan bingung.

"Namanya siapa bu?", tanyanya lagi.
"Stanley."

Waktu dia sedang nyari2 gitu, dateng seorang bapak2 yang namanya Bpk. Jamal, dengan ramah meminta aku sabar menunggu karena katanya kartunya banyak banget, dan mereka juga sedang berusaha menemukan kartu2 itu. Aku bilang, "saya juga dari tadi udah nunggu pak, tapi masalahnya kog nama saya gak dipanggil2 sementara orang2 lain yang datang setelah saya udah dipanggil. Mustinya kartu suami saya udah ada donk, karena kita udah daftar online, udah dapet nomernya. Waktu tgl 30 saya kesini disuruh balik sekarang, artinya kita udah menunggu selama 10 hr Pak, masa belum selesai juga. Katanya satu hari juga selesai. Orang kantor suami saya di Bekasi udah selesai dalam satu hari cuman nunggu satu jam," kataku panjang lebar skalian complain. Masih dengan semangat complain aku bilang lagi, "kalo memang belum siap, mustinya jangan 'ngancam2' akhir tahun kemaren harus udah punya NPWP."

"Oh, itu kan Sunset Policy, Bu," jawab dia dengan sabar.
"Iya, tapi buat kita orang awam yang gak ngerti, kita pikir itu deadline pembuatan NPWP, makanya di internet kan rame Pak, orang2 pada cari info," kataku. Dia senyum2, "oke deh, ntar kita sedang cari di dalam. Mungkin ada didalam," kata Bpk. Jamal.

Si anak SMA itu kemudian kembali lagi, berkata ke Bpk. Jamal, "di belakang gak ada Pak." Waduh! Setelah memberitahukan sekali lagi nama suamiku, mereka kemudian berjongkok (lho?) dan mencari di.....tempat sampah! Alamak! Segitu cerobohnya kah mereka sampe form suamiku bisa masuk kesana?

Ternyata.....benar. Mereka ceroboh. Form suamiku ada disana. Hiks. Kantor Pajak kog gini ya? Enak aja mereka minta2 rakyat bayar pajak tapi, pelayanannya....

Akhirnya aku duduk lagi dan menunggu.

Dua jam kemudian.

"Bu..." panggil Bpk. Jamal.
"Ya Pak," jawabku sambil beranjak ke depan dan berharap TIDAK ADA LAGI masalah.
"Ada fotocopy KTP Bapak gak?"
"Lho, kan udah dilampirkan di form kemaren itu Pak."
"Begini Bu, form Bapak gak ada. Mungkin keselip atau apa, karena form pengajuan NPWP banyak sekali Bu, jadi kalo Ibu bawa fotocopy suami Ibu nanti kita proses lagi."
"......"

Setelah beberapa perbincangan, akhirnya aku menyerah. Pulang dengan tangan kosong dan hati dongkol sambil tak henti2nya berpikir, "kog gini ya?". Gak pengen bilang sial, tapi kog...kayaknya sial banget. Udah form untuk pengambilan NPWP-nya kebuang ke tempat sampah, eh...form pengajuannya gak ada pula.

Dilema: pulang rumah ambil fotocopy KTP suami trus balik lagi urus NPWP, atau ke kantor kecamatan urus KK.

Ah, udah siang, sebentar lagi mereka pasti sholat jumat. So, aku putuskan untuk ke kantor kecamatan aja deh.

Sampai kantor kecamatan, aku langsung ke loket bertuliskan: pengurusan KTP dan KK. Dari depan loket yang dibatasi dengan kaca itu aku bisa melihat ada lima orang di dalam ruangan: dua orang bapak2 yang sedang duduk santai, yang salah satunya kudengar nyeletuk, "itu ada orang" tapi semuanya ignored; Satu Ibu2 sedang sibuk mengetik; Satu Ibu lagi sedang asik ngobrol di henfon; dan Ibu yang satu lagi sedang berhenfonria (mungkin sms). Akhirnya, ibu yang sedang main henfon itu nengok juga dan meladeni. Tapi, bukan karena aku panggil melainkan karena ada lagi orang2 lain yang mulai antri di belakangku.

Ketika aku menyerahkan form pembuatan KK. Dia bilang blanko KK masih kosong, baru ada nanti tgl 20 Jan.

Ya sudahlah. Tanpa banyak tanya aku langsung keluar lagi. Memang seperti inilah kalo ngurus apa2 sendiri. Lebih baik bayar orang. Lebih mahal memang tapi gak makan hati.

Eh,...ada lagi kejadian di Matahari Dept Store, Supermall Karawaci.

Hehe...cerita hari ini jadi panjang bener deh.

Ceritanya dalam rangka ulang tahun yang ke-17 (lupa deh ultahnya siapa, Lippo Village atau Matahari ya?), setiap belanja per kelipatan 50rb, berhak dapat 1 cap di counter Cust Svc Matahari dept store Supermall Karawaci. Program ini khusus untuk penghuni Lippo Village aja. Merasa penghuni, selesai belanja aku ke counter CS minta cap sambil nunjukkin struk belanja. Sebagai bukti aku penghuni si neng customer svc minta KTP aku.

CS: "Maaf Bu, data KTP Ibu gak sesuai. Disini ditulis kelurahan Cibodas bukan Lippo."
Aku: "Wah, mana saya tau mbak, kalo kelurahannya dimana. Itu mah urusan pemerintah. Yang saya tau saya tinggal Lippo Village."

Akhirnya dia manggil supervisornya.

Spv: "Boleh liat KTP-nya Bu? Ini tuh didaerah mana ya? Soalnya diKTP Ibu kelurahan Cibodas ya?"
Aku: "Saya tinggal di Lippo Utara mbak. Yang depan ruko Pinangsia tuh. Tau ruko Gajah Mada gak? Kantor Matahari kan disitu. Atau, tau ruko d'Espana?"
Spv: "Oooh...(sambil mengingat2 gitu), yang belakang gokart itu ya?"
Aku: "Iya bener disitu."
Spv: "Soalnya disini kelurahan Cibodas ya?" (masih keukeuh dg topik kelurahan).
Aku: "Wah...saya mana tau mbak, lokasi rumah saya masuk kelurahan mana. Itu mah urusan pemerintah. Pokoknya saya cuman minta bikin KTP, udah. Yang pasti saya tinggal di Lippo Village. Kalo memang saya gak dianggap penghuni, lha trus slama ini tempat tinggal saya namanya apa donk? Jadi bingung..."

Akhirnya, si supervisor approve kasih cap.

Boleh jujur? Gak tau kenapa, pada saat ngalamin kejadian2 menyebalkan diatas aku gak terlalu kesal. Kesal. Tapi, gak terlalu. Padahal aku termasuk orang yang temperamental kalo mengalami ketidakadilan seperti ini. Mungkin hari ini aku lagi baik. Boleh percaya boleh tidak. Hehe....:p.

Udah ah. Udah jam 19.21. Tulisannya udah panjang bener kayak skripsi ^^.

Have a nice week end ^o^!

God bless...

Thursday, January 08, 2009

Rindu dipijat

Beberapa hari ini badan pegel banget. Sepertinya masuk angin atau kecape'an karena pergi2 terus :p. Tapi untung rasanya agak mendingan, gak seperti dulu. Biasanya kalo badan gak enak gini, kepala pasti ikut2an pusing cekot...cekot...sakiiit banget. Udah gitu, pundak sebelah kiri terasa keras, membengkak (perasaan ku aja kali ya :D) dan sakit seperti sedang manggul sesuatu yang berat. Apalagi kalo udah mo deket my period comes, wuadaw...sakitnya minta ampun! :D

Untunglah mbak yang kerja dirumahku, yang suka sok tau itu (maaf mbak', tapi emang mbak kan gitu yah? Hehehe...:p. Anyway, thanks for advise yang satu ini) sering anjurin aku minum jamu. Aku tau jamu tuh obat tradisional berkhasiat tapi, tetep aja jarang banget minum. Ribet. Supaya ga pahit musti dikasih madu, jeruk nipis, atau gula, wah...buat aku jadi ngerepotin banget. Apalagi, di reportase investigasi pernah ada tayangan jamu2 palsu oleh orang2 yang tidak bertanggung jawab. Yang mengaku 'terpaksa' membuat jamu seperti itu karena keterbatasan modal. Waduh! Mereka nih berbuat curang gitu karena terlalu pinter atau terlalu bodoh sih? Kan, ironis kalo kita minum jamu yang mereka buat/jual berharap untuk sehat tapi, malah jadi sakit, harus dirawat di ICU dan bukan gak mungkin....tebak aja sendiri, masih males ngomong beginian :(. Trus, dengan cara curang begitu, apakah skarang mereka udah bisa punya rumah gedong? Hidup bermewah2? (Koruptor sih iya :p). Sebenarnya sih, kalo udah 'merasa' miskin harta gak harus miskin moral juga, kan? Dan sebenarnya juga mereka bukan orang bodoh, buktinya bisa kreatif meracik bahan2 makanan/jamu. So, kenapa kreativitasnya gak digunakan untuk hal2 yang baik, apalagi tahun 2009 ini pemerintah mencanangkan program Indonesia Kreatif. (Hmmm...mungkin bantuan kita buat orang2 gak mampu bukan lagi hanya makanan, sembako, baju dan pengobatan gratis aja ya, tapi, juga membuat seminar2 pemberdayaan manusia supaya walopun secara materi kurang tapi hati mereka 'kaya', open minded dan wawasan mereka semakin luas. Duuuh, ngomong opo to' aku ini, sok banget deh :). Tapi...aku akan coba masukkin ide ini di program departemen aku. Kebetulan tahun ini di gereja aku, aku ditunjuk jadi ketua Departemen Wanita & Dorkas. Yang salah satu kegiatannya ya itu nyumbang2 gitu :p).

Anyway...:), balik lagi ke topik di awal. Karena bingung mo minum jamu apa. Akhirnya aku iseng minum Kiranti. Praktis, tinggal buka tutup botolnya trus diminum deh. Merasa cocok, aku beli lagi lebih banyak: 30 botol, stock untuk sebulan di Hypermart. Minumnya ganti2an, yang sehat wanita sama yang datang bulan. Mungkin karena minum itu jadi badan aku terasa lebih segar dan lebih sehat. Gak suka pusing lagi. Walopun ternyata bisa pegel2 juga,...tetep :p.

Entah udah keenakkan biasa dipijat (dulu mami sering panggil tukang pijat ke rumah. Papi, kakak, aku dan adik2ku antri minta dipijat juga. Yang gak enak yang giliran terakhir. Mungkin si ibu tukang pijatnya udah cape atau bosen, jadinya pijetannya kurang kena, hahahaha), jadinya baru pegel2 dikit aku udah berpikir untuk manggil tukang pijat. Aku trus ambil telfon cari nomernya Ibu Sari - tukang pijat langganan - dial, and then waiting for the answer. Tuuuuut...tuuuuuut....lho? Kog? Tuutnya panjang? Coba lagi, masih begitu juga. Terpaksa deh hari itu tidur dengan badan masih pegel dan menahan kerinduan untuk disentuh Ibu Sari (halah! apalagi ini...:p).

Besoknya, aku coba menghubungi Ibu Sari lagi. Masih gak bisa. Akhirnya, pikir2, ke salon di deket rumah aja deh. Mungkin creambath dan refleksi bisa menolong.

Eh, salon langganan aku penuh. Sebenarnya bukan penuh sih, tapi tenaga kerjanya kurang. Cuman 4. Satu gak masuk, satu sedang handle customer, satunya lagi cuman bisa gunting sama cuci blow doang, dan yang terakhir khusus refleksi. Refleksi disitu enak, tapi karena pengen skalian creambath akhirnya, aku ke salon lain di dekat situ juga. Yaah...(mengeluh lagi :p), creambathnya kurang gud. Refleksinya juga ga enak. Sakit. Pas selese, perasaan juga masih letih lesu gitu. Akhirnya, bayar bon tanpa ninggalin tip (aduuuh, maaf ya mbak, mas...gak enak sih. Sekali2 boleh donk ya cuek gak kasih tip :p).

Itu kejadian hari Senin. Hari ini, Kamis, aku coba hubungi Ibu Sari lagi (keukeuh yaa pengen dipijat dia :). Mahal sih, tapi enak. Gak bikin sakit. Kan ada tuh, tukang pijat yang selesai pijat, badan/kaki kita malah jadi sakit). Wah, puji Tuhan! Telfonnya masuk. Ada nada panggil seperti biasa.

Aku : "Hallo...Ibu Sari ya...".
Ibu Sari : "Iya."
Aku : "Waah...susah bener sih dihubungin. Lagi pulang kampung ya?"
Ibu Sari : "Aduh, maaf bu. Memang kemaren dulu saya pulang kampung. Sekarang, saya udah di rumah baru pulang mijet."
Aku : "Bisa ke rumah gak?"
Ibu Sari : "Bisa bu. Ntar aja abis makan siang ya..."

Aku liat jam udah jam stengah 12. Ya udah deh, aku juga jadi punya kesempatan untuk makan dan nyuapin Ryan.

Jam stengah 1 Ibu Sari dateng.

Aih,...nikmatnya dipijet pas badan lagi pegel gini. Agak sakit di kaki kiri, tapi pas aku ingat2 emang itu kaki udah berasa sakit sehari setelah ke Dufan kemaren. Kata Ibu Sari, "ini ototnya melintir. Makanya keras nih di bagian sini." Ooh, iya deh. Atur ajalah, yang penting setelahnya otot2 pada lurus dan lentur dan gak rasa pegel lagi :p.

So, here I am bisa nulis postingan. Tapi, sekarang mo udahan dulu. Mo temenin Ryan bikin pe-er liburan yang 2 buku itu. Bayangin! Masih TK tapi pe-ernya bejibun gitu. Tapi, gapapalah. Jadinya bisa skalian latihan buat tes akademis dan tes IQ sebagai persyaratan masuk SD. Testnya tgl 15 besok lho...

Semoga semua berjalan lancar dan sukses.

God bless...

Tuesday, January 06, 2009

Kecape'an banyak pembeli?

Tadi baca2 www.ngupingjakarta.blogspot.com (hihihi...asli, lucu banget!) jadi inget juga pengalaman suamiku waktu ke Bandung and mampir bli oleh2 di Kartika Sari, Dago.

Suami: "Mba', mau ini donk Banana Roll 2".
Pegawai KS: "Oh, ini pisang roll."
Suami: "...??"

Hahahaha....Sama aja kali mbak....:D

Monday, January 05, 2009

Resolusi

Biasanya, awal tahun gini salah satu topik yang rame dibicara'in orang2 adl: Resolusi.

Resolusi 2009: kecilin perut. "Kalo elo perut segitu dibilang gede, gimana gue?" jerit Friska tetangga sebelah. Hahaha :D! (Btw, masih blom sempet ngunyah buah dan diet nasi. Soalnya, masih ada sisa ayam buluh, dan ikan Marlin rica2. Sayang...kalo ga diabisin, soalnya enak banget, hahahaha!).

Yang pasti selain rencana dan keinginan yang buaaanyak itu (boleh donk :p), aku juga pengen melakukan apa2 tuh dengan baik, dengan tulus, komit dan harus selesai sampe akhir!. Kebiasaan tahun2 sebelumnya semangat melakukan sesuatu cuman di semester pertama (jan-jun) doang, lewat itu udah musti di inget2in, bahkan sering kebablasan aja ga selesai sampe akhir tahun :p. Mungkin karena aku TIDAK:

- Mempertahankan Fokus,
Beda'in lho ya, fokus BUKAN pada apa yang kita ga punya tapi fokus pada rencananya.

- Mempertahankan Komitmen,
Seperti janji yang adalah hutang, komitmen juga sifatnya mengikat. Sekali berkomitmen kita harus berusaha keras untuk menepatinya.

- Mempertahankan Disiplin,
Menurut aku ngatur keuangan keluarga adalah salah satu hal yang butuh kedisiplinan. Biasa kan perempuan kalo udah di mall, liat sepatu keren diskon pula, (halah,hehehe...) jadinya pos pengeluaran lain2 alias pengeluaran tak terduga jadi pos yang membutuhkan budget terbanyak. "Komit yaa blanja yang perlu aja supaya tabungannya tambah banyak bukannya menyusut terus tiap kali cek saldo, hiks. Hahaha!"

- Mempertahankan Ketekunan,
Boro-boro bikin cerber atau novel, bikin cerpen aja ga pernah selesai! Tiap kali sedang menulis satu cerita trus kepikiran ide yang lain, cerita yang pertama ditinggal buat bikin cerita kedua. Begitu aja terus, sampe cerita ketiga, keempat. Akhirnya punya banyak cerita tapi ga satupun yang ketahuan endingnya gimana alias ga pernah selesai, hahaha! -- Eh, mungkin ini lebih tepat utk contoh ga fokus ya...hehehe :). Oke, jadi gini, contoh ga tekun tuh, misalnya saat aku lg ngerjain satu cerita, taunya rasa males and rasa bosan mampir. Kebetulan ide cerita lanjutannya lagi mentok, ya udah ditinggal dulu. Yang rencana awalnya cuman ditinggal bentar jadi keterusan deh, ditinggal selamanya, hahahaha...:D

Karena kebiasaan jelek diatas, jadinya aku sering tertatih2 memfollow-up resolusi aku. Pas buka diary liat resolusi tahun kemaren, ternyata ga ada satupun yang tercapai...lagi :( (Walo...ternyata...banyak juga surprisesnya ^^).

Walo begitu tetap bersyukur aja sambil berusaha untuk lebih baik lagi di tahun yang akan datang. Nice quote i got fm an email (emang agak ga nyambung dg topik skarang, tp bagus juga buat ngingetin kita untuk bersyukur: "When we are busy focusing on what we don't have, we don't pay attention to what we do have".

Moga2 tahun ini kita bisa deh mewujudkan mimpi menjadi kenyataan ^-^. Caiyo!

Sunday, January 04, 2009

Ngapa'in Aja?

What's happening this week:

- 1st Jan: Billy and fam came to visit. Cuman mereka yang kalo ke Jakarta pasti mampir ke rumahku di Tangerang..:). Tx guys! That's really highly appreciated.

- 2nd Jan: To Dufan. Tiket masuk Rp 120rb/org mulai dari usia 2th ke atas. Tp, sama seperti kunjungan2 sebelumnya, aku 'ngalah' ga ngerasain serunya naik wahana favorit aku such as Kora2 dan Niagara - t'akhir th '97 -,.....Halilintar - t'akhir th 2002 -, dan yang terbaru yang blom pernah dijajal: Tornado :). Males antrinya, kasian anak2 harus nunggu kelamaan. Kalo Arung Jeram, anak2 masih berani, tapi berhubung yang antri panjangnya bukan kepalang, jadinya batal deh. Mungkin aku harus pergi sendiri...nanti...lain kali, sama temen2. Ga pake bawa anak2, hehehe :p.

- 3rd Jan: Have lunch @ Beautika, Abd. Muis. Enak, tp eneg liat pelayannya. Hampir semua kayak ga niat kerja gitu. Yang ramah yang jaga di pintu doang, kali emang itu tugas dia buat welcome and say thanks sama tamu yang makan disitu :).

Today:
Melayat ke rumah duka Husada -- Ke mami mertua, skalian nunggu kaka datang -- Ke psr baru -- Ke Grisvian Hewis anter adik ipar yang mo pesen jas buat merit. Skalian aku minta Gris bikinin satu stel jas buat Ryan yang modelnya disama'in dengan yang buat suami. Berhubung kenal dikasih disc 50% buat anak2. Lumayan jadi cuman 750rb :).

Pulangnya, mampir bli buah @ Total Buah Segar di Rest Area Serpong. Sengaja bli banyakan karena mulai besok pengen coba tips kecilin perut dari Grisvian, hehe..:p.

Tipsnya simple (walopun prakteknya mungkin ga se-simple itu :p): cuman makan buah (any kind, kecuali Durian dan mangga) setiap Senin and Selasa minggu pertama dan ketiga. Slain hari2 itu boleh makan nasi dan lauk pauk dengan porsi suka2.

Masa seeeh?

Hehehe...Aku juga sampai detik ini masih percaya gak percaya. Tapi, melihat perut Grisvian yang emang rata banget, yang katanya dijaga hanya dengan makan buah tanpa exercise perut, aku jadi pengen nyoba juga :p. Pengen bukti'in.

Doa'in kuat yaaa...:p.

Doa'in berhasil...! :D.
Christian graphics